Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Organizing Committee (OC) Jakarta EPrix 2022 mengklaim bahwa desain sirkuit Formula E Ancol baru pertama kali digunakan. Dengan kata lain, desainnya tidak akan sama dengan lintasan di negara-negara lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal itu dibenarkan langsung oleh Vice President Infrastructure & General Affairs OC Jakarta EPrix 2022, Irawan Sucahyono, saat menghadiri diskusi dengan tajuk ‘Worlds First Net Zero Sport Emission Race : Season 8 - Jakarta E-Prix : Sustainability Perspective’.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini akan terlihat di dalam srikuitnya. Ada namanya Attack Mode, di mana tenaga mobil balap akan diperbesar secara elektronik. Kalau pembalap masuk ke Attack Mode, dia akan dapat tenaga tambahan, sehingga akan terjadi overtaking,” kata dia.
Akan tetapi, lanjut Irawan, overtake tidak mudah dilakukan oleh para pembalap. Bila mengacu pada balapan konvensional, menurutnya, overtaking tidak bisa terjadi kalau mobil di depannya tetap di racing line yang benar.
“Di sinilah keandalan sirkuit Formula E Ancol, karena beda dengan sirkuit-sirkuit yang lain. Bentuk sirkuitnya memungkinkan adanya overtaking, maka event ini akan menarik sekali. Mungkin akan menjadi awal dari bentuk sirkuit Formula E yang lain.
Irawan juga lebih lanjut mengatakan bahwa desain sirkuit Formula E Jakarta ini sulit untuk diikuti oleh negara lain.
“Sulit sekali. Karena ada geometri jalan yang mereka pakai tidak memungkinkan membuat dimensi yang lebih besar pada saat mau masuk tikungan. Biasanya kalau overtake kan dapatnya saat trek lurus agak panjang. Nah di sini kita melibatkan banyak sekali posisi-posisi itu,” tambahnya.
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.