Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

7 Agustus 1669 Kelahiran Kota Padang, Mengingat Lagi Perlawanan Rakyat Minangkabau Lawan Belanda

Awalnya, Kota Padang hanyalah perkampungan nelayan di muara Batang Arau. Setelah Belanda masuk di bawah VOC, kawasan ini pun menjadi pelabuhan ramai.

7 Agustus 2022 | 21.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wali Kota Padang Mahyeldi (tengah), didampingi duta pariwisata, melihat bangunan Silo Gunung yang merupakan bekas gudang penampungan batubara di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Selasa, 29 Oktober 2019. Memiliki luas area 2,5 hektare, situs ini akan dijadikan objek wisata heritage. ANTARA/Iggoy el Fitra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Padang -Hari ini, 7 Agustus di tahun 1669 atau tepat 353 tahun lalu, ditetapkan sebagai kelahiran Kota Padang yang merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Barat. Pada awalnya darah Padang hanyalah perkampungan nelayan di muara Batang Arau. Setelah Belanda masuk di bawah bendera Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), kawasan ini pun menjadi bandar pelabuhan yang ramai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari ekonomi.bunghatta.ac.id, kedatangan VOC membuat pelabuhan kota Padang terus dibangun dalam skala besar. Hal ini bertujuan untuk memudahkan Belanda membawa hasil jajahan. Pembangunan ini membawa Padang menjadi salah satu kota terbesar di pulau Sumatera. Pada tahun 1668, VOC sukses mengusir pengaruh Kesultanan Aceh pada masa itu dan menanamkan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

pengaruhnya di sepanjang pantai barat Sumatera, sebagaimana diketahui dari surat Regent Jacob Pits kepada Raja Pagaruyung yang berisi permintaan dilakukannya hubungan dagang kembali dan mendistribusikan emas ke kota ini. 

Disulap oleh VOC 

VOC berhasil mengembangkan Kota Padang dari perkampungan nelayan menjadi kota metropolitan pada abad ke-17. Padang menjadi kota pelabuhan yang ramai bagi perdagangan emas, teh, kopi, dan rempah-rempah.

Namun masyarakat setempat merasa jengah karena VOC memonopoli perdagangan di tanah kelahiran mereka. Maka pada 7 Agustus terjadilah puncak bentrokan antara warga lokal Minangkabau, terutama warga Pauh dan Koto Tangah melawan VOC. 

Serangan ke Loji-loji Belanda 

Masyarakat Minangkabau saat itu menyerbu Loji-loji atau Benteng Belanda di Muaro, Padang. Benteng ini sempat direbut dan diduduki warga lokal sehingga VOC mengalami kerugian cukup besar. Walaupun dapat diredam dan direbut kembali oleh VOC, utuk mengingat terus peristiwa ini, ditetapkanlah 7 Agustus 1669 sebagai lahirnya Kota Padang. 

Dilansir dari Antara, setelah cukup lama waktu bergulir, seluruh kekuasaan VOC diambil alih pemerintah Belanda dengan membentuk pemerintah kolonial dan Padang dijadikan pusat kedudukan Residen pada 31 Desember 1799. 

Kemudian beberapa bangsa Eropa bergantian mengambil alih kekuasaan kota Padang. Akhirnya setelah rentetan perang antara Inggris dan Belanda, Inggris sukses menguasai kota ini pada 1781, namun tiga tahun kemudian dikembalikan untuk VOC. Berikutnya pada tahun 1795, Kota Padang kembali diambil alih oleh Inggris.

Namun, sesudah peperangan era Napoleon, pada tahun 1819 Belanda mengklaim kembali kawasan ini yang berikutnya dikukuhkan menempuh Traktat London, yang ditandatangani pada 17 Maret 1824. 

Soekarno pada Maret 1942 sempat akan dibawa dan dilarikan ke Australia oleh pemerintah Belanda ketika tentara Jepang akan menduduki dan menguasai Padang. Kemudian panglima Tingkatan Darat Jepang untuk Sumatera menemuinya untuk merundingkan nasib Indonesia berikutnya. Sesudah Jepang bisa mengendalikan situasi, Padang dijadikan sebagai kota administratif untuk urusan pembangunan dan pekerjaan umum. 

Berita kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 baru sampai ke Kota Padang sekitar akhir bulan Agustus. Namun, tentara Sekutu sempat masuk kembali ke Kota Padang menempuh Pelabuhan Teluk Bayur pada 10 Oktober 1945, dan menempati Padang selama 15 bulan. 

Setelah sempat dijadikan salah satu negara bagian Republik Indonesia Serikat (RIS), akhirnya Kota Padang dikembalikan ke tangan Republik Indonesia pada 9 Maret 1950. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus