Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tuduhan Audisi Bulu Tangkis Kampanye Rokok Dibantah Djarum

Djarum Foundation membantah tuduhan bahwa audisi bulu tangkis yang mereka gelar secara nasional adalah bentuk kampanye rokok lewat anak-anak.

16 Februari 2019 | 07.45 WIB

Angelica Febriana Timporok, peserta audisi bulu tangkis Djarum 2016 asal Papua. Tempo/Indra Wijaya
Perbesar
Angelica Febriana Timporok, peserta audisi bulu tangkis Djarum 2016 asal Papua. Tempo/Indra Wijaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Djarum Foundation sebagai yayasan yang menaungi kegiatan pencarian bibit-bibit atlet nasional Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis menyatakan kegiatan mereka tidak terkait kampanye produk rokok dan justru melarang penjualannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Kami menggunakan kaos sebagai identitas. Kegiatan Audisi Umum Bulu Tangkis itu secara tegas tidak menjual atau kampanye rokok karena tidak terkait merek rokok," kata Program Manajer Komunikasi Bakti Olahraga Djarum Foundation Budi Darmawan kepada Antara di Jakarta, Jumat malam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Budi mengatakan audisi bulu tangkis yang bernaung di bawah yayasan Djarum Foundation itu telah berlangsung sejak 2006 di Kudus, Jawa Tengah sebagai pengembangan dari klub bulu tangkis PB Djarum.

"PB Djarum sudah berdiri sejak 1969 ketika sejumlah karyawan yang gemar berolahraga lantas membentuk klub bulu tangkis di Kudus. Klub itu terus berkembang dan membawa nama-nama legenda bulu tangkis nasional seperti Tan Joe Hok, Liem Swie King, Haryanto Arbi, Tontowi Ahmad, dan yang terbaru Kevin Sanjaya Sukamuljo," ujar Budi.

Budi mengatakan pembinaan atlet-atlet bulu tangkis yang membutuhkan biaya dan waktu itu lantas menggugah klub bulu tangkis Djarum untuk melakukan pembinaan atlet secara serius dan melahirkan atlet-atlet berprestasi di dunia..

"Pada 2014, kami mulai mengembangkan Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis ke berbagai kota di luar Kudus. Apa yang kami lakukan itu murni untuk mengisi skuat klub bulu tangkis Djarum," katanya.

Calon-calon atlet PB Djarum yang berusia 11 tahun, 13 tahun, dan 15 tahun itu, lanjut Budi, merupakan anak-anak Indonesia dengan semangat juang, sportivitas, serta niat yang tulus untuk menjadi pahlawan olahraga nasional.

Sebelumnya, Yayasan Lentera Anak mengatakan para peserta Audisi Djarum Beasiswa Bulu Tangkis diduga telah mengeksploitasi anak untuk mempromosikan produk rokok.

"Anak-anak yang menjadi peserta audisi diwajibkan mengenakan kaos dengan logo produk rokok. Tubuh anak telah digunakan untuk mempromosikan rokok," kata Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari.

Lisda menuding alih-alih untuk mencari bibit-bibit olahragawan berprestasi, audisi tersebut lebih bertujuan untuk mempromosikan produk rokok.

"Apalagi, selama 10 tahun penyelenggaraan audisi dengan melibatkan 23.683 anak, hanya 245 anak saja yang akhirnya mendapatkan beasiswa," kata Lisda lagi soal audisi bulu tangkis tersebut.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus