MENJELANG lebaran, biasanya angkutan ternak dari NTB dan NTT
ditingkatkan ke Surabaya dan Jakarta. Sekali ini pengapalan itu
bukan hanya ternak hidup, tapi juga daging beku. "Lebih gampang
mendatangkan daging beku," kata penyalur dari PT Kemfood pada
Bachrun Suwatdi dari TEMPO.
Di suatu abatloir, rumah pemotongan modern, di Mena (Timor, NTT)
orang menyembelih sapi yang disebut "secara Australia". Di situ
pula terdapat rancb, tempat membiakkan sapi unggul. Sesudah
disembelih, daging sapinya didinginkan, kemudian diolah dan
dibagi dalam sejumlah kelas yang cocok untuk dijual pada hotel
dan restoran internasional maupun konsumen biasa. Untuk sop
lain, misalnya, dan untuk stik, atau rendang boleh juga, lain
lagi.
Bulog, yang biasanya bertugas menstabilkan harga beras, sangat
memegang peranan dalam mengangkut ternak dan daging beku
menjelang lebaran ini. Kebetulan Bulog mengadakan investasi pula
untuk bisnis daging beku ini, seperti pembangunan abattoir. Jika
angkutan sapi saja diperbanyak, demikian seorang pejabat Bulog,
ada kemungkinan sulit memotongnya pada waktunya. "Siapa tahu,
mungkin tukang potongnya di Jakarta pada mudik."
Bahwa harga daging akan meningkat menjelang lebaran, orang sudah
menduganya. Tahun lalu, misalnya, harganya menjadi Rp 2.000,
naik dari Rp 1.100 per kg. Sekali ini para penyalur yang
bekerjasama dengan Bulog menjual daging beku murni Rp 1.250, has
Rp 1.450 untuk Jakarta. Tingkat harga itu bersaing, dan
diharapkan akan mengerem kenaikan harga daging tradisionil di
pasaran biasa.
Pepehani, asosiasi pengusaha ternak, tahun lalu masih merasa
disaingi oleh munculnya bisnis daging beku ini. Tapi sekarang
Pepehani tampak ikut mempromosikannya -- suatu kemajuan
berpikir. Namun konsumen, kaum ibu rumahtangga umumnya masih
memilih daging tradisionil, karena belum terbiasa dengan daging
beku yang dijual orang di tempat mentereng saja seperti di super
market yang ada alat pendinginnya. Menjelang lebaran sekali ini,
para penyalur daging beku dengan bantuan Bulog menyediakan mobil
unit, siap untuk ditempatkan di muka beberapa pasar di Jakarta.
Siap bersaing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini