Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jika Anda pernah naik bus atau melihat bus di terminal, mungkin Anda bertanya-tanya mengapa mesin bus sering kali dibiarkan menyala meski kendaraan tersebut sedang berhenti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tindakan ini bukanlah tanpa alasan, karena ada berbagai faktor yang memengaruhi keputusan untuk tetap menyalakan mesin saat bus berhenti, baik dari segi efisiensi operasional, kenyamanan penumpang, hingga faktor teknis kendaraan itu sendiri. Mari kita eksplorasi lebih lanjut mengenai alasan-alasan tersebut.
Kenapa Mesin Bus Tidak Dimatikan saat Berhenti?
1. Menjaga Sistem AC dan Kenyamanan Penumpang
Salah satu alasan utama mesin bus tetap menyala saat berhenti adalah untuk menjaga agar sistem pendingin udara (AC) tetap berfungsi. Dalam cuaca panas, penumpang bisa merasa tidak nyaman jika AC mati, apalagi jika bus penuh sesak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagian besar bus modern menggunakan AC yang dioperasikan langsung dari mesin. Jika mesin dimatikan, maka AC juga akan berhenti berfungsi, membuat suhu dalam kabin naik dengan cepat.
Penumpang yang merasa nyaman akan cenderung memiliki pengalaman perjalanan yang lebih baik. Oleh karena itu, menjaga mesin tetap hidup untuk memastikan pendinginan kabin menjadi prioritas bagi operator bus, terutama dalam perjalanan jauh atau pada hari yang panas.
2. Menghindari Kerusakan pada Mesin dan Komponen Lainnya
Bus yang sering dimatikan dan dihidupkan kembali dapat mengalami keausan yang lebih cepat pada beberapa komponen mesin, termasuk starter dan alternator.
Setiap kali mesin bus dinyalakan, komponen-komponen ini mengalami tekanan tambahan yang seiring waktu dapat memengaruhi kinerjanya dan menyebabkan kerusakan lebih cepat. Ini tentu saja dapat meningkatkan biaya perawatan dan mengurangi umur pakai kendaraan.
Selain itu, mesin bus biasanya bekerja paling efisien saat suhu mesin optimal. Mematikan mesin dan kemudian menghidupkannya kembali dapat menyebabkan fluktuasi suhu yang tidak baik bagi komponen-komponen internal mesin, khususnya dalam kondisi cuaca dingin.
Dengan menjaga mesin tetap menyala, suhu mesin dapat dipertahankan pada tingkat yang stabil, sehingga risiko kerusakan komponen berkurang.
3. Meminimalkan Konsumsi Bahan Bakar
Walaupun terdengar paradoks, dalam beberapa situasi tertentu, menjaga mesin tetap menyala sebenarnya bisa lebih hemat bahan bakar daripada mematikan dan menyalakannya kembali.
Mesin diesel, yang umum digunakan pada bus, biasanya memiliki efisiensi bahan bakar yang lebih baik saat dijalankan dalam jangka waktu lama dibandingkan sering dimatikan dan dinyalakan.
Dalam kondisi tertentu, menghidupkan mesin diesel dapat membutuhkan lebih banyak bahan bakar daripada menjaga mesin tetap menyala untuk beberapa waktu.
Sistem idle pada mesin diesel juga dirancang untuk menggunakan bahan bakar dalam jumlah kecil ketika mesin berputar tanpa beban besar.
Oleh karena itu, ketika berhenti dalam waktu singkat, menghidupkan mesin dapat mengurangi konsumsi bahan bakar secara keseluruhan dibandingkan dengan mematikan dan menghidupkan kembali mesin.
4. Faktor Lingkungan dan Regulasi
Meskipun menjaga mesin tetap menyala dapat membantu efisiensi dan kenyamanan, tidak semua tempat membolehkan praktik ini karena dampak lingkungan.
Beberapa kota atau wilayah memiliki peraturan ketat tentang emisi kendaraan dan mendorong pengemudi untuk mematikan mesin saat berhenti dalam waktu lama demi mengurangi polusi udara.
Mesin diesel yang dibiarkan menyala dapat menghasilkan emisi yang signifikan, terutama bila bus tersebut berada di area perkotaan yang padat. Oleh karena itu, operator bus harus memperhatikan regulasi setempat terkait emisi.
Di beberapa tempat, teknologi idle-stop telah diperkenalkan untuk membantu mengurangi polusi tanpa harus mematikan mesin sepenuhnya, sehingga tetap ada aliran udara yang memadai tanpa mengorbankan kenyamanan penumpang atau keausan pada komponen mesin.
5. Keamanan dan Kesiapsiagaan Operasional
Di samping alasan kenyamanan dan efisiensi, keamanan operasional juga menjadi pertimbangan.
Dalam situasi tertentu, bus mungkin perlu segera berangkat jika ada kondisi darurat atau penumpang yang membutuhkan layanan cepat. Dengan menjaga mesin tetap menyala, bus dapat dengan cepat bergerak tanpa memerlukan waktu tambahan untuk menghidupkan mesin. Ini sangat penting di terminal atau halte yang ramai, di mana operator bus harus siap kapan saja untuk melanjutkan perjalanan.
Pilihan Editor: Tips Memanaskan Motor yang Benar agar Mesin Tetap Awet