Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

3 Dampak Buruk Ketergantungan Menyontek Gunakan ChatGPT: Bisa Bikin Malas Berpikir

Kemajuan teknologi tanpa diimbangi dengan pengendalian diri bisa berdampak buruk. Ini dampak buruk kecanduan menyontek melalui ChatGPT

16 Februari 2023 | 15.30 WIB

ChatGPT. Foto : OpenAI
Perbesar
ChatGPT. Foto : OpenAI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dunia pendidikan di Indonesia bereaksi terhadap kecenderungan perilaku mencontek menggunakan Chat GPT. Kemunculan alat berbasis kecerdasan buatan ini disinyalir memunculkan perilaku atau gaya mencontek baru hingga godaan melakukan plagiarisme.  Apalagi jika kebiasaan itu dilakukan ketika ujian atau mengerjakan tugas yang bertujuan melatih kemandirian berpikir siswa. 

Menyontek merupakan bentuk kecurangan yang dilakukan pada saat tes dengan cara - cara yang bertentangan dengan peraturan guna memperoleh keuntungan, misalnya mendapat nilai bagus atau menguasai pelajaran dengan baik.  

Banyak faktor yang mempenguruhi seseorang untuk menyontek, faktor tersebut terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri. Mengutip dari eprints.mercubuana-yogya.ac.id, berikut sejumlah faktor internal dari menyontek:

1. Self Efficacy yang rendah 

Self efficiacy merupakan keyakinan terhadap kemampuan dalam melaksanakan ujian dan menyelesaikan tugas. Siswa dengan self efficiacy tinggi biasanya lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya dan menolak kegiatan mencontek. Sedangkan siswa dengan sel efficiacy rendah biasanya tidak memiliki percaya diri terhadap kemampuannya, sehingga lebih memilih jalan praktis dengan cara menyontek. 

Jika sudah terjerumus dalam kebiasaan menyontek. Pelan-pelan rasa percaya diri akan hilang dan kamu sepenuhnya akan ketergantungan menyontek. 

2. Menumpulkan Kemampuan Berpikir 

Siswa dengan kemampuan akademik yang rendah akan lebih cenderung untuk menyontek dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi. Ketika siswa memperoleh hasil ujian yang rendah dengan kemampuannya sendiri, maka siswa menjadi malas belajar. Sehingga alasan tersebut mendorong siswa untuk menyontek. 

Jika sudah kecanduan menyontek. Dikhawatirkan siswa bisa malas berpikir dan menyebabkan motivasi menguasai ilmu akan terkikis. 

3. Menjadi Tidak Disiplin 

Siswa kadang kesulitan untuk mengatur waktu belajar sehingga mendorong mereka untuk  menyontek. Bila seseorang memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik maka dapat memprioritaskan pekerjaan mana yang diselesaikan terlebih dahulu, sehingga tidak perlu menyontek. 

Adapun siswa yang sudah ketergantungan menyontek cenderung akan lalai dan berleha-leha karena menganggap menyontek bisa menyelesaikan masalah dengan cepat. 

MELINDA KUSUMA NINGRUM

Pilihan Editor: Dosen ITB Larang Mahasiswa Gunakan ChatGPT untuk Jawab Ujian dan Tugas 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus