Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Motor

Cerita Seniman Jogja Turing Naik Motor Antik, Kabel Kopling Putus hingga Karburator Lepas

Seniman Gepeng Kesana Kesini gemar turing naik sepeda motor antik jarak jauh meski motor kesayangannya itu sering bermasalah saat di perjalanan.

2 Agustus 2022 | 09.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sosok pelaku seni yang juga dikenal sebagai pemandu acara asal Yogyakarta, Gepeng Kesana Kesini, menjadi salah satu orang yang sudah cinta mati pada motor antik lansiran pabrikan Amerika-Eropa di bawah tahun 1960.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pria bernama asli Dody Srianto yang juga kondang sebagai vokalis orkes The Produk Gagal itu memiliki beberapa koleksi motor tua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Koleksi itu siap ia boyong dalam ajang Djogjantique Day di Jogja Expo Center (JEC) pada 5-6 Agustus 2022 mendatang. Antara lain BSA 1953 yang dikalangan biker sering disebut BSA Salur dan DKW Union 1956.

"Yang sering saya pakai perjalanan agak jauh khususnya DKW Union, sempat saya kendarai pulang pergi Jawa-Bali, meskipun di jalan bisa mengalami masalah sampai empat kali," kata Gepeng Sabtu 30 Juli 2022.

Motor DKW Union lansiran Jerman yang memiliki kapasitas mesin 125 cc milik Gepeng itu kondisinya masih standar seperti bawaannya. Hanya beberapa komponen penggerak yang mengalami sedikit peremajaan.

Saat perjalanan ke Bali, motor Gepeng yang baru sampai di Alas Gumitir, hutan di kaki gunung yang terletak di wilayah perbatasan antara Kabupaten Jember dengan Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, tiba tiba rantainya terlepas.

"Setelah rantai motor yang lepas itu saya pasang kembali, baru jalan sebentar tiba-tiba rantainya malah putus," kata Gepeng mengenang saat itu kondisi jalan alas sedang sepi dan ia musti berhenti lumayan lama untuk menyambung kembali rantai itu.

Setelah rantai beres, motor itu kembali bisa melanjutkan perjalanan dan menyeberangi selat Bali menggunakan kapal menuju Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali.

"Setelah mendarat di Bali, baru diajak jalan sebentar gantian kopling motornya yang putus," kata Gepeng. Ia bersyukur setelah masalah kopling selesai, motor tak ada masalah saat keliling Bali.

"Tapi ternyata masalah muncul lagi saat perjalanan pulang, waktu naik di kawasan jalan Sarangan, karburator motor tiba-tiba terlepas," ujar Gepeng.

Gepeng terpaksa berhenti lumayan lama lagi untuk menyiasati agar karburator itu bisa terpasang kembali dan berjalan normal.

"Saat itu karburatornya hanya saya ikat pakai kawat ke bagian plat besi di depan motor, karena situasi darurat," kata dia.

Gepeng mengaku tak kapok dengan rentetan masalah pada motor tuanya itu dan menolak untuk menggunakan jasa towing atau angkut kendaraan.

"Meskipun perjalanan Jogja-Bali jadi molor 12 jam dari waktu tempuh normalnya, yang harusnya kurang dari 24 jam jadi 36 jam, tapi saya sama sekali tidak pakai towing," kata dia.

Gepeng mengatakan untuk merawat motor tua sebenarnya tak terlalu sulit. "Kalau dipakai setiap hari, kita akan tahu sendiri apa masalah motor tua itu," kata dia.

Misalnya untun tipe BSA, yang penting jangan sampai telat mengganti oli mesinnya. Sedangkan untuk jenis DKW yang terpenting tidak telat mengisi oli sampingnya.

Pria kelahiran 1977 itu mengaku sangat cinta motor tua karena menurutnya justru nyaman dikendarai sepanjang perawatannya baik.

"Faktor lain yang bikin saya suka ya karena bentuknya unik," kata dia.

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus