Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Jadwalnya kacau

Jadwal kompetisi galatama kacau. banyak jadwal pertandingan dibatalkan atau ditunda. 61 dari 96 pemain di pelatnas adalah anggota klub galatama. (or)

30 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JADWAL kompetisi Galatama mulai tak pasti. Klub Cahaya Kita, sedianya bertanding 14 Juni melawan Warna Agung, ternyata tak jadi turun ke lapangan. Pertandingan lain yang direncanakan 18 Juni antara Tunas Inti melawan Indonesia Muda dibatalkan. "Dibatalkan PSSI karena ada Espanol," kata pimpinan Cahaya Kita, Kaslan Rosidi Tim Espanol Barcelona, Spanyol, memang melawan PSSI Utama (0-1) dan PSSI Pratama (0-0) di stadion utama Senayan, Jakarta, 17 dan 19 Juni lalu. Tapi penundaan kompetisi Galatama bukan untuk kali pertama. Beberapa klub, misalnya, sudah harus melawan Jayakarta atau Warna Agung, tapi terpaksa menunggu dulu. Banyak pemain klub yang tersedot ke pelatnas. Peraturan memang memungkinkan bagi perkumpulan yang pemainnya dipanggil, sedikitnya 2 orang, untuk menunda kompetisi. Tak heran bila Jayakarta -- sejak pertandingan perdana 17 Maret lampau -- baru 3 kali bertarung. Akibatnya? "Perhatian pecandu sepakbola, juga pemain, terhadap Galatama mulai lesu," komentar Dr. T.D. Pardede, boss Pardedetex. Klub ini 10 Juni seharusnya bertanding dengan Warna Agung tapi dibatalkan. Pemain inti Warna Agung masih harus memperkuat PSSI Utama dan PSSI Pratama. "Lihat, sudah berapa saya rugi," tambah Pardde. Ia tidak menyebut kerugiannya berapa. Cahaya Kita, menurut Kaslan, dalam mempersiapkan diri untuk melawan Warna Agung telah mengeluarkan uang sekitar Rp 1 juta. Itu termasuk biaya latihannya dan pemondokan pemainnya di Wisma Persija sejak 1 Juni. Klub ini tidak mengontrak pemain beken seperti Pardedetex. Juga mereka tinggal di rumah masing-masing, kecuali ada TC. Meski demikian, terhitung Januari sampai Juni, mereka menghabiskan Rp 17 juta. Pemasukan? "Nol," kata Kaslan. Boleh taksir berapa biaya Pardedetex yang lebih royal. "Kalau keadaan seperti ini berlangsung sampai 3 atau 4 bulan lagi, mungkin ada klub yang mengundurkan diri," ramal Benniardi, pimpinan Tunas Inti. Dari 14 klub Galatama memang tak semuanya ditopang oleh materi yang kuat. Tjung Djunantoro dari BBSA Tama pernah mengeluh juga tentang soal materi ini. "Dari pertandingan belum bisa diharapkan pemasukan, paling tidak untuk jangka 2 atau 3 tahun," katanya. BBSA Tama termasuk klub yang sulit dijual kepada penonton. Mereka bahkan pernah mengadakan pertandingan gratis ketika melawan Cahaya Kita. Begitu pun tak menyedot banyak penonton. "Repotnya, usaha sampingan juga belum jalan." Klub ini berbentuk PT -- di samping mengharapkan bisnis sepakbola -- juga berusaha di sektor leveransir dan kontraktor. Kalau sampai ada klub yang menarik diri, demikian Benniardi, efeknya akan terlihat pula pada perkumpulan lain. "Saya mohon perhatian PSSI, agar penundaan kompetisi jangan sampai menimbulkan frustrasi bagi klub," katanya. Frustrasi? "Belum," ujar Ketua Bidang Lembaga Sepakbola PSSI, Syarnubi Said. "Keresahan memang ada." Coca Cola Di sekretariat PSSI di stadion utama Senayan, 21 Juni siang Syarnubi bersama Komisi Galatama tak kurang menghabiskan tempo 2« jam untuk membahas soal keresahan itu. "Tertundanya beberapa pertandingan disebabkan oleh situasi dan kondisi," ucap Syarnubi. Ia mengambil contoh, ketika jadwal pertandingan Tunas Inti melawan Indonesia Muda disusun, waktu itu tak seorang pun pemain Indonesia Muda yang dipanggil memasuki pelatnas. Siang itu, Komisi Galatama sampai kepada usul pemain terpilih untuk PSSI agar diperkenankan ikut kompetisi, 1 minggu sebelum mereka turun untuk pertandingan tim nasional. Sebelumnya, waktu yang ditetapkan adalah 2 pekan untuk pemain-pemain PSSI Pratama dalam 3 pekan untuk PSSI Utama. Pimpinan PSSI menyetujui usul Komisi Galatama tersebut.ÿ20 Saat ini, 61 dari 96 pemain di pelatnas adalah anggota klub Galatama. Mereka terbagi dalam PSSI Pratama (19 orang), PSSI Utama (20 orang), dan PSSI Junior (22 orang). Akan banyak lagi turnamen yang diikuti PSSI. Antara lain, menghadapi tim Uni Soviet, turnamen Merdeka Games di Kuala Lumpur, Piala Presiden di Seoul, dan Kejuaraan Junior Piala Coca Cola di Tokyo. "Pertandingan itu perlu, terutama untuk mengukur kemampuan tim nasional sebelum turun di SEA Games (X) nanti," tambah Syarnubi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus