Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

olahraga

Sepatu Nike Air Disebut Michael Jordan Warna Iblis, Dilarang NBA

Cerita tentang Michael Jordan dan sepatu Nike Air Jordan yang melegenda dan menjadi mesin uang mereka.

20 Mei 2020 | 08.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 1984, Nike masih merupakan pemain baru pakaian olahraga dibandingkan dua merek Jerman Adidas dan Puma. Mereka mendekati Michael Jordan, yang saat itu merupakan pemain muda NBA, untuk menjadi model produk mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak tanggung-tanggung, Nike menawarkan nama Jordan tertempel pada produk sepatu basket. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hasilnya luar biasa, Nike Air Jordan menghasilkan Rp 45 triliun per tahun, demikian dimuat dalam film dokumenter Netflix The Last Dance.

Baru keluar dari University of Carolina, tempat ia memperkuat tim perguruan tinggi Tar Heels, Jordan yang baru saja direkrut Chicago Bulls didekati oleh Nike.

Pada saat itu, Nike lebih dikenal dengan produk sepatu lari dan sneakers namun pertengahan 1980-an itu penjualannya merosot. Mereka lalu mencoba peluang baru di basket.

Jordan sendiri lebih tertarik pada Adidas atau Converse, namun merek Amerika ini lebih menyukai pemain yang sudah terkenal dan memilih mengontrak legenda Boston Celtic Larry Bird dan mantan bintang LA Lakers Magic Johnson.

Adidas juga tidak menawarkan kepadanya kesepakatan, dan hanya atas saran mantan agennya David Falk dan ibunya Deloris, Jordan pergi menemui Nike di  Portland.

"Ibuku berkata, 'Kamu sebaiknya mendengarkan, kamu mungkin tidak suka, tetapi kamu sebaiknya pergi mendengarkan,'" katanya dalam The Last Dance tentang awal kontraknya dengan Nike.

Tawaran Nike tidak membuat Jordan tertarik. Desainer kepala mereka pada waktu itu Peter Moore menunjukkan sketsa sepatu, pakaian olahraga, dan pakaian olahraga Air Jordan I semuanya dengan warna hitam dan merah.

"Saya tidak bisa memakai sepatu itu, itu adalah warna Iblis," kata Jordan melihat desain Nike.

Namun. Jordan menandatangani kontrak lima tahun senilai sekitar Rp 36 miliar, dengan royalti di atasnya. Dia siap untuk menari bersama iblis.

Produk Air Jordan I kemudian dirilis.Warna hitam merah ini dianggap kontroversial, karena tren saat itu adalah warna putih.

Bahkan NBA melarang sepatu Nike Air Jordan dipakai dan bersikeras hanya warna putih yang boleh masuk lapangan. 
Tapi Jordan cuek saja dan terus memakainya setiap kali dia muncul di Stadion Chicago.

Akibatnya, ia didenda NBA hingga Rp 72 juta setiap pertandingan, tetapi Nike senang melunasinya. Sebuah iklan gratis.

Ini memberi sepatu mereka publisitas terbaik yang bisa mereka harapkan. Dibanderol sekitar Rp 1 juta, sepatu basket ini laris manis dan menghasilkan Rp 2,1 triliun  di tahun pertama.

Penampilan Jordan di lapangan juga ikut mendukung penjualan. Ia mengenakan sepatu merah dan hitam itu ketika mencetak 63 poin melawan Bird's Celtics.

"Untuk seorang anak, itu hampir seperti memiliki pedang cahaya Star Wars," kata rapper Nas dalam The Last Dance. "Kamu membutuhkan sepatu itu untuk menjadi seperti dia. Itu lebih dari sekadar simbol status."

THE SUN

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus