SUPREMASI Amerika Serikat di kolam renang kembali tak
tergoyahkan. Sampai hari ketiga Kejuaraan Renang Dunia di Berlin
Barat, Rabu 23 Agustus malam mereka telah mengumpulkan 14 medali
emas, 8 perak, dan 2 perunggu. Tim yang menyusul di bawah mereka
adalah regu Uni Soviet yang baru mengantongi 3 emas, 2 perak,
dan 4 perunggu.
Andil kemenangan tim AS tersebut banyak ditopang oleh
kebangkitan perenang puteri mereka. Setelah dalam 5 tahun
terakhir dominasi kaum hawa itu berada di tangan
perenang-perenang Jerman Timur. Pada Olympiade Montreal, tahun
1976 tim puteri Jerman Timur meraih 12 medali emas dari 14 nomor
yang dipertandingkan. AS dan negara peserta lainnya cuma
kebagian C sisanya.
Di awal kebangkitan regu puteri AS ini tercatat sebagai pemegang
saham adalah Tracy Caulkins. 15 tahun, pelajar yang berasal dari
Nashville, Tennesse. Dalam kedudukan sementara, ia telah
menyumbangkan 3 medali emas serta mempertajam 2 rekor dunia
--nomor 200 dan 400 meter gaya ganti perorangan puteri. "Ambisi
saya adalah memenangkan pertandingan. Dan saya telah
melakukannya," ujar Caulkins yang mengumpulkan rekor dunia
seperti seseorang memunguti perangko.
Sampai Di Seri
Di bagian putera, perenang AS juga memperlihatkan hasil
gemilang. Tercatat di dalamnya nama-nama seperti Jesse Vasallo,
Mike Brunner, Nick Nevid, dan lainnya. Mereka cuma kecolongan
dalam beberapa nomor. Seperti nomor 400 meter gaya bebas putera
yang dimenangkan oleh Vladimir Salnikov dari Uni Soviet.
Meloncat AS ke tempat utama dalam olahraga renang, tak syak lagi
merupakan buah dari keberhasilan program mereka yang bertumpu
pada kelompok umur. Juga pembinaan lewat sekolah dan kampus. Uni
Soviet pun mulai melakukan hal serupa. Dan hasilnya juga tak
mengecewakan. Sekalipun mereka baru mengumpulkan 3 medali emas.
Bagaimana dengan Jerman Timur yang dalam 5 tahun belakangan
memperlihatkan langkah spektakuler, terutama di nomor puteri?
Belum ada keluar pendapat, baik dari ofisial mereka sendiri
maupun orang luar, mengenai di mana letak kegagalan mereka dalam
mencapai prestasi puncak tahun ini.
Indonesia yang juga bertolak dengan pembinaan melalui kelompok
umur, dalam Kejuaraan Dunia Renang di Berlin Barat belum dapat
memetik yang memadai. Diwakili oleh perenang Kun Hantyo, Lukman
Niode, Anita Saparjiman dan Naniek Juliati Suwaji, kemampuan
mereka cuma sekali lewat dalam seri. Kegembiraan satu-satunya
yang datang dari Berlin Barat adalah ketika Naniek berhasil
memperbaiki rekor nasional 100 meter gaya dada. Waktunya
tercatat 1 menit 18,54 detik (rekor lama 1 menit 18,85 detik).
Perkiraan bahwa perenang Indonesia cuma akan berakhir dalam
perlombaan seri memang sudah diperhitungkan sebelum berangkat.
Tapi, "kita 'kan harus cari pengalaman. Kalau tidak kapan lagi,"
kata tokoh renang, M.F. Siregar. "Lain halnya di Bangkok nanti."
Maksudnya, adalah Asian Games VIII.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini