HARAPAN dan juga doa mengalun diatas stadion National Tennis
Centre, New York, untuk Chris Evert Lloyd. Namun, juara enam
kali Kejuaraan AS Terbuka itu kelihatannya memerlukan bantuan
nyata untuk mengalahkan petenis berdarah Ceko, Martina
Navratilova. Di final 10 September, Chris kalah telak 1-6, 3-6.
Meskipun penonton di pihaknya, Chris tak bisa menahan serangan
ganas wanita berahang besar yang sudah 4 kali memenangkan
Wimbledon itu. Martina, 27 tahun, memang turun memenuhi
cita-citanya yang sudah berusia 11 tahun untuk menjadi juara di
tanah airnya yang kedua, AS. "Dia mencerai-beraikan ritme
permainan saya. Tak banyak yang bisa mempermainkan saya seperti
itu," ucap Chris, 29 tahun, setelah kekalahan itu.
Dengan kemenangannya dalam kejuaraan termahal itu, warganegara
AS pembelot dari Ceko tersebut dengan tak terbantah membuktikan
dirinya sebagai pemain terbaik sejagat. Dia memenangkan hadiah
US$ 120.000 (sekitar Rp 120 juta). Plus bonus US$ 500.000 karena
sebelumnya memenangkan 3 kejuaraan, di Australia, Prancis. dan
Wimbledon.
Amerika dalam kejuaraan di Kota New York itu semakin tercium
setelah juara 4 kali, Jimmy Connors, mengalahkan serbuan orang
Ceko, Ivan Lendl, keesokan harinya. Dia bermain agresif. Lendl
yang bertahan di baseline tinggal menantikan kekalahannya. Di
bawah terik cuaca yang menyengat, 36 derajat, 21.000 penonton
bagaikan pesta menyambut kemenangan anak mereka atas pemain Ceko
itu, 6-3, 6-7, 7-5, 6-0. Suatu kemenangan ulangan dari
pertempuran yang sama tahun lalu.
Gugurnya John McEnroe di perempat final dari petenis kurang
terkenal, Bill Scanlon, membuat publik Amerika Serikat yakin
bahwa Connors, 31 tahun, masih tetap merupakan pemain terbaik
negara itu. Latar belakang hidupnya turut memperkuat anggapan
ini.
Connors yang kidal itu lahir dari seorang ibu, pelatih tenis,
Gloria Connors. Sekalipun kanya bekerja sebagai manajer di
jembatan cukai yang menyeberangi Mississippi, ayahnya, James
Connors Sr. ikut memupuk bakat anak berambut pirang ini menaiki
jenjang kariernya sebagai petenis. Namun, tempaan yang kuat
memang datang dari ibunya. Orang sering melihat Gloria
berteriak-teriak dari bangku penonton untuk memberi semangat
kepada anaknya itu.
Banyak yang menuduh ibunya memaksakan keinginannya supaya
Connors menjadi petenis. Tetapi, gunjingan orang banyak itu
ditampik Connors. "Tenis adalah pilihanku, hidupku," katanya.
Untuk pertama kali dia menang dalam kejuaraan kelompok umur 10
tahun ke bawah di Southern Illinois, daerah kelahirannya. Tapi
bertambah usia, dia bukannya tambah pandai. Saban tahun dia
tampil dalam kejuaraan nasional yunior, tetapi hanya sekali
menang.
Ketika sudah hampir bangkotan, ibunya mulai berpiklr bahwa
kemampuannya melatih sudah habis untuk melambungkan anaknya. Ibu
dan anak yang haus kejayaan itu pindah ke Beverly Hills,
Kalifornia. Connors diserahkan pada tangan pelatih yang juga
teman ibunya, Pancho Segura.
Ia menjadi pemain profesional tahun 1972, ketika berusia 20
tahun. Hubungan romantisnya yang sebentar putus sebentar ketemu
lagi dengan bintang putri, Chris Evert, pernah menjadi bahan
cerita yang tak putus-putusnya buat orang. Tetapi, akhirnya
Connors menikah dengan Patti, wanita cantik yang sering muncul
dalam majalah Playboy sebagai model.
Dengan tinggi 178 cm dan bobot 72 kilo gram, Connors memiliki
pukulan forehand yang bisa mencapai kecepatan hampir 300 km per
jam. Tetapi yang paling tak tertahankan lawan-lawannya adalah
drop shot dan lob-nya yang penuh tipu daya. Dia bisa meladeni
permainan, baik menyerang maupun bertahan, seperti yang
ditunjukkannya ketika mengalahkan Lendl di New York, 11
September lalu. Dia menggondol US$ 120.000, sementara Lendl
setengahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini