Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Striker tim nasional Rusia, Artyom Dzyuba, menangis di lapangan Stadion Sochi ketika timnya dikalahkan Kroasia lewat adu penalti. Skor akhir adu penalti 4-3, setelah sebelumnya kedua tim bermain imbang 2-2, menghentikan langkah Rusia hanya sampai babak perempat final Piala Dunia 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dzyuba kembali menitikkan air mata ketika menghadapi ribuan suporter di fan fest Vorobyovy Gory, Moskow, Senin sore lalu. Seperti dilaporkan Komsomolskaya Pravda, para pemain Rusia langsung menjumpai para suporternya di fan fest begitu tiba dari Sochi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bukan hanya Dzyuba, para pemain tim Rusia juga tampak tak kuasa menahan haru ketika para suporter mengacungkan kepalan tangan ke udara dan bendera Rusia lalu berulang berteriak, "Terima kasih! Kalian luar biasa!"
Pelatih tim nasional Rusia, Stanislav Cherchesov, menyesal tak bisa memenuhi keinginan para suporter untuk melihat tim nasional mereka di babak semifinal. Meski demikian, pelatih berkepala plontos itu mengaku bangga terhadap dukungan penuh para suporter. "Kalian adalah pemain ke-12, ke-13, ke-14, ke-15, ke-16, yang membantu tim di lapangan," kata dia seperti ditulis Vesti.
Cherchesov berjanji tim nasional Rusia akan berbenah untuk tampil lebih baik lagi di Piala Dunia 2022 di Qatar. Dia pun meminta para suporter untuk ikut meramaikan Qatar. "Tanpa kalian, rasanya berat," kata Cherchesov. "Karena itu, datanglah ke sana karena kami membutuhkan dukungan kalian sejak detik pertama pertandingan dimulai."
Kiper Rusia, Igor Akinfeyev, mengatakan timnya beruntung memiliki para suporter yang terus memberi dukungan dalam kondisi apa pun. "Tim ini memang membuat sejarah di Piala Dunia, tapi kalian jelas lebih baik," kata penjaga gawang CSKA Moskow itu.
Kehadiran ribuan suporter di fan fest, menurut Dzyuba, membuktikan bahwa sepak bola bisa menyatukan banyak orang. "Saya senang kalian semua bisa menikmati Piala Dunia ini," kata penyerang klub Zenit St. Petersburg itu.
Dzyuba menjadi salah satu pemain paling bersinar di tim Rusia selama Piala Dunia. Dia turun di lima pertandingan dan mencetak tiga gol. Dia juga mendampingi Igor Akinfeev, sang kapten, memimpin tim.
Dalam perjalanan pulang dari Sochi, Dzyuba bahkan memotret gambar dirinya bersama rekan-rekannya satu per satu. Dia mengunggah seluruh foto itu, sebanyak 22 gambar, ke akun Instagram-nya. "Rekan seperjuangan yang paling kubanggakan!" begitu dia menuliskan.
Piala Dunia, bagi Dzyuba, menjadi kenangan paling berkesan sepanjang kariernya sebagai pemain sepak bola. Selama lebih dari 50 hari, dia selalu bersama rekan-rekannya di tim nasional. "Mereka akan selalu saya ingat sampai ajal menjemput, bagaimana kami bersama berjuang di sini."
Menjadi tim dengan peringkat terendah dari 32 peserta Piala Dunia, Rusia membuat kejutan lantaran mampu menembus babak perempat final. Mereka lolos dari babak penyisihan grup dengan meraih dua kemenangan atas Arab Saudi dan Mesir. Rusia juga mengalahkan Spanyol, salah satu tim favorit juara, lewat adu penalti dengan skor 4-3.
Sergei Yurievich, suporter asal Saint Petersburg, mengaku sempat kecewa ketika menyaksikan Rusia dikalahkan Kroasia. Apalagi selisihnya hanya satu gol melalui adu penalti. Meski begitu, dia bangga dengan prestasi Rusia yang berhasil lolos ke perempat final. "Rasanya kami sudah berada di jalur yang tepat membangun kembali citra sepak bola Rusia," katanya.
Ini adalah pertama kalinya tim itu tampil di babak perempat final Piala Dunia membawa bendera Federasi Rusia. Terakhir kali Sbornaya-julukan tim nasional Rusia-tampil di perempat final Piala Dunia pada 1970 ketika negerinya masih bernama Uni Soviet.
Sergei berharap Cherchesov tetap menangani tim nasional. Menurut dia, Cherchesov membuat banyak perubahan di timnas. Cherchesov, yang tadinya tak banyak dikenal fan Rusia, kini menjadi salah satu favorit.
"Tim Rusia membutuhkan pelatih Rusia juga karena masalah komunikasi," kata Sergei. "Cherchesov tampaknya bisa menangani itu." GABRIEL WAHYU TITIYOGA (ST. PETERSBURG) | KOMSOMOLSKAYA PRAVDA | VESTI | RAMBLER
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo