Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Pepehani

Pemasaran daging beku menjelang lebaran ditingkatkan. Bulog ikut menangani bisnis daging beku. Pepehani, asosiasi pengusaha ternak yang merasa tersaing akhirnya ikut pula mempromosikannya. (eb)

2 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENJELANG lebaran, biasanya angkutan ternak dari NTB dan NTT ditingkatkan ke Surabaya dan Jakarta. Sekali ini pengapalan itu bukan hanya ternak hidup, tapi juga daging beku. "Lebih gampang mendatangkan daging beku," kata penyalur dari PT Kemfood pada Bachrun Suwatdi dari TEMPO. Di suatu abatloir, rumah pemotongan modern, di Mena (Timor, NTT) orang menyembelih sapi yang disebut "secara Australia". Di situ pula terdapat rancb, tempat membiakkan sapi unggul. Sesudah disembelih, daging sapinya didinginkan, kemudian diolah dan dibagi dalam sejumlah kelas yang cocok untuk dijual pada hotel dan restoran internasional maupun konsumen biasa. Untuk sop lain, misalnya, dan untuk stik, atau rendang boleh juga, lain lagi. Bulog, yang biasanya bertugas menstabilkan harga beras, sangat memegang peranan dalam mengangkut ternak dan daging beku menjelang lebaran ini. Kebetulan Bulog mengadakan investasi pula untuk bisnis daging beku ini, seperti pembangunan abattoir. Jika angkutan sapi saja diperbanyak, demikian seorang pejabat Bulog, ada kemungkinan sulit memotongnya pada waktunya. "Siapa tahu, mungkin tukang potongnya di Jakarta pada mudik." Bahwa harga daging akan meningkat menjelang lebaran, orang sudah menduganya. Tahun lalu, misalnya, harganya menjadi Rp 2.000, naik dari Rp 1.100 per kg. Sekali ini para penyalur yang bekerjasama dengan Bulog menjual daging beku murni Rp 1.250, has Rp 1.450 untuk Jakarta. Tingkat harga itu bersaing, dan diharapkan akan mengerem kenaikan harga daging tradisionil di pasaran biasa. Pepehani, asosiasi pengusaha ternak, tahun lalu masih merasa disaingi oleh munculnya bisnis daging beku ini. Tapi sekarang Pepehani tampak ikut mempromosikannya -- suatu kemajuan berpikir. Namun konsumen, kaum ibu rumahtangga umumnya masih memilih daging tradisionil, karena belum terbiasa dengan daging beku yang dijual orang di tempat mentereng saja seperti di super market yang ada alat pendinginnya. Menjelang lebaran sekali ini, para penyalur daging beku dengan bantuan Bulog menyediakan mobil unit, siap untuk ditempatkan di muka beberapa pasar di Jakarta. Siap bersaing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus