Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Buntut Hak Suara Sistem Noken, Polisi Tangani Pertikaian Kelompok Masyarakat di Nduga

Kapolres Nduga mengatakan, personel gabungan terus melakukan patroli di sekitar lokasi kejadian mengantisipasi bentrokan susulan terkait noken.

25 Maret 2024 | 06.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga pegunungan memberikan hak pilihnya pada Pemilu serentak 2024 Sistem Noken di Kampung Algoni, Distrik Piramid, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, Rabu, 14 Februari 2024. Sebanyak 1.306.414 orang masuk dalam daftar pemilih tetap di Provinsi Papua Pegunungan yang akan menggunakan hak pilih untuk memilih presiden dan wakil presiden, DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten / Kota dan DPD. ANTARA / Gusti Tanati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Nduga menangani kasus pertikaian lanjutan dua kelompok masyarakat di Kabupaten Nduga sebagai buntut dari kesepakatan pembagian hak suara sistem noken. Peristiwa itu terjadi di sekitar kota Kenyam, Sabtu, 23 Maret 2024 sekitar pukul 15.25 WIT.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, menjelaskan pertikaian antara kedua kelompok tersebut berawal dari kedua kelompok masyarakat yang diketahui melibatkan Ketua DPRD Kabupaten Nduga, Ikabus Gwijangge dengan Kepala Distrik Geselema, Lenanus Wandikbo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertikain itu sebelumnya terjadi pada Kamis, 15 Februari, Jumat, 16 Februari, dan Senin, 04 Maret 2024. “Bentrok tersebut kembali terjadi karena masalah pembagian suara yang belum terselesaikan,” kata Kabid Humas Polda Papua Benny, dalam keterangan tertulis, Sabtu malam, 23 Maret 2024.

Sementara itu, Kapolres Nduga AKBP V.J. Parapaga, mengklaim pihaknya melakukan tindakan tegas dan terukur dengan menembakan gas air mata ke arah dua kelompok tersebut. Mereka juga mengimbau masyarakat untuk segera membubarkan diri.

“Konflik ini hanya melibatkan Distrik Geselema dan antara keluarga sendiri (pertalian darah) kekerabatan, antara kedua Kelompok masyarakat,” ujar AKBP V.J. Parapaga.

Pasca terjadinya pertikaian, AKBP V.J. Parapaga mengungkap bahwa personel gabungan terus melakukan patroli di sekitar lokasi kejadian mengantisipasi bentrokan susulan. Kepolisian, kata dia, juga telah melakukan pendekatan kepada para tokoh-tokoh di Nduga untuk membantu meredam kedua kelompok tersebut.

Situasi saat ini dilaporkan terpantau aman dan kondusif. Kata Parapaga, hal ini tak lepas dari kerja sama dan sinergitas bersama untuk menjaga situasi tetap terjaga dengan baik. Dia juga berharap situasi yang kondusif ini dapat terjaga dan stabil sehingga aktivitas masyarakat dapat berjalan dengan baik dengan normal.

Sementara itu, pihak keamanan akan terus berupaya menjalin komunikasi bersama kedua kubu yang bertikai. Ke depan, komunikasi yang telah dibangun ini diharapkan dapat membuahkan hasil yang baik sehingga kedua kelompok massa dapat bertemu untuk musyawarah dan melakukan perdamaian serta tidak ada korban jiwa dalam pertikaian tersebut.

“Kami juga terus memberikan himbauan agar ke depan masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang ingin memecah perdamaian yang telah kami upayakan tersebut, mari berdamai demi kesejahteraan masyarakat kita semua," ujar Kapolres Nduga, AKBP V.J. Parapaga.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus