Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Manusia besi, juara sejati

Mike tyson, 21, mengalahkan tony tucker, 28, dalam kejuaraan tinju kelas berat ibf di las vegas, as. tyson kini memegang gelar tiga badan tinju: wbc, wba, dan ibf. tyson belum melawan michael spinks.

8 Agustus 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEL berdentang menandakan pertandingan berakhir. Wasit segera melerai kedua petinju yang saling merangkul. Dengan serta-merta Tony Tucker, 28, juara dunia kelas berat versi IBF itu, mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi seakan dialah yang pasti keluar sebagai juara. Di ronde terakhir itu, Tony yang dikenal sebagai petinju yang "lambat panas" memang sempat mencengangkan penonton yang memadati arena pertarungan di Hotel Hilton, Las Vegas, AS, Sabtu lalu. Ketika itu suatu kombinasi pukulan hook dan uppercut yang dilepaskan amat keras mendarat pas di wajah si "manusia besi", Mike Tyson. Keringat yang membasahi wajah Tyson sampai tepercik ke lantai kanvas. Cuma itu. Setelah itu, sekalipun Tony memburu lawannya dan selama 20 detik menjelang akhir ronde berhasil memancing Tyson untuk saling menukar pukulan, mana bisa Tyson ditumbangkan. Petinju asal kawasan kumuh Brooklyn, New York, yang baru berusia 21 tahun itu masih tetap tangguh sampai pertandingan 12 ronde itu berakhir. Ketiga juri memberi kemenangan angka bagi "manusia besi" itu. Berarti dia menjadi orang kedua yang memegang gelar juara dunia kelas berat sejati dengan menyandang gelar tiga badan tinju dunia sekaligus: WBC, WBA, dan IBF. Sama seperti yang dilakukan Larry Holmes beberapa tahun lalu. Bedanya, gelar ketiga, versi IBF, diperoleh Holmes tanpa bertanding. Badan tinju IBF ketika itu baru berdiri dan langsung menaruh Holmes dalam daftar juara. Sedang Mike Tyson merampas semuagelar itu dengan lebih jantan. Gelar pertama versi WBC, diraihnya November lalu dengan menghentikan perlawanan juara dari Kanada, Trevor Berbick, di ronde kedua. Sekaligus Tyson menggoreskan sejarah sebagai juara dunia kelas berat termuda sejak pertandingan tinju dipentaskan. Empat bulan kemudian sabuk juara versi WBA melilit di pinggangnya ketika James Smith, si pematah tulang, ditaklukkannya dengan angka. Sedang Tony Tucker, siapa yang kenal? Petinju asal Michigan, AS, itu sepanjang karier pro memang belum pernah kalah menang 30 kali, 27 kali di antaranya dengan KO. Tapi Tony menjadi juara dunia IBF setelah nama sang juara Michael Spinks dicoret karena menolak melakukan pertandingan wajib Februari lalu. Menjelang pertandingan pasar taruhan 12 -- 1 menjagokan Tyson. Begitu pertandingan dimulai, Tyson yang tubuhnya lebih pendek langsung menggebrak. Senjata hook-nya memang ampuh untuk ertarungan jarak pendek. Apalagi yang digunakan Tony kalau tidak merangkul lawan, seperti yang dilakukan James Smith kepada Tyson dalam pertandingan lima bulan yang lalu. Di ronde pertama, Wasit Bill Lane 13 kali memisahkan kedua petinju dari berangkulan. Di ronde kedua meningkat 14 kali. Tapi Tony seakan mesin berbahan bakar solar lama-lama panas juga dan menemukan bentuk permainan. Data wasit memisah keduanya terus menurun. Di ronde enam cuma ada delapan rangkulan, dan di ronde sepuluh hanya lima. Tyson memang perkasa: bertanding 31 kali tanpa pernah kalah atau seri, 28 di antaranya dengan KO. Tapi kecepatan dan kekuatan yang diandalkannya selama ini bila dilihat dari dua pertandingan terakhir bukanlah lagi sesuatu yang terlalu membahayakan. Lawan bisa memungkasnya dengan menan dan rangkulan. Bila kelak Tyson berhadapan dengan Michaei Spinks, sungguh sulit siapa yang bakal jadi pecundang. Spinks satu-satunya petinju kelas ringan berat yang berhasil menjadi juara kelas berat. Selain belum pernah terkalahkan, ia dikenal pula sebagai seorang cerdas dan pintar berkelit. Tampaknya, untuk memang bisa disebut "juara sejati", Tyson masih harus menghadapi Spinks. Tapi buat Tyson rupanya itu perkara belakangan. Asisten manajer Tyson pekan lalu mengatakan, "Kami tidak mengingini Spinks." Tyson telah dijadwalkan akan bertarung melawan Tyrell Biggs 16 Oktober mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus