Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasar mobil bekas memang selalu punya konsumen tersendiri. Hal tersebut yang sering dimanfaatkan para pelaku penipuan untuk meraup keuntungan besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski begitu, sebenarnya terdapat beberapa cara untuk menghindari kasus penipuan saat melakukan pembelian. Berikut tips membeli mobil bekas menurut salah satu pemilik showroom di Jakarta:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lukman Nur Hakim, pemilik showroom mobil bekas Banting Stir di Cipinang, Jakarta Timur menyebut hal pertama yang harus dilakukan yakni calon konsumen jangan langsung tergoda dengan harga serta promo yang menarik.
"Sebaiknya lakukan riset terlebih dahulu tentang harga mobil yang diinginkan. Jadi jika ditawarkan dengan harga terlalu rendah atau tinggi, bisa lebih waspada. Harga yang ditawarkan jauh lebih murah dari harga pasaran, juga patut dicurigai," ucap dia saat dihubungi Tempo, Rabu, 22 November 2023.
Lalu, jika harga dirasa sudah masuk akal, Lukman menyarankan agar sebisa mungkin melakukan pengecekan unit secara langsung. Hal tersebut juga berguna untuk mengetahui apa kekurangan dari mobil tersebut.
"Setelahnya, untuk terhindar dari penipuan saat beli mobil bekas sebaiknya lakukan pengecekan yang mendetail dan test drive. Jika kurang mengerti tentang mobil atau hal teknis, bisa mengajak teman atau kerabat untuk membantu," tutur Lukman.
Lukman menambahkan, hal lain yang tidak kalah penting adalah melakukan pengecekan surat-surat seperti Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).
"Suratnya juga sebaiknya dicek detail apakah asli atau palsu dan sudah ada ciri-cirinya jelas. Selain itu samakan nomor STNK dan BPKB serta nomor mesin dan nomor rangka," dia menambahkan.
Terakhir adalah dengan mencari tahu metode transaksi yang ditawarkan. Tanyakan kepada pihak penjual menawarkan pilihan transaksi yang seperti apa.
"Konsumen berhak bertanya secara detil seperti apakah pihak penjual menawarkan pilihan transaksi yang lengkap, bagaimana dengan cara pembayarannya, apakah ada biaya tambahan. Jika menemukan hal yang aneh atau tidak masuk akal pada metode transaksi jual beli yang ditawarkan, sebaiknya jangan lanjutkan proses transaksi," tutup dia.
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto