Juara Dengan Perangsang

LEBIH dari 250 ribu orang menyemut di scpanjang sisi jalan, beberapa kilometer menjelang Champs Elysees yang letaknya di jantung Kota Paris. Hari itu, Ahad pekan lalu, mereka semua mengelu-elukan sang juara balap sepeda yang paling bergengsi di dunia, Tour de France. Kali ini yang menjadi kampiun adalah pembalap asal Spanyol, Pedro Delgado. Tak heran jika ratusan bendera Spanyol yang berwarna merah dan kuning ikut menyambut kedatangan pemuda berumur 28 tahun ini. "Perico . . . Perico!" teriak lebih dari sekitar 500 penggemarnya yang khusus datang dari Segovia, kampung halaman sang kampiun. Itulah panggilan akrab Pedro Delgado yang kini mendadak sontak jadi pahlawan di seluruh negeri matador itu. Dengan hasil kemenangannya itu, Delgado kini juga boleh ongkang-ongkang. Dan panitia penyelenggara dan para sponsor, ia memperoleh cek US$ 80.000, mutiara seharga US$ 3.000, apartemen di kawasan selatan Prancis seharga US$ 30.000, dan sebuah mobil sedan Peugeot yang harganya US$ 1 8.000. Ini masih ditambah lagi dengan bonus yang bakal diterimanya dari klubnya, Reynolds. Belum lagi sejumlah tawaran kontrak iklan atau promosi yang akan mengalir deras. Balap sepeda tradisional tahunan yang ke-75 ini dimenangkan Delgado setelah ia menyisihkan 198 pembalap lainnya -- hanya 151 yang sampai ke garis finis -- setelah melalap perjalanan sejauh 3.200 km yang hampir menggerayangi seluruh kawasan Prancis selama 21 hari. Delgado mencatat 1 waktu 84 jam, 27 menit, dan 53 detik. Tapi kemenangan Delgado tak lepas dari cacat. Ketika perlombaan sedang berlangsung, hasil tes kencingnya positif mengandung probenecide -- suatu zat yang dapat menghapus jejak penggunaan anabolic steroid atau doping yang ada dalam tubuh. Padahal, anabolic steroid -- obat pemacu pembentukan otot -- termasuk kategori obat perangsang yang dilarang, pemakaiannya pada atlet di semua cabang olah raga. Itu sebabnya IOC sejak tahun lalu juga sudah memasukkan probenecide sebagai obat terlarang yang dianggap dapat mengelabui tes penggunaan doping. Namun, Persatuan Sepeda Internasional belum memasukkan probenecide -- biasa dijumpai pada obat rematik -- sebagai zat terlarang. Dan ini berarti Delgado lolos dari tuduhan yang tercela, sekaligus menyelamatkan posisinya sebagai juara. Sekalipun dibayang-bayangi oleh isu penggunaan obat perangsang, toh ini tak mengurangi predikat Delgado sebagai kampiun sejati. "Dia memang pembalap yang tangguh dan tak melanggar peraturan," komentar veteran Bernard Hinault yang pernah lima kali menjuarai Tour de France dan kini sudah pensiun. Tahun lalu, Delgado sebenarnya sudah pantas jadi uara di arena ini. Ia, yang sempat diunggulkan itu, di saat-saat terakhir kalah dengan menyakitkan dari pembalap Irlandia, Stephen Roche, hanya dengan selisih 40 detik. Bahkan seluruh Spanyol tak peduli dengan fakta itu. Delgado sudah menjadi simbol kebanggaan nasional negeri itu, yang dalam 13 tahun terakhir tak lagi memiliki juara Tour de France yang sangat bergengsi itu. Orang Spanyol lainnya yang pernah juara di arena ini adalah Frederico Martin Bahamontes, 1959, dan Luis Ocana, 1973. Segovia -- sebuah kota kecil yang letaknya 80 km di utara Madrid dan persis di kaki Pegunungan Guadarama -- kini dilanda "gila sepeda" gara-gara kemenangan Delgado. Wali Kota Luciano Sanchez saking gembiranya berniat mengukir nama sang pahlawan dalam sebuah nama jalan di kota yang hanya berpenduduk 15.000 itu. A.K.S