Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tim F1 Red Bull Berupaya Miliki Hak Paten Mesin Honda

Tiga perusahaan pemasok mesin mobil balap F1 sepeninggal Honda nanti adalah Mercedes, Renault, dan Ferrari. Red Bull menolak mesin Renault.

25 Oktober 2020 | 11.00 WIB

Petugas berusaha megevakuasi mobil pembalap Daniil Kvyat yang mengalami kecelakaan di Sirkuit Red Bull, Spielberg, Austria, 2 Juli 2016.  REUTERS/Dominic Ebenbichler
Perbesar
Petugas berusaha megevakuasi mobil pembalap Daniil Kvyat yang mengalami kecelakaan di Sirkuit Red Bull, Spielberg, Austria, 2 Juli 2016. REUTERS/Dominic Ebenbichler

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Tim balap F1 Red Bull mendapat dukungan dari Mercedes agar tetap menggunakan mesin Honda meski pabrikan Jepang itu meninggalkan F1 setelah akhir 2021.

Bos Red Bull Christian Horner mengatakan timnya akan mencoba mendekati Honda agar mendapatkan paten atau hak kekayaan intelektual untuk mesin Honda di balap F1. Dia menyadari upaya itu bergantung pada peraturan.

Menurut Horner rencana tersebut hanya masuk akal jika pengembangan mesin F1 formal berikutnya dihentikan. Mesin F1 berikutnya dijadwalkan diperkenalkan pada 2026.

"Semakin kami melihat, hanya ada satu opsi yang akan berhasil," ucap Christian Horner kepada televisi Sky Sports di Grand Prix Portugal seperti dikutip Reuters pada Sabtu, 24 Oktober 2020.

Di sisi lain, olahraga bermotor F1 merencanakan perombakan aturan menyeluruh pada 2022, setelah menundanya dari 2021 karena pandemi Covid-19.

Mercedes, pemenang kejuaraan dengan mesin V6 turbo hybrid sejak 2014, tak berminat memasok mesin mobil balap untuk Red Bull. Namun, Kepala Motorsport Mercedes, Toto Wolff, mengatakan mendukung pembekuan pemberlakuan mesin baru F1.

"Saya benar-benar mengerti dari mana Red Bull berasal," katanya.

Wolff menyatakan Red Bull memiliki kemampuan untuk menyesuaikan mesin Honda dan mungkin mengoptimalkannya. Bahkan, bisa saja ada beberapa hal yang masih dalam proses penyempurnaan oleh Honda sehingga Red Bull yakin bahwa akan muncul performa yang lebih baik dari mesin Honda.

“Saya pikir kami harus melakukan segalanya untuk memberi Red Bull kesempatan itu,” ucap pria asal Austria itu.

Menurut Horner adalah perbuatan "kriminal" jika melihat mesin Honda dibiarkan mendekam "di rak di suatu tempat di gudang Jepang."

Honda telah menang dua kali musim ini dengan Red Bull dan tim saudaranya, AlphaTauri. Honda menjadi pembuat mesin pertama yang menang dengan dua tim berbeda di era mesin V6 di balap F1.

Tanpa opsi menggunakan mesin Honda, Red Bull harus menerima pasokan mesin dari Renault. Menurut aturan, Renault wajib memasok mesin ke Red Bull sebagai pabrikan yang paling sedikit memasok mesin ke tim-tim F1. 

Red Bull memang menang balapan F1 selama empat tahun berturut-turut bersama Renault pada 2010-2013. Tapi belakangan Reb Bull berselisih dengan pabrikan Prancis itu sebelum bergandengan dengan Honda.

Honda pun telah memutuskan meninggalkan balap F1 mulai akhir 2021 dengan alasan akan mengembangkan mobil ramah lingkungan.

“Ini adalah peringatan bagi F1 setelah pabrikan besar seperti Honda meninggalkan sirkuit," ujar Horner.

Dia menjelaskan hanya akan tersisa tiga pemasok mesin sehingga sangat tidak menguntungkan olahraga ini.

Tiga perusahaan pemasok mesin mobil balap F1 sepeninggal Honda nanti adalah Mercedes, Renault, dan Ferrari. 

Horner menegaskan akan fokus pada rencana menggunakan mesin Honda ketimbang mesin Renault.

“Renault tidak benar-benar ingin memasok kami,” katanya. “Tidak nyaman (Renault) untuk memasok tim seperti Red Bull, kami bukan tim pelanggan standar. Kami bukan tim kecil."


REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus