Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Berita Tempo Plus

Antara partai tunda dan partai simpatik

Pertama kalinya indonesia menyelenggarakan kejuaraan dunia interzone untuk pecatur wanita. bagaimana kans tuan rumah setelah latihan intensif dua bulan?

7 Agustus 1993 | 00.00 WIB

Antara partai tunda dan partai simpatik
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
JAKARTA diguncang 44 pecatur wanita dari 30 negara. Dari turnamen interzone yang baru pertama kali dilangsungkan di Indonesia ini dipilih enam pecatur terbaik. Lalu mereka diadu dengan kandidat penantang juara dunia. ''Dan pemenangnya berkesempatan menghadapi Xie Jun, juara dunia 1992 dari Cina,'' kata Ir. Eka Putra Wirya, pimpinan tim Indonesia. Turnamen berbiaya sekitar Rp 400 juta itu semula akan diselenggarakan di Swiss. Berkat lobi PB Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) di Federasi Catur Dunia (FIDE), maka Presiden FIDE F. Campomanes menunjuk Jakarta menjadi tuan rumah. Kepercayaan ini tumbuh antara lain karena prestasi pecatur putri Indonesia mulai mencuat. Terakhir, Lindri Yuni Widjajanti, juara Zona Asia-Pasifik, Desember 1992. Itulah sukses tertinggi Indonesia sejak 32 tahun lalu jadi anggota FIDE. Turnamen yang memperebutkan hadiah total sekitar Rp 55 juta ini, sepertiganya menjadi hak juara pertama. Dan, bagi yang tidak juara, panitia menyediakan ''bonus'' berlibur ke tempat rekreasi Taman Ancol, Taman Mini, dan Taman Safari. Ini partai simpatik dari PB Percasi. Maka, semua pecatur wanita itu muncul di Sahid Jaya Hotel mulai 31 Juli hingga 16 Agustus ini. Georgia negara pecahan bekas Uni Soviet bahkan menurunkan lima pemain dengan didampingi delapan pelatih. Jagoan itu, misalnya, GM (grandmaster) Maya Chiburdanidze, 32 tahun. Ia ber-elo rating 2.510 dan juara dunia 1978-1992. Gelar GM diraihnya di turnamen kaum pria. Lalu ada GM Nona Gaprindashvili, 52 tahun, juara dunia 1962- 1978. Dua rekannya, Katevan Arakhamia dan Nino Gurieli, bergelar GM wanita. Seorang lagi, Nino Khourtside, adalah Master Fide Wanita (WFM). Peserta lain yang bergelar GM adalah Pia Cramling dari Swedia, yang ber-elo rating tertinggi: 2.525. Untuk pembanding, GM Utut Adianto kini ber-elo rating 2.490. ''Saya dalam kondisi terbaik, dan punya kans menang,'' kata Cramling, 30 tahun. Lawan terberatnya adalah Chiburdanidse. ''Dia bagus sekali,'' puji gadis ini. Indonesia menurunkan WIM (Master Internasional Wanita) Lindri Yuni Widjajanti (2.185), WIM Lisa K. Lumongdong (2.085), dan MF (Master Fide) Maria R. Lucia (2.195). Mampukah mereka masuk dalam enam besar? Melihat prestasi lawan-lawan tadi, di atas kertas, kubu tuan rumah agaknya bakal terseok. ''Kita tak usah kecil hati,'' kata Machnan R. Kamaluddin, ketua penyelenggara. Peluang tetap ada. Dan jika kalah, menurut Eka, ''Itu cuma penundaan kemenangan. Lihat saja dua tahun lagi.'' Optimisme ini muncul karena situasi di pelatnas. Gemblengan diterapkan sejak dua bulan lalu. Eka memboyong ketiga pemain itu ke Enerpac sekolah catur miliknya di Roxy, Jalan Hasyim Ashari, Jakarta. Pagi hingga sore mereka latihan di situ, dan malamnya diasramakan. Di sekolah catur itu, mereka menyimak tiga komputer berisi tiga ribu tipe permainan jago-jago dunia. ''Pemain kita itu malas baca buku. Jika pakai komputer kan kayak bermain saja,'' kata Eka. Dalam uji coba dengan komputer ini, pemain diharuskan melangkah 30 kali dalam tempo satu jam. Ini untuk membiasakan berpikir cepat di saat kepepet. Mereka dibimbing pelatih Edhi Handoko, Ruben Gunawan, Syarief Machmud, Hendri Jamal, dan Ivan Jonathan. ''Kemajuan Lindri, Lusi, dan Lisa cukup pesat,'' kata Edhi. Lindri, misalnya (memainkan kesukaannya, Hindia Raja, jika pegang buah hitam), telah menyempurnakan opening-nya. Kecerobohan Lusi, yang ingin cepat menyudahi permainan selagi di atas angin, kini bisa diatasi. Lisa juga dibenahi permainannya cenderung tumpul di tengah dan akhir permainan. Jika selama ini mereka cuma berlatih 3 jam sehari, begitu masuk pelatnas malah digenjot 7-8 jam sehari. Awalnya mereka merasa pusing, tapi sekarang tidak lagi. Gemblengan ini untuk mengatasi partai tunda yang bisa menyita waktu hingga delapan jam lawan-lawan mereka biasa berlatih 10 jam sehari. Untuk menunjang stamina, tiap sore mereka juga dilatih fitnes sejam per hari. Dan berkat pola latihan intensif tadi, pemain putri sudah mampu berpikir melangkahkan enam buah caturnya, yang per buahnya bisa bervariasi hingga tujuh langkah. ''Jadi, mereka sudah bisa berpikir sampai 40 langkah,'' kata Edhi. Teknik dibenahi, stamina ditingkatkan, dan gizi juga dipenuhi. Sebab, tanpa gizi yang memadai, pemain bisa loyo. Bermain lima jam itu kalori yang dibutuhkan sama saja dengan main tinju 15 ronde. Begitu selesai duel, banyak pemain tampak loyo. Beberapa tahun lalu, saking lamanya bertarung, leher Lindri malah tak bisa digerakkan, ''Kelenjar getah leher saya berlebihan,'' katanya. Dalam hal makan, menurut Edhi Handoko, tidak mustahil jadi sandungan bagi pemain asing. Siapa tahu mereka kurang cocok selera, ogah-ogahan makan, dan buntutnya kurang berpikir jernih. Namun, terlepas dari kendala tadi, Lindri menyadari kemampuannya. Cramling, Chiburdanidze, maupun Gaprindashvili sangat prima. ''Kelas kami jauh sekali. Segala macam opening dari A sampai H mereka kuasai dengan baik,'' katanya. Walau demikian, Lindri, 30 tahun, tetap berambisi. ''Kalau bisa, ya, meraih gelar grandmaster di sini,'' katanya. Lisa dan Lusi mereka tampil sebagai jatah untuk tuan rumah juga berharap sama. Bermain catur itu selalu ada kejutan. Lusi, misalnya, mulai bisa mengontrol diri. Dulu ia cuma berpikir empat langkah ke depan. ''Sekarang enam hingga tujuh langkah,'' katanya. Widi Yarmanto dan Andy Reza Rohadian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus