Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Dari afrika bambaataa

Breakdance yang kini mewabah dikalangan remaja seantero dunia berasal dari south bronx, new york yang diambil dari afrika. dikukuhkan oleh afrika bambaataa. (tr)

5 Januari 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEHABIS ber-breakdance, sejumlah anak usia SMP sepakat untuh pergi ke Bronx dan makan di sana. Bronx? Di New York? Jalan kaki? Mengapa tidak. "Bronx" anak-anak itu adalah lingkungan sekitar arung tegal di arah selatan Stadion Menteng, Jakarta Pusat. Memang, tak cuma tarinya. Segala bau yang berada di sekitar breakdance itu tersadap pula oleh anak-anak yang cepat mengidentikkan diri ini. Di "Bronx" itu pula bocah-bocah ini asyik melahap "hamburger" - tahu diolesi kecap dan cabai. Breakdance memang diolah di South Bronx, daerah miskin dan semrawut di New York. Tapi bahan gerak patah-patah dan aneh itu diambil dari Afrika. Breakdance sudah mulai mengisi jalan-jalan New York awal 1970-an. I)an bila dilacak ke belakang, sampailah pada pangkalnya 196, ketika banyak penari Afrika beremigrasi ke Amerika. Mereka tinggal di Bronx itu - yang sebagian besar penduduknya Negro - dan membuka kursus tari atau berpentas. Sebaliknva, banyak pula penari profesional Amerika vang mencari pengalaman ke Afrika, lalu pulang membawa gerak-gerak benua tambur dan tombak-panah itu. Singkat kata, di akhir 1960-an itu di Amerika, New York khususnya, dunia tari di luar seni balet, memang berbau benua hitam. Gerak-gerak Afrika, kata Cathy Yelverton, yang pernah melawat ke Afrika Barat, adalah gerak-gerak pundak, gerak-gerak, menendang, gerak memutar tubuh bertopang kepala. Pokoknya, kata penari profesional itu kepada koresponden TEMPOo di Washington, gerak-gerak breakdance sangat mirip dengan pada tarian suku Fula di Afrika Barat. Maka, anak-anak muda South Bronx yang konon begitu adaptatif terhadap gerak tari yang mencerminkan agresivitas itu membawa gerak patah-patah itu ke lantai disko. Tapi yang kemudian mengukuhkan breakdance adalah Afrika Bambaataa, seorang MC dan discojockey di Bronx. Ia, seorang Muslim dan pemimpin sebuah gang, tampaknya menangkap sebuah gejala baru yang sedang mencari peluang. Ia pun mendirikan kelompok Zulu Nation, beranggotakan sekitar 10.000 anak muda Bronx dan Manhattan. Dengan disiplin tinggi mereka berlatih keras berjam-jam tiap hari, mempelajari tari-tari Afrika, mempelajari mimik pantomim dan sebagainya - pokoknya yang cocok dengan selera meledak-ledak. Dari si Bambaataa ini pula perkelahian antar-gang di Bronx diganti dengan perkelahian dalam tari. Tanpa saling menyentuh yang bertanding melakukan berbagai gerak sulit, dan lawannya harus bisa menirukan atau menyainginya dengan gerak yang lebih sulit. Napas panjang pun diuji. Yang sudah merasa kalah akan mundur sendirinya tanpa babak belur maupun darah, cuma napas ngos-ngosan dan berkeringat. Itu makanya breakdance pun mengandung gerak bela diri. Persisnya, sebuah campuran gerak bela diri, pantomim, akrobat, dan tari disko. Dan nama breakdance itu? Menjelang pertengahan 1970-an, kata break di Bronx punya arti khas: ledakan kemarahan atau luapan perasaan. Maka, ketika anak buah si Afrika Bambaat. Ia sering mendemonstrasikan tari barunya di jalan dan dalam pesta, mereka dikatakan sedang melakukan breaking. Dan nama breakdance mulai lebih melembaga setelah televisi, film, dan video menyebutnya dengan istilah itu bahkan sebuah film tentang tari ini terang-terangan berjudul Breakdance. Ketika para produser yang peka rasa dagangnya mengangkat breakdance lewat berbagai media itulah, tari ini naik pangkat - bukan lagi tari jalanan. Kemudian breakdance difestivalkan, dilombakan dan mendatangkan uang bagi para penyelenggaranya. Dari kegiatan ekspresi dan rekreasi, ia jadi sebuah komoditi bisnis. Lewat media elektronik itulah breakdance menyebar ke banyak bagian dunia. Termasuk di kalangan kita. Tak dudukduktak. Duk . . . . sampai tiba masanya sirna.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus