Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

olahraga

Di Mana Saja Stadion Pertandingan Piala Dunia U-17

PSSI mengajukan delapan stadion untuk Piala Dunia U-17 ke FIFA. Termasuk Jakarta International Stadium. 

16 Juli 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia mengajukan delapan stadion untuk venue Piala Dunia U-17 kepada FIFA.

  • Jakarta International Stadium termasuk yang diajukan, meski dinyatakan tidak sesuai dengan standar.

  • Jakarta International Stadium digunakan karena Stadion Utama Gelora Bung Karno akan dipakai untuk konser grup musik Inggris, Coldplay.

SIMPANG-SIUR ihwal kondisi Jakarta International Stadium atau JIS datang dari pemerintah. Tiga hari setelah Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional atau FIFA menetapkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 pada Jumat, 23 Juni lalu, Presiden Joko Widodo menyebut JIS sebagai contoh stadion milik Indonesia yang sudah siap menjadi venue Piala Dunia U-17. “Stadion kita kan bukan hanya stadion GBK (Gelora Bung Karno). Ada JIS, ada Manahan, Si Jalak Harupat, Gelora Bung Tomo. Stadion kita ini banyak kok yang sudah siap,” kata Presiden Jokowi saat ditanyai wartawan, Senin, 26 Juni lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbeda dengan Presiden Jokowi, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo pada hari yang sama mengatakan Presiden Jokowi memerintahkan untuk merenovasi JIS agar sesuai dengan standar. Menteri Dito mengungkapkan, ada sejumlah catatan yang masih menjadi pekerjaan rumah jika JIS hendak dipilih sebagai venue Piala Dunia U-17 2023. "Memang beberapa catatan buat Jakarta International Stadium itu berkaitan dengan pintu, akses pintu, dan parkir," ucap Dito kepada wartawan di kantor Dewan Pimpinan Pusat Golkar, Jakarta, Senin, 26 Juni lalu.
 
Isu penggunaan JIS yang dibangun di era Gubernur Anies Baswedan itu mengemuka karena Stadion Utama Gelora Bung Karno telah dipesan untuk konser grup musik Inggris, Coldplay, pada 15 November 2023. Padahal turnamen sepak bola kelompok umur di bawah 17 tahun itu dilangsungkan pada 10 November-2 Desember 2023. Perdebatan kian ramai setelah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Dito, serta Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI Erick Thohir menginspeksi JIS pada Selasa, 4 Juli lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perawatan rumput Jakarta International Stadium, Papanggo, Jakarta, Maret 2022/Tempo/Tony Hartawan

Dalam inspeksi itu, PSSI mengajak bos PT Karya Rama Prima, Qamal Mutaqin, sebagai konsultan untuk memastikan kondisi rumput JIS. Perusahaan Qamal adalah kontraktor yang mengerjakan pemasangan rumput di Stadion GBK dan beberapa stadion yang direnovasi untuk Piala Dunia U-20 yang batal digelar. "Saya sudah dua kali mendatangi JIS sebelum kunjungan bersama Pak Basuki dan Pak Erick itu," ujar Qamal dalam wawancara via GoogleMeet, Jumat, 7 Juli lalu.

Berdasarkan pemeriksaannya, Qamal menyatakan kualitas lapangan utama JIS tidak memenuhi standar. Pernyataan itu menimbulkan polemik karena pihak yang pro-JIS mengatakan yang berwenang memeriksa stadion adalah FIFA, bukan kontraktor rumput untuk lapangan golf seperti PT Karya Rama Prima. Qamal pun sempat menaksir anggaran yang dibutuhkan untuk mengganti rumput JIS itu sebesar Rp 6 miliar. "Karena butuh diganti (rumputnya) dan Pak Erick kasih waktu hanya tiga bulan. Kalau mau diperbaiki, terus terang kami tidak sanggup," tuturnya.

Setelah melihat langsung kondisi JIS, Qamal menyarankan sebaiknya stadion itu tidak dijadikan venue Piala Dunia U-17. Menurut dia, perlu pembenahan secara menyeluruh untuk memastikan stadion yang menghabiskan anggaran pembangunan Rp 4,5 triliun tersebut memenuhi segala aspek yang ditetapkan FIFA. "Anggaran penggantian rumput yang Rp 6 miliar itu lebih baik untuk membeli mesin pemotong rumput yang masih kurang jumlahnya di setiap stadion yang ada," ucap Qamal.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan telah mengajukan delapan stadion untuk venue Piala Dunia U-17 kepada FIFA. Enam venue itu adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno; Stadion Gelora Sriwijaya di Palembang; Stadion Si Jalak Harupat di Bandung; Stadion Manahan di Solo, Jawa Tengah; Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya; dan Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Bali. Erick tidak menyebutkan dua stadion lain. "Enggak usah ditanya, lah, salah satunya sudah tahu," ujar Erick di gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jumat, 7 Juli lalu. "Yang satunya yang pasti dekat-dekat Jakarta." 

Selain menyertakan Qamal, tim survei kelayakan JIS melibatkan Nugroho Setiawan yang berstatus pakar keamanan dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Ia satu-satunya pemegang lisensi FIFA Security Officer di Indonesia. Nugroho selama ini rutin ditugasi menginspeksi stadion-stadion di berbagai negara yang akan digunakan untuk turnamen FIFA. Ia menilai terdapat celah keamanan di JIS. 

Menurut Nugroho, akses keluar-masuk stadion ini penting untuk menghindari insiden seperti tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, terulang. Ia mengatakan keamanan dan keselamatan penonton bisa jadi taruhan jika tak ada penambahan akses. "Simulasinya itu, jika 82 ribu penonton hadir, baru bisa keluar semua dalam waktu enam jam. Sedangkan standar FIFA mewajibkan dalam waktu 30 menit penonton sudah keluar semua," kata Nugroho saat ditemui di Jakarta Selatan, Rabu, 5 Juli lalu.

Nugroho menyebutkan perlu banyak perbaikan sehingga JIS memenuhi standar kelayakan untuk menggelar pertandingan selevel Piala Dunia U-17. Ia mengatakan infrastruktur yang ada harus memenuhi standar FIFA Safety and Security Regulations, Stadium Technical Recommendation, Laws of the Game, Situational Safety and Risk Assessment, dan crowd management. "Semua itu terangkum dalam checklist interdepartmental FIFA competition. Pas dicek, JIS masih banyak kurangnya," dia menjelaskan.

Perdebatan tentang kelayakan JIS mulai mereda ketika perusahaan jasa desain, rekayasa, dan konsultansi internasional Buro Happold buka suara tentang keterlibatannya di proyek JIS. Buro Happold memberikan klarifikasi setelah namanya muncul dalam penilaian kelayakan JIS digunakan untuk Piala Dunia U-17. Dalam keterangannya yang diterima Tempo pada Ahad, 9 Juli lalu, pihak Buro Happold menyatakan tidak mendesain JIS. Perusahaan yang berpusat di Bath, Inggris, ini juga tidak terlibat dalam pengerjaan konstruksi JIS.

Buro Happold merinci proyek di JIS adalah pembuatan panduan desain serta layanan jasa konsultasi atas permintaan Jakarta Konsultindo (Jakkon). Pekerjaan itu dilaksanakan pada Desember 2018-Maret 2019. Selanjutnya, Buro Happold diminta meninjau konsep desain yang dipersiapkan oleh pihak lain yang ditunjuk Jakkon. Tinjauannya mengidentifikasi beberapa aspek yang ternyata tidak sesuai dengan panduan konsep desain orisinal dari Buro Happold. "Temuan ini telah disampaikan oleh Buro Happold dalam surat terpisah," demikian pernyataan Buro Happold.

Dalam situs web perusahaan, dijelaskan bagaimana tim-tim konsultansi bekerja dan memberi solusi dalam proyek JIS. Ada tim yang menyediakan model-model visualisasi stadion, ada tim yang mengkaji ancaman banjir dan mitigasinya, ada tim infrastruktur, serta satu lagi yang dinamakan tim people flow. Pada bagian terakhir, Buro Happold mengungkapkan bahwa para ahli mobilitasnya mempelajari aksesibilitas JIS menggunakan data dari konsultan lokal. Hasilnya, mereka merekomendasikan peningkatan penyediaan sarana transportasi publik dan kantong parkir pendukung sebelum stadion beroperasi penuh.

Untuk aksesibilitas yang lebih luas lagi, tim pakar Buro Happold inilah yang merekomendasikan revisi desain perihal titik-titik aksesibilitas stadion, baik untuk kendaraan maupun pejalan kaki. Juga strategi sirkulasi vertikal. "Intervensi itu semua mengubah konsep layout rencana induk serta meningkatkan keselamatan dan efisiensinya yang jika diterapkan dapat menghemat biaya secara signifikan," tulis Buro Happold.

Untuk meminta klarifikasi ihwal kualitas rumput JIS yang tidak memenuhi standar FIFA, Tempo menghubungi kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut, yakni PT Delta Prima Pro dan PT Lestarindo Soccer. Kedua kontraktor rumput JIS itu enggan menjelaskan secara detail. "Mohon maaf, kami sebagai pihak subkontraktor belum diizinkan untuk berkomentar lebih banyak mengenai hal ini," tulis administrator akun Instagram PT Delta Prima Pro ketika diajukan permohonan wawancara, Jumat, 7 Juli lalu. 

Respons serupa disampaikan oleh PT Lestarindo Soccer. "Mohon maaf, berdasarkan arahan manajemen, kami tidak dapat memberikan keterangan tentang lapangan JIS, karena sepertinya sudah mengarah ke ranah politik. Sehingga apa pun yang kami sampaikan mengenai JIS pasti akan serba salah," ucap customer service PT Lestarindo melalui pesan WhatsApp, Sabtu, 8 Juli lalu.

PSSI dan pemerintah kini harus berfokus mempersiapkan venue berstandar internasional untuk menggelar Piala Dunia U-17. Berdasarkan penjelasan Qamal, ada 25 stadion di lima kota, yaitu Palembang, Bandung, Surakarta, Surabaya, dan Gianyar, yang telah direnovasi sehingga memenuhi standar kelayakan FIFA. Qamal mengklaim perusahaannya ditunjuk FIFA sebagai subkontraktor untuk memperbaiki rumput lapangan stadion-stadion tersebut sebagai persiapan Piala Dunia U-20. 

Qamal mengatakan kontrak pengerjaan itu dilakukan karena perusahaannya memiliki alat-alat pemasangan rumput yang paling lengkap di Indonesia. "Waktu kami diminta mengerjakan, prosesnya panjang, pakai tender. Proses tender itu dilakukan oleh Nindya Karya sebagai kontraktor utama," katanya. Ihwal kualitas lapangan, Qamal menyatakan telah menyerahkan laporan resmi terakhirnya kepada Labosport pada Juni lalu. Labosport merupakan konsultan resmi FIFA untuk verifikasi lapangan. "Lapangan itu harus dirawat, kalau tidak, bisa-bisa penilaian FIFA jelek lagi," tuturnya.

Dia mengungkapkan, perawatan lapangan sepak bola memerlukan minimal tiga kali pemotongan rumput dalam sepekan. Qamal mengatakan pemerintah daerah di beberapa kota yang berpeluang menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 tidak memiliki alat potong yang mumpuni. "Itu sebenarnya yang perlu jadi perhatian pemerintah," ucapnya. Qamal menjelaskan, alat potong walking grill power dan rotary mower harganya Rp 400 juta per unit. "Contohnya di Stadion Si Jalak Harupat punya alat, tapi tidak cukup secara standar FIFA, yakni tiga walking grill power dan tiga rotary mower.”

Kementerian Pemuda dan Olahraga, kata Qamal, telah membeli rotary mower dan walking grill power masing-masing 18 unit untuk keperluan Piala Dunia U-20. Namun pengiriman tertunda karena status tuan rumah dialihkan kepada Argentina. "Itu sudah mumpuni, walaupun belum memenuhi secara kuantitas," dia menerangkan.

Ihwal hasil verifikasi lapangan di Indonesia sesuai dengan standar FIFA, Direktur Labosport Asia-Pasifik Olivier Ducrocq mengatakan belum bisa memberi jawaban secara cepat karena pihaknya masih memverifikasi lapangan untuk pergelaran Piala Dunia Wanita yang berlangsung di Australia dan Selandia Baru, 20 Juli-20 Agustus 2023. "Beberapa minggu ke depan, mungkin perlu sedikit waktu sebelum saya kembali menghubungi Anda," ujar Ducrocq melalui surat elektronik kepada Tempo, Selasa, 11 Juli lalu.

Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan telah menyelesaikan renovasi lapangan Stadion Si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sebagai infrastruktur pendukung untuk Piala Dunia U-17 2023. "Masa renovasi adalah Januari-Juni 2023 dan renovasi telah selesai 100 persen per 2 April 2023,” tutur Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti seperti dikutip dari Antara, Rabu, 12 Juli lalu. 

Diana menambahkan, total anggaran renovasi Stadion Si Jalak Harupat sebesar Rp 155,17 miliar. Stadion tersebut memiliki kapasitas 27.166 kursi tunggal dengan luas lahan 6,3 hektare dan luas bangunan 28.177 meter persegi. Pembangunan konstruksi dilakukan oleh PT Nindya Karya dengan konsultan PT Virama Karya (Persero). Stadion Si Jalak Harupat pernah dicek oleh FIFA untuk pergelaran Piala Dunia U-20. Namun pengecekan ulang diperlukan untuk Piala Dunia U-17.

Kementerian PUPR bertugas menyiapkan sekaligus memperbaiki atau merenovasi fasilitas pendukung pelaksanaan Piala Dunia U-17 di Indonesia. Stadion di Bali yang telah direnovasi oleh Kementerian PUPR adalah Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar beserta empat lapangan latihan, yakni Stadion I Gusti Ngurah Rai dan Stadion Kompyang Sudjana di Denpasar serta Stadion Gelora Samudra dan Stadion Trisakti di Kabupaten Badung.

Di Palembang ada Stadion Gelora Sriwijaya dan empat lapangan latihan, yaitu Bumi Sriwijaya serta lapangan Atletik, Baseball, dan Panahan di Jakabaring Sport City. Di Surakarta, ada Stadion Manahan beserta lapangan latihan, yakni Stadion Sriwedari, Stadion Banyuanyar, Lapangan Sriwaru, dan Lapangan Kota Barat. 

Kemudian di Surabaya ada Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) dan lapangan latihan, yaitu Stadion Gelora 10 Nopember, Lapangan A dan C di GBT, serta Lapangan Tot Heil Onzer Ribbenkast (THOR) di Gelora Pancasila. Adapun di Bandung, selain Stadion Si Jalak Harupat, ada lapangan latihan di Gelora Bandung Lautan Api, Stadion Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Stadion Jati Universitas Padjadjaran, dan Stadion Persib Sidolig.

Berdasarkan data Layanan Pengadaan Secara Elektronik Kementerian PUPR, anggaran renovasi paling besar dialokasikan ke Bali untuk renovasi venue utama dan lapangan latihan sebesar Rp 152,9 miliar. Anggaran konsultan menghabiskan Rp 3,1 miliar. Berikutnya Kota Surakarta mendapat alokasi sebesar Rp 78,8 miliar untuk venue utama dan lapangan latihan. Dana sebesar Rp 2 miliar digunakan untuk jasa konsultan. Anggaran sebesar Rp 83 miliar juga dialokasikan ke Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan untuk renovasi lapangan latihan agar sesuai dengan standar FIFA. Jasa konsultan yang dianggarkan sebesar Rp 2,4 miliar.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Menguji Kelayakan Stadion Piala Dunia"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus