Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Empat pembalap sepeda Indonesia menjuarai Thailand BMX Cup 1 2023.
Meski pembalap sepeda tidak berhasil naik podium, Indonesia sukses menggelar UCI Track Nations, yang diikuti 350 pembalap sepeda dari 44 negara.
Kejuaraan balap sepeda trek seri pertama ini menjadi ajang perburuan poin Olimpiade 2024 Paris.
MENGENAKAN jersei bermotif merah dan putih, atlet balap sepeda BMX, Jasmine Azzahra Setyobudi, tak tertandingi dalam mengayuh sepeda di Thailand BMX Cup 1 2023 yang berlangsung di Velodrome Huamark, Bangkok, Thailand, pada Ahad, 5 Februari lalu. Kayuhan Jasmine pada sepeda bicycle motorcross atau BMX berwarna putih dengan bernomor 37 itu berhasil menyumbang satu dari empat medali emas bagi kontingen Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Atlet yang lahir di Surabaya, 8 Januari 2004, ini berhasil mengalahkan atlet balap sepeda Thailand, Chutikan Kitwanitsathian, yang menempati posisi kedua. Kompatriot Jasmine yang juga anggota pemusatan latihan nasional atau pelatnas balap sepeda, Amellya Nur Sifa, harus puas dengan medali perunggu di nomor Women Elite itu. "Pas tampil di Thailand sempat terhambat track, terutama karakter track dan cuaca," kata Jasmine melalui pesan WhatsApp kepada Tempo, Jumat, 3 Maret lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keberhasilan di Thailand itu, menurut Jasmine, tidak terlepas dari latihannya di pelatnas yang diadakan Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia. Jasmine menjadi bagian dari tim nasional yang menjalani latihan sejak Maret 2022. Atlet dengan tinggi badan 156 sentimeter ini menjalani latihan 10 kali dalam seminggu yang terbagi dua sesi, yakni pagi dan sore. "Untuk Selasa, Kamis, dan Sabtu, programnya bersepeda. Kalau Senin dan Jumat itu gym," ujar dara berberat badan 53 kilogram itu.
Pembalap sepeda Indonesia Ayustina Priatna (tengah) memacu kecepatan pada omnium putri scratch Tissot UCI Track Nation Cup 2023 di Jakarta International Velodrome, Rawamangun, Jakarta, 26 Februari 2023/ANTARA/Rivan Awal Lingga
Mengenal balap sepeda dari usia 9 tahun, Jasmine mulai unjuk gigi sebagai pembalap potensial ketika menembus babak semifinal Uni Balap Sepeda Internasional atau UCI BMX World Championships 2021 yang berlangsung di Papendal, Belanda. Rentetan prestasi ini mengantarkan Jasmine menjadi salah satu atlet yang bakal tampil di Asian Games Hangzhou, Cina, pada 23 September-5 Oktober mendatang. Ia menargetkan meraih medali. "Untuk bisa penuhi target, harus mengikuti program latihan dan terus tingkatkan kualitas," tuturnya.
Selain dapat mencapai target medali di Asian Games, Jasmine berharap bisa mendapatkan tiket untuk tampil di Olimpiade 2024 di Paris, Prancis. Ia pun berupaya mengumpulkan sebanyak mungkin poin kualifikasi Olimpiade dengan berpartisipasi di kejuaraan yang diadakan UCI. "Perlu mengikuti banyak event poin UCI untuk lolos Olimpiade Paris 2024," katanya.
Dalam kejuaraan BMX Cup 1 di Thailand, selain meraih empat medali emas, Indonesia membawa pulang satu medali perak dan tiga medali perunggu. Medali emas lain diraih Shifa Maulidina Qotrun Nada, yang turun di nomor Women Junior. Dia menang atas wakil tuan rumah Thitichaya Kaodee di urutan kedua dan atlet Indonesia non-pelatnas, Shanaz Mumtaz, yang meraih perunggu. Sementara itu, satu emas lain diraih pembalap sepeda non-pelatnas Rahendra Rafelino di nomor Men Junior.
Di nomor Men Elite, atlet non-pelatnas Rio Akbar mendapatkan medali perak. Dia kalah oleh pembalap Thailand, Komet Sukprasert, yang meraih medali emas. Adapun medali perunggu diraih atlet pelatnas Yussi Wakhidur Rizal. Atlet pelatnas lain, yakni Aditya Fajar Putu Soekarno, membawa pulang medali emas di nomor Men Under-23 setelah mengalahkan dua pembalap sepeda Negeri Gajah Putih, Apisit Jaiyo dan Nappadol Klaymaneehan. "Kendala waktu itu ketika jumping kurang tegak, jadi landai. Saya kurang bisa membawa sepeda ke depan. Alhamdulillah bisa diatasi," ujar Aditya melalui pesan suara, Jumat, 3 Maret lalu.
Pelatih tim nasional BMX Indonesia, Ari Kristanto, mengatakan keberhasilan anak asuhnya meraih empat medali emas di Thailand menjadi bagian dari upaya mengumpulkan tiket ke Olimpiade Paris. Ia menyatakan kejuaraan Thailand juga menjadi ajang uji coba bagi atlet yang bakal terjun di Asian Games 2023.
Ari menyebutkan atlet yang bakal diterjunkan di hajatan olahraga terbesar di Asia itu antara lain I Gusti Bagus Saputra, Yussi Wakidur Rizal, Fasya Ahsana Rifki, Amellya Nur Sifa, dan Jasmine Azzahra. "Target minimal adalah mendapat medali. Terserah medali apa,” kata Ari melalui sambungan telepon, Jumat, 3 Maret lalu “Dari acuan Asian Games sebelumnya, kami mendapat satu medali perak dan satu medali perunggu. Kami enggak dituntut meraih emas, yang penting mendapat medali.”
Untuk tiket ke Olimpiade, Ari mengatakan, mulai dihitung sejak November 2022 sampai Maret 2024. Ia pun bakal mendorong atletnya untuk bisa mengumpulkan poin kualifikasi di kejuaraan yang diadakan UCI. "Poin kualifikasi Olimpiade itu minimal kami jadi finalis. Tapi kalau finalis aja poinnya kecil, paling enggak itu bisa mendapat posisi lima besar," tuturnya.
Ari menuturkan, untuk tiket kualifikasi Olimpiade bisa didapatkan melalui jalur personal atlet serta poin yang dikumpulkan secara keseluruhan atlet dari suatu negara. Menurut dia, mendapatkan tiket dari jalur atlet tidak memungkinkan bagi pembalap Indonesia. Solusinya, kata Ari, mengumpulkan poin secara keseluruhan sehingga Indonesia bisa mendapat satu tiket dari nomor putra dan putri di Olimpiade Paris. "Nanti yang lolos ke Olimpiade si A, B, atau C itu belakangan, bisa nanti dilihat kualitasnya. Yang penting kita kumpulkan poin bersama-sama dulu," ucapnya.
Selain dari nomor BMX, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia Budi Saputra mengatakan, atlet Indonesia mengejar tiket Olimpiade Paris di nomor Track Cycling atau balap sepeda trek. Budi pun mengevaluasi penampilan tim nasional di UCI Track Nations Cup 2023 Putaran I, yang berlangsung di Jakarta International Velodrome, Rawamangun, Jakarta, 23-26 Februari lalu.
Budi memberikan penilaian kepada para pembalap sepeda andalan tuan rumah, seperti Bernard Benyamin van Aert, Terry Yudha Kusuma, dan Ayustina Delia Priatna. Bernard, Terry, dan Ayustina tercatat tampil pada hari terakhir. Bernard dan Terry tampil di nomor Men Elite-Madison dan sukses melewati babak kualifikasi gelombang 2. Setelah melesat ke final, mereka gagal merebut poin dan hanya menempati peringkat ke-14.
Ayustina, yang tampil di nomor Women Elite-Omnium, juga belum mendapatkan hasil yang diharapkan. Dia hanya menempati posisi ke-20. Di nomor Men Elite-Omnium, Bernard menempati posisi ke-31. Dengan hasil tersebut, Budi mengaku kurang puas terhadap capaian yang diraih ketiga pembalap Indonesia itu. "Overall, untuk atlet timnas memang masih belum maksimal. Tapi, dengan progres yang ada, kami masih terus mengembangkan performa mereka," kata Budi kepada Tempo, Kamis, 2 Maret lalu.
Meski atlet nasional gagal meraih podium, Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang sukses menggelar UCI Track Nations Cup 2023. Kompetisi yang merupakan event pembuka perburuan poin Olimpiade 2024 Paris ini diikuti 350 pembalap sepeda dari 44 negara. Di nomor Men Elite-Keirin, pembalap Belanda yang juga juara dunia, Harrie Lavreysen, menempati posisi pertama. Juara dunia Yoeri Havik dari Belanda hanya menempati posisi kedua di nomor Men Elite-Madison. Adapun juara dunia Martina Fidanza dari Italia hanya menempati posisi ketiga di nomor Women Eluer-Madison.
Budi melanjutkan, meski gagal meraih hasil maksimal, para atlet tetap mendapatkan poin untuk Olimpiade Paris 2024. Ia berharap penampilan Bernard, Terry, dan Ayustina bisa meningkat dan meraih poin di Nations Cup seri kedua, yang berlangsung di Kairo, Mesir, pada 14-17 Maret mendatang. "Maret ini kami langsung berangkat ke Kairo untuk seri kedua Nations Cup dan bulan depan ke Milton, Kanada," ujar Budi.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo