Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Harapan emas dari pbi

Persatuan bowling indonesia (pbi) memilih anggota untuk menghadapi sea games di kuala lumpur. koni berambisi untuk meraih emas. (or)

10 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AMBISI KONI untuk meraih medali emas sebanyak-banyaknya dalam SEA Games, membuat wadah olahraga na sional itu cepat-eepat merangkul Persatuan Bowling Indonesia (PBT). Dalam SEA Games (Pekan Olahraga Asia Tenggara) pada tanggal 19 s/d 26 Nopember 1977 di Kuala Lumpur, olahraga bowling -- pria dan wanita -- termasuk salah satu di antara 18 cabang olahraga yang dipertandingkan. Dan KONI Pusat dalam keputusannya telah menyatakan partisipasi Indonesia dalam cabang olahraga tersebut. Bagaimana KONI Pusat berani memastikan diri ikut serta sementara PBI sendiri belum resmi menjadi anggota KONI? "Itu tinggal formalitas saja," ujar Oke Ferdinand Supit kepada TEMPO. "Pada bulan Nopember ini juga PBI akan diresmikan menjadi anggota oleh sidang paripurna KONI." Kisah masuknya PBI ke dalam keluarga besar olahraga Indonesia cukup menarik. Pada tahun 1970 ketika di Hotel Kartika Plaza pertama membuka fasilitas bowling dengan 16 jalur, para bowler lokal cepat mengorganisir diri. Mereka tertarik pada berbagai turnamen di luar negeri. Pada tahun 1972 mereka pun mendaftar diri kepada KONI. "Tapi kami masih belum dapat memenuhi syarat keanggotaan KONI," kata Supit Sekjen PBI itu yang berkantor di loteng toko "Kent" di Jl. HOS Cokroamunoto. Sementara itu PBI memang tidak mau buru-buru memenuhi syarat KONI. "Maklum setiap induk-organisasi minimal harus mempunyai 5 cabang daerah untuk mendapat pengakuan," kata Supit, "sedang kami pada waktu itu baru mempunyai 3 cabang daerah." Tapi karena aktifnya PBI dalam pelbagai turnamen di luar negeri keanggotaannya diterima resmi oleh FIQ (Federation Internationale Des Quilleurs) atau Federasi Bowling Internasional terhitung sejak tahun 1973. PBI sendiri bagi rekanrekannya di mancanegara dikenal sebagai "Indonesian Bowling Congress" disingkat IBC - resmi berdiri pada tanggal 19 Nopember 1970. Jadi tepat pada Nopember 1977 yang akan datang, induk-organisasi di bawah Ketuanya, Sutopo Yananto, akan genap 7 tahun. Yananto juga menjabat ketua FIQ wilayah Asia. Melebarkan sayap ke daerah-daerah bukan soal yang gampang bagi PBI. Sebab bagaimanapun minat olahraga bowling harus tumbuh bersama pembangunan sarananya." Satu jalur atau lane bowling memerlukan kapital 10.000 dollar Amerika," kata Supit. "Jadi tidak bisa dipaksakan bowling itu harus ada di mana-mana. Sangat tergantung pada investasi dan faktor komersilnya sebuah usaha." Itulah sebabnya selama 7 tahun PBI baru mempunyai 7 cabang alias PBI daerah. Meliputi Jakarta, Jawa Tengah Jawa Timur, ali, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sulawesi Utara. Yang paling berkembang di mana lagi kalau bukan di Jakarta. Saat ini di Ibukota terdapat 4 tempat olahraga Bowling: Ancol 40 jalur, Kebayoran 20, Kartika Chandra 2 dan Kartika Plaza 16. Di seluruh Indonesia pemain bowling, pria dan wanita, diperkirakan PBI berjumlah 10.000 orang. Berapu yang resmi terdaftar sebagai anggota PBI, Sekjen Supit belum bisa memberikan datanya. Kegemaran akan sport lempar-melempar bola untuk menggulingkan botol-botolan itu ternyata bukan sekedar rekreasi saja. Indonesia mempunyai presasi dan reputasi juara dalam urusan ini. Dalam Pesta Sukan Genting Highland di Malaysia beberapa waktu yang baru lalu, yonya Tiem Mohtar berhasil mengantongi medali emas untuk nomor perorangan. Sedang rekan prianya dari Indonesia, Indra Gondo Kusumo, memperoleh medali perak. Tapi ketatnya ranking para bowler top di Indonesia, nyonya Mochtar itu tersisih dari 7 nyonya dan 1 nona lainnya yang diajukan oleh PBI untuk digodog KONI menjelang SEA Games Kuala Lumpur. Sementara itu Indra Gondo Kusumo, sang Runner-up turnamen Genting Highland kini hanya menduduki ranking nomor 5 di 9 calon. Ini sekedar contoh betapa kerasnya kompetisi olahraga bowling di Indonesia. Berdasar kenyataan inilah harapan emas patut pula dilimpahkan pada pendatang baru PBI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus