Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Jajaran rektor bersama sivitas akademika dari 21 perguruan tinggi di Solo Raya mendeklarasikan Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 Damai di halaman Gedung Rektorat Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, Jumat, 29 Desember 2023. Deklarasi yang sekaligus dalam momentum peringatan Hari Bela Negara itu dikomandoi Rektor UNS Jamal Wiwoho.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jamal memastikan komitmen sivitas akademika perguruan tinggi untuk tidak condong mendukung ke pasangan calon (paslon) presiden-wakil presiden atau calon anggota legislatif (caleg) tertentu. Hal itu khususnya untuk tiga perguruan tinggi negeri, yakni UNS, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di kami yang perguruan tinggi negeri, ada UNS, ISI, dan UIN, komitmen menjaga netralitas ASN, agar betul-betul terkait pelaksanaan kampanye Pemilu ini ASN bisa netral," kata Jamal.
Jamal menyebut aturan berbeda mungkin berlaku di perguruan tinggi swasta yang punya aturan sendiri. "Tapi tetap tidak boleh kalau kampus dijadikan ajang mempromosikan atau mendukung salah satu Paslon atau caleg," ujarnya.
Namun pihak kampus memperbolehkan jika ada yang akan menghadirkan semua pasangan capres-cawapres dalam sebuah forum diskusi atau talkshow. Paslon juga bisa dihadirkan satu per satu secara bergantian dalam sebuah forum yang sama.
"Boleh-boleh saja kalau mau jadi promotor untuk menyelenggarakan itu. Tapi tiga-tiganya lho yo, kalau satu satu ya enggak boleh. Kalau memungkinkan tiga oke, tidak bareng ya enggak apa-apa. Misalnya ada yang hadir pagi jam 8, atau jam 9, kemudian jam 11, dan sebagainya. Saya rasa masih rasional," kata Jamal.
Dalam deklasarsi itu, ada 5 poin yang ditekankan dalam penyelenggaraan Pemilu Damai tersebut. Pertama, mewujudkan Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (luber dan jurdil).
Mereka juga menyatakan pelaksanaan Pemilu harus dapat menghormati perbedaan pendapat dan perbedaan aspirasi politik tanpa merendahkan martabat pihak lain. Mereka menegaskan menolak segala bentuk kekerasan, intimidasi, ujaran kebencian, dan hoaks atas dasar SARA, intoleransi, dan radikalisme dalam penyelenggaraan pemilu yang dapat merusak perdamaian dan keharmonisan masyarakat.
"Menjadikan Pemilu sebagai momentum untuk memperkuat demokrasi Indonesia, menciptakan pemerintahan yang responsif, transparan, dan mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat," seru para peserta deklarasi.
Mereka juga berharap dalam pelaksanaan Pemilu 2024 tunduk dan patuh terhadap segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Terkait deklarasi Pemilu Damai itu, Jamal menampik langkah itu dilakukan jajaran perguruan tinggi lantaran muncul indikasi pemilu yang tidak beres. "Tidak. Ini dari sisi moral agar pemilu nantinya dapat berjalan baik dan damai. Itu saja," kata dia.
Senada disampaikan Rektor Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo Sutoyo. Menurut dia, deklarasi Pemilu Damai itu dilakukan karena sivitas akademika di mana pun punya kewajiban untuk menyukseskan Pemilu dengan baik.
"Ini tanggung jawab kita semua. Maka kami dari perguruan tinggi swasta pun mendukung langkah ini, juga sebagai wujud komitmen kami ikut menyukseskan Pemilu 2024," kata Sutoyo.
Selain tiga perguruan tinggi negeri, deklarasi Pemilu 2024 Damai Solo Raya itu diikuti sejumlah perguruan tinggi swasta di antaranya Unisri, Universitas Surakarta (UNSA), Universitas Tunas Pembangunan (UTP), Universitas Islam Batik (Uniba), AUB, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Universitas Sahid (Usahid) Solo, dan Universitas Syariah.