Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mobil

Begini Bus Karyawan Antipeluru PT Freeport Papua, Dijaga Pasukan Bersenjata

Bus karyawan antipeluru PT Freeport Indonesia berbasis truk Iveco Trakker 380 44 buatan Italia yang bangun khusus. Dijaga pasukan bersenjata lengkap.

16 April 2021 | 16.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bus antar-jemput karyawan antipeluru milik PT Freeport Indonesia, Papua. FOTO: Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tambang PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, mengoperasikan bus karyawan hasil modifikasi.

Sebanyak 155 bus dengan platform truk Iveco Trakker 380 4x4 tersebut dimodifikasi menjadi antipeluru. Bus karyawan didesain super kuat untuk menghindari penembakan atau serangan kelompok politik di Papua.

“Hampir seluruh bagiannya antipeluru, termasuk jendela yang juga ditutup pelat logam antipeluru,” kata Hari Suroto, Arkeolog Balai Arkeologi Papua, kepada Tempo yang dikutip Jumat, 16 April 2021.

Dia menjelaskan bus karyawan antipeluru PT Freeport Indonesia ini beroperasi setiap hari mengantar karyawan dari Bandara Moses Kilangin di Timika atau Terminal Gorong Gorong menuju Tembagapura di dataran tinggi.

Bandara Moses Kilangin dan Terminal Gorong Gorong memang berada di dataran rendah.

"Modifikasi karoseri pada truk buatan Italia ini dilakukan oleh perusahaan swasta nasional PT Sanggar Sarana Baja,” ujar Hari.

Menurut Hari, bus berbasis truk Iveco Trakker 380 4×4 dibangun khusus, yakni bak belakang diganti dengan manhaul bus bodies. Tiap unit bus buatan Italia tersebut bisa menampung 56-60 penumpang.

Perjalanan bus karyawan antipeluru dari dataran rendah Kabupaten Mimika menempuh jarak 80 km dengan kecepatan 40 km/jam. dan bisa memakan waktu 2,5-3 jam perjalanan.

Bus antipeluru ini biasa digunakan dengan kecepatan rata-rata 40 km per jam menuju Tembagapura.

Tiap bus antipeluru lengkapi pasukan pengamanan bersenjata lengkap. Mobil-mobil karyawan tersebut berjalan beriringan alais konvoi 7 hingga 12 bus.

“Sopir mengenakan rompi antipeluru kevlar hingga helm antipeluru,” tutur Hari, yang juga dosen Universitas Cendrawasih, Jayapura.

Meski begitu bukan berarti bus antipeluru PT Freeport Indonesia tahan berbagai serangan Bus itu bisa luluh lantak jika diserang senapan antitank. “Atau senapan dengan peluru kaliber 12,7 x 99 mm yang bisa menembus kendaraan lapis baja."

BacaCorona, Supir Bus Alih Profesi Tukang Becak hingga Jual Gorengan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus