SEPULUH penumpang Casa 212, hampir terpelanting ketika pesawat milik Merpati itu mendarat di Wirasaba.Ban pesawat yang menyentuh landasan rumput itu tiba-tiba selip dan terjerembab masuk ke bagian tanah yang gembur. "Hanya dengan pemanduan oleh petugas landasan, pesawat MNA itu dapat diselamatkan kemudian," ucap Kapten Soewarno, kepala Dinas Pembinaan TNI-AU di lapangan terbang Wirasaba. Buruknya landasan milik Angkatan Udara - 35 km sebelah timur Purwokerto, Jawa Tengah - yang dipergunakan juga untuk operasi penerbangan sipil itu tentu bukan karena kurangnya pemeliharaan. Lapangan terbang bikinan Belanda 48 tahun lalu itu, yang sejak Juni lalu disinggahi Merpati tiga kali seminggu, ternyata ketahuan rusak berat baru ketika pesawat Casa tadi hampir celaka, awal Desember lalu. "Jangankan roda pesawat, roda sepeda saja bisa amblas," kata Soegeng M.H., kepala Bagian Teknik Umum Wirasaba. Memang hampir separuh lapangan yang panjangnya 800 meter dan lebar 50 meter itu rumputnya cepat mati dan tanahnya menjadi gembur. Ini ternyata gara-gara hama uret atau Holotrichia Helleri yang mulai menyerang lapangan rumput itu sejak pertengahan Oktober lalu. "Di mana rumput mengering, di bawahnya pasti terdapat ratusan hama uret," kata Lasipan, staf bagian teknik dan perawatan. Di setiap 1 m2 terdapat sedikitnya 200 ekor uret. Uret, atau sering juga disebut Lundi, adalah hewan kecil berwarna putih dengan kepala kekuning-kuningan yang panjangnya sekitar 3 cm. Binatang yang tidak asing bagi petani di Jawa ini - hidup pada stadium uret (larva) selama tujuh bulan, sampai selesai musim hujan - sering menyerang dan merusakkan tanaman di lahan kering, seperti padi gogo, jagung, kedelai, dan ubi kayu. Uret yang sudah lewat stadium ini akan menjadi dewasa berupa kumbang kecil. Kumbang-kumbang ini setelah kawin akan meletakkan telur-telurnya ke dalam tanah. "Telur-telur yang menetas itulah yang kemudian menjadi uret (larva)," ucap Ir. Winoto, kepala Dinas Pertanian Purbalingga. Uret ini, yang dalam peristiwa Wirasaba memakan pangkal batang rumput dan selalu bergerak di dalam tanah, menyebabkan tanah gembur. Dalam keadaan basah karena musim hujan, tanah berubah menjadi lumpur. Akibatnya, tanah tidak dapat berfungsi sebagai landasan pesawat. Bagi lapangan terbang Wirasaba, serangan uret ini pertama kali terjadi pada musim hujan tahun lalu. "Tapi yang diserang hanya pinggiran landasan," kata Lasipan. Waktu itu cukup disiram air tembakau, dan uret pun hilang begitu saja. Karena itu, serangan uret ini - yang membuat Merpati memindahkan tempat singgahnya ke lapangan terbang Tunggal Wulung, Cilacap, milik Pertamina, sejak terjerembabnya Casa 212 itu sangat mengagetkan pengelola Wirasaba. KENAPA serangan uret kali ini luar biasa? Menurut Ir. Handoyo Kosasih, pengajar Ilmu Hama dan Penyakit & Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Soedirman, Purwokerto, karena adanya faktor luar yang mempengaruhi kehidupan uret. Ada dua musuh alami (predator) uret, yaitu Asilide, serangga yang tergolong lalat buas, dan Campsomeris Leefmansin atau parasit. Yang terakhir ini adalah sejenis tawon yang berdaya bunuh besar. "Artinya, seekor parasit mampu membunuh 60 ekor uret," kata Handoyo. Caranya, parasit itu akan hinggap dan bertelur di perut uret. Telur akan menetas, dan parasit kecil itu akan mengisap cairan tubuh uret, sehingga uret itu mati. Dan parasit macam inilah yang merupakan predator uret di Wirasaba. Celakanya, jumlah parasit musuh uret ini semakin kurang akibat penggunaan pestisida di sawah, sekeliling lapangan terbang yang luasnya 10 hektar. Menurut Winoto, kepala Dinas Pertanian itu, sedikitnya saat ini digunakan 20 kg pestisida yang disemprotkan setiap dua minggu sekali untuk satu hektar sawah. Akibatnya, parasit yang hidup di bawah tanah hanya 3 cm dari permukaan lebih banyak terbunuh dibanding dengan uret yang tinggal lebih dalam, 5 cm sampai 20 cm. Tetapi selain obat-obatan ini yang menyebabkan musuh alami uret banyak mampus, meledaknya populasi uret menurut Handoyo, dari Universitas Soedirman, juga karena iklim. "Musim hujan baik buat uret, tapi tidak bagi parasit itu," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini