Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Hari ini, 18 Agustus di tahun 1949—Rudy Hartono Kurniawan sang maestro bulu tangkis tanah air lahir. Ia menjuarai Olimpiade Munich 1972, kejuaraan dunia 1980, serta 8 kali berdiri di puncak podium tunggal putra kejuaraan All England.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rudy lahir dengan nama Nio Hap Liang di Surabaya dari pasangan Zulkarnain Kurniawan. Ayahnya juga seorang pelatih dan salah satu pendiri Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Naga Surya Naga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia telah menekuni olahraga sejak dini. Dalam buku Rajawali dengan Jurus Padi yang terbit pada 1986 dan ditulis oleh Rudy sendiri, ia telah berlatih di jalan-jalan aspal.
Seperti di jalan raya aspal depan kantor Perusahaan Listrik Negara (PLN) Surabaya. Jalan ini sebelumnya dikenal dengan Jalan Gemblongan. Rudy rutin berlatih pada hari Minggu saja. Dari pagi hari hingga gelap sekitar pukul 10 malam.
Setelahnya, Rudy kerap ikut dalam kompetisi bulutangkis di sekitar Surabaya. Kala itu, biasanya penerangan hanya dari sinar lampu petromak. Rudy memang dilatih oleh tangan dingin sang ayah, di Asosiasi Bulu Tangkis Oke.
Awal karir Rudy, ia memutuskan pindah ke grup yang lebih luas, yakni Grup Rajawali yang memang telah mencetus banyak pemain kelas dunia. Walau demikian, Rudy berpindah lagi ke Pusat Pelatihan Thomas Cup sekitar akhir tahun 1965.
Peningkatan permainannya terlihat. Rudy pun turut ambil peran dalam pemenangan Indonesia di Thomas Cup 1967. Ia tergolong muda. Bahkan saat usianya 18 tahun, Rudy pertama kali memenangkan All England dengan mengalahkan tunggal putra Malaysia, Tan Aik Huang dengan skor akhir 15-12 dan 15-9.
Kemenangan Rudy tak terhenti. Ia berdiri di puncak podium All England hingga tahun 1974.
Kini sang legenda bulu tangkis Indonesia juga masih terlibat di olahraga yang membesarkan namanya. Tahun 2012 lalu, Rudy menyoroti kebijakan Pengurus Besar Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) yang menggunakan jasa pelatih asing.
“Apa prestasinya pelatih asing? Kalau mereka bisa mempertahankan prestasi ya silahkan, tapi ini tidak kelihatan hasilnya,” kata Rudy kepada wartawan saat konferensi pers pernyataan sikap atlet bulutangkis atas kejatuhan prestasi bulutangkis Indonesia di Hotel Century Jakarta, 18 Mei 2012, dikutip dari artikel tempo.co bertajuk Rudy Hartono: Keliru, PBSI Pakai Pelatih Asing.
Kala itu, kata Rudy Hartono, Indonesia punya banyak persediaan pelatih yang berkualitas, ini termasuk para mantan atlet itu sendiri.
RAHMAT AMIN SIREGAR
Baca juga : Rangkaian Kisah All England, Rudy Hartono dan Perang Dunia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.