Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan atlet badminton Hariyanto Arbi memberi catatan dan apresiasi keberhasilan para pemain badminton di Olimpiade Tokyo 2020. Indonesia berhasil meraih medali emas dari kategori yang sebelumnya kurang diunggulkan, ganda putri Graysia Polii / Apriyani Rahayu, juga medali perunggu dari tunggal putra Anthony Ginting. "Keberhasilan pemain tak terlepas dari kehebatan para pelatihnya," kata Hary kepada Tempo.co, 16 Agustus 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak hanya itru, dua pelatih badminton asal Indonesia berhasil membawa pemainnya ke semi final, yaitu Flandy Limpele pelatih ganda putra Malaysia yang mempersembahkan perunggu dan Moammar Qadafi, pelatih badminton Guatemala yang mengejutkan pencinta badminton karena berhasil mendorong anak asuhnya Kevin Cordon melaju hingga semi final tunggal putra.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keberadaan pelatih bulu tangkis Indonesia di berbagai negara, ditanggapi Hariyanto Arbi. Juara bulu tangkis All England tunggal putra, dua tahun berturut-turut 1993 dan 1994. “Bagus, kalau sepak bola orang tahunya Brasil jagoannya. Untuk bulu tangkis, di luar sana, mereka tahunya Indonesia,” kata Hary kepada Tempo.co, 16 Agustus 2021.
Menurut mantan atlet badminton yang berjuluk “Smash 100 Watt” ini, sesungguhnya kapan pun para pelatih Indonesia dipanggil pulang, akanbersedia. “Dan, seperti di sepak bola, pelatih-pelatih kita yang ada luar negeri kalau mau ditarik lagi juga siap, kok ,” ujarnya.
Tersebarnya pelatih Indonesia di berbagai negara tersebut ditanggapi Hariyanto Arbi. “Jadi, menurut saya sih bagus ya, buat perkembangan bulu tangkis di seluruh dunia,” katanya. “Setidaknya dalam catatan saya, ada 25 pelatih asal Indonesia melatih tim badminton di luar negeri,” ujarnya.
Hariyanto Arbi memberikan data nama-nama pelatih badminton yang melatih di luar negeri kepada Tempo.co, antara lain Hargiono (Luxembourg), Wisnu Haryo Saputra (Italia), Teguh santoso (Finlandia), Indra Bagus (Belgia), Vidre Wibowo dan Agus Miming (Prancis), Teddy Setiadi, Ronni Rontolalu dan Sandiarto (Kanada), Tinton Gustaman (Swiss), Muammar Qadafi (Guatemala), Harmono Yuwono (Jepang), Victo Wibowo (Taipei), Mulyo Handoyo (Singapore), Edwin Iriawan, Dwi Setiawan, Agus Dwi Santoso (India), dan Trikusuma Wardhana (Cina).
"Dan, beberapa lainnya melatih di Malaysia seperti Indra Wijaya, Hendrawan, Paulus Firman, dan Flandy Limpele. Sedangkan di Thailand, ada Rexy Mainaky dan Nunung Subandoro," kata Hariyanto Arbi. "Mungkin jumlahnya bisa lebih dari itu," ujar pengamat badminton yang saat ini mengelola usaha alat olah raga merek Flypower ini.