Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mobil

Kenali 2 Jenis Kipas Radiator dan Kelebihan Kipas Radiator Generasi Terbaru

Terdapat dua jenis kipas radiator yang dibedakan berdasarkan jenis penggeraknya. Begini kelebihan dan kekurangan keduanya.

21 Juli 2022 | 13.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
TEMPO/Hendra Suhara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Kipas radiator punya peran vital dalam menjaga suhu mesin. Agar tidak terjadi mesin overheat.

Perkembangan teknologi membawa inovasi dan manfaat lebih pada mobil. Termasuk kipas radiator yang punya dua jenis. Berikut dua jenis tersebut berdasarkan penggerak kipasnya.

Peran Termostatik

Mobil dengan penggerak roda depan memiliki kipas listrik karena mesin biasanya dipasang melintang. Artinya  keluaran mesin mengarah ke samping mobil.

Sehingga kipas radiator yang dikendalikan baik dengan saklar termostatik atau oleh komputer mesin akan menyala ketika suhu cairan pendingin melebihi titik yang ditentukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kipas radiator akan mati kembali ketika suhu turun di bawah titik itu, seperti dilansir dalam auto.howstuffworks.com.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sedangkan mobil dengan penggerak roda belakang, mesinnya memanjang. Dan memiliki kipas pendingin yang digerakkan oleh mesin itu sendiri. Kipas ini memiliki kopling kental yang dikontrol secara termostatik. Kopling akan diposisikan di hub kipas, di aliran udara yang masuk melalui radiator.

Laman Suzuki Indonesia juga mengulas kipas pendingin berdasarkan penggeraknya. Dimana kipas radiator mobil yang biasanya ada di bagian belakang radiator digerakkan oleh:

Kipas digerakkan dengan poros engkol

Kipas pendingin yang digerakkan poros engkol akan bergerak terus menerus jika mesin dalam keadaan hidup. Antara poros engkol dan manual fan dihubungkan melalui sebuah puly dan belt.

Hal ini menyebabkan kecepatan putaran yang dihasilkan dari kipas  juga sangat bergantung dengan kecepatan dari mesin yang berputar. Jika mesin berputar dengan kecepatan tinggi, maka kipas juga akan berputar lebih cepat.

Begitu pula sebaliknya, jika mesin berputar dengan kecepatan yang rendah, maka kipas juga akan berputar lebih lambat. 

Jenis ini merupakan kipas radiator tipe manual yang secara umum dipasang di depan water pump. Gerakan kipas yang dihasilkan dari berputarnya poros engkol semacam ini dirasa menambah beban mesin. 

Sehingga penyebab kipas yang digerakkan dengan poros engkol ini punya kekurangan. Dengan beban yang diterima oleh mesin bertambah, otomatis bahan bakar yang dibutuhkan juga akan semakin banyak. Selain itu, kipas bakal menimbulkan bunyi saat bekerja.

Kipas digerakkan motor listrik

Hadirnya kipas radiator dengan penggerak motor listrik merupakan solusi bagi generasi sebelumnya. 

Kipas jenis ini tidak lagi memanfaatkan putaran yang dihasilkan dari poros engkol sebagai penggerak kipas pendinginnya. Namun, kipas elektrik tersebut akan berputar ketika motor listrik dialiri arus listrik.

Tipe arus yang searah (DC) digunakan pada kipas yang digerakkan dengan motor listrik. Elektrik fan tersebut menggunakan sebuah sensor yang bernama water temperature sensor (WTS) yang akan mendeteksi temperatur air yang ada pada mesin mobil. 

Hal ini memungkinkan bila air telah mencapai pada suhu yang telah ditetapkan, maka WTS akan mengirimkan laporan ke ECU.

Selanjutnya, ECU akan mengirimkan sinyal tegangan pada relay fan yang membuat statusnya jadi aktif dan motor listrik akan teraliri listrik. Dalam kondisi semacam ini, motor listrik akan bekerja menggerakkan kipas pendingin. 

Dari inovasi model penggerak kipas radiator, banyak keuntungan yang diterima oleh mobil. Salah satunya membuat mesin tak terlalu terbebani. Bahan bakar yang dibutuhkan pun tidak terlalu banyak. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus