Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Juara tempaan ibunya

Chris evert lloyd juara enam kali AS dikalahkan martina navratilova pembelot dari ceko. jimmy connors mengalahkan ivan lendl. john mcenroe gugur diperempat final oleh bill scanlon.(or)

17 September 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARAPAN dan juga doa mengalun diatas stadion National Tennis Centre, New York, untuk Chris Evert Lloyd. Namun, juara enam kali Kejuaraan AS Terbuka itu kelihatannya memerlukan bantuan nyata untuk mengalahkan petenis berdarah Ceko, Martina Navratilova. Di final 10 September, Chris kalah telak 1-6, 3-6. Meskipun penonton di pihaknya, Chris tak bisa menahan serangan ganas wanita berahang besar yang sudah 4 kali memenangkan Wimbledon itu. Martina, 27 tahun, memang turun memenuhi cita-citanya yang sudah berusia 11 tahun untuk menjadi juara di tanah airnya yang kedua, AS. "Dia mencerai-beraikan ritme permainan saya. Tak banyak yang bisa mempermainkan saya seperti itu," ucap Chris, 29 tahun, setelah kekalahan itu. Dengan kemenangannya dalam kejuaraan termahal itu, warganegara AS pembelot dari Ceko tersebut dengan tak terbantah membuktikan dirinya sebagai pemain terbaik sejagat. Dia memenangkan hadiah US$ 120.000 (sekitar Rp 120 juta). Plus bonus US$ 500.000 karena sebelumnya memenangkan 3 kejuaraan, di Australia, Prancis. dan Wimbledon. Amerika dalam kejuaraan di Kota New York itu semakin tercium setelah juara 4 kali, Jimmy Connors, mengalahkan serbuan orang Ceko, Ivan Lendl, keesokan harinya. Dia bermain agresif. Lendl yang bertahan di baseline tinggal menantikan kekalahannya. Di bawah terik cuaca yang menyengat, 36 derajat, 21.000 penonton bagaikan pesta menyambut kemenangan anak mereka atas pemain Ceko itu, 6-3, 6-7, 7-5, 6-0. Suatu kemenangan ulangan dari pertempuran yang sama tahun lalu. Gugurnya John McEnroe di perempat final dari petenis kurang terkenal, Bill Scanlon, membuat publik Amerika Serikat yakin bahwa Connors, 31 tahun, masih tetap merupakan pemain terbaik negara itu. Latar belakang hidupnya turut memperkuat anggapan ini. Connors yang kidal itu lahir dari seorang ibu, pelatih tenis, Gloria Connors. Sekalipun kanya bekerja sebagai manajer di jembatan cukai yang menyeberangi Mississippi, ayahnya, James Connors Sr. ikut memupuk bakat anak berambut pirang ini menaiki jenjang kariernya sebagai petenis. Namun, tempaan yang kuat memang datang dari ibunya. Orang sering melihat Gloria berteriak-teriak dari bangku penonton untuk memberi semangat kepada anaknya itu. Banyak yang menuduh ibunya memaksakan keinginannya supaya Connors menjadi petenis. Tetapi, gunjingan orang banyak itu ditampik Connors. "Tenis adalah pilihanku, hidupku," katanya. Untuk pertama kali dia menang dalam kejuaraan kelompok umur 10 tahun ke bawah di Southern Illinois, daerah kelahirannya. Tapi bertambah usia, dia bukannya tambah pandai. Saban tahun dia tampil dalam kejuaraan nasional yunior, tetapi hanya sekali menang. Ketika sudah hampir bangkotan, ibunya mulai berpiklr bahwa kemampuannya melatih sudah habis untuk melambungkan anaknya. Ibu dan anak yang haus kejayaan itu pindah ke Beverly Hills, Kalifornia. Connors diserahkan pada tangan pelatih yang juga teman ibunya, Pancho Segura. Ia menjadi pemain profesional tahun 1972, ketika berusia 20 tahun. Hubungan romantisnya yang sebentar putus sebentar ketemu lagi dengan bintang putri, Chris Evert, pernah menjadi bahan cerita yang tak putus-putusnya buat orang. Tetapi, akhirnya Connors menikah dengan Patti, wanita cantik yang sering muncul dalam majalah Playboy sebagai model. Dengan tinggi 178 cm dan bobot 72 kilo gram, Connors memiliki pukulan forehand yang bisa mencapai kecepatan hampir 300 km per jam. Tetapi yang paling tak tertahankan lawan-lawannya adalah drop shot dan lob-nya yang penuh tipu daya. Dia bisa meladeni permainan, baik menyerang maupun bertahan, seperti yang ditunjukkannya ketika mengalahkan Lendl di New York, 11 September lalu. Dia menggondol US$ 120.000, sementara Lendl setengahnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus