Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat Jepang menduduki Indonesia, mereka membentuk sejumlah organisasi militer dan melatih para pemuda Indonesia beragam keterampilan militer dan kedisiplinan. Tujuan Jepang melakukan itu untuk mendukung mereka melawan sekutu dalam perang Asia Timur Raya. Namun, orang-orang yang dilatih tersebut berbalik menyerang Jepang dan Sekutu dan memilih untk merdeka. Apa saja organisasi tersebut? Dilansir dari berbagai sumber, berikut deretan organisasi militer bentukan Jepang di Indonesia:
1. Heiho
Merangkum dari repository.kemdikbud.go.id, Heiho atau Pasukan Pembantu adalah prajurit Indonesia yang langsung ditempatkan di dalam organisasi militer Jepang. Heiho merupakan bagian internal dari pasukan Jepang sehingga ditugaskan pembantu prajurit Jepang di garis depan dan belakang pertempuran
Prajurit Heiho berusia 18 hingga 25 tahun. Kesatuan ini dibentuk atas kehendak kementrian angkatan darat. Anggota Heiho mendapatkan pendidikan militer selama 2 bulan, yang kemudian disebarkan dalam satuan angkatan perang Jepang. Paska kemerdekaan Heiho dibubarkan dan dilebur menjadi BKR.
2. Peta
Peta atau Pembela Tanah Air berdiri pada 3 Oktober 1943 yang diatur dalam Osamu Seinendan nomor 44. Pada awalnya Peta dilatih Tokubetsu Han, sebuah seksi khusus dari bagian intelijen Jepang. PETA ditugaskan sebagai pasukan gerilya yang membantu Jepang jika terjadi serangan dan menjadi korps keamanan mempertahankan tanah air.
Pembentukan Peta berawal dari perintah Panglima tentara Jepang Letnan Jenderal Kumakici Harada, yang kemudian diajukan oleh Gatot Mangkuprojo. Personel Peta sendiri tergabung dari golongan di dalam masyarakat, termasuk anggota Seinendan. Peta juga mengenal jenjang kepangkatan dalam organisasi, seperti daidanco (komandan batalion), cudanco (komandan kompi), shodanco (komandan peleton), bundanco (komandan regu), dan giyuhei (prajurit sukarela).
3. Jawa Hokokai
Mengutip dari eprints.uny.ac.id, Jawa Hokokai dibentuk saat Jepang kalah dari sekutu pada Perang Asia Timur Raya. Untuk menghadapi kondisi tersebut, Panglima Tentara ke-16 Jenderal Kumakici Harada mencetuskan organisasi baru yang diberi nama Jawa Hokokai atau Himpunan Kebaktian Jawa. Terbentuknya satuan tersebut diharapkan memberikan darma bakti terhadap pemerintah demi kemenangan perang.
Jawa Hokokai adalah organisasi pusat yang anggota-anggotanya terdiri atas bermacam-macam hokokai atau himpunan kebaktian sesuai dengan bidang profesinya. Seperti Kyoiku Hokokai, Isi Hokokai, Fujinkai dan Keimin Bunka.
4. Seinendan
Dilansir dari ruangguru.com, Seinendan atau Korps Pemuda didirikan sebagai barisan cadangan yang mengamankan garis belakang pasukan Jepang. Korps ini dibuat untuk mendapatkan tenaga cadangan Jepang di perang Asia Timur Raya.
Korps Seinendan beranggotakan pemuda dengan usia 15-25 tahun. Salah satu tokoh Indonesia yang pernah menjadi anggota Seinendan adalah Sukarni dan Latief Hendraningrat.
5. Giyugun
Giyugun merupakan angkatan bersenjata yang dibentuk di Sumatera pada 1943. Pasukan ini hampir sama dengan PETA, namun tidak terikat dengan aturan tentara Jepang.
Giyugun berdiri pada tingkat karesidenan atau Provinsi. Pasukan ini dilatih sedemikian rupa untuk berperang melawan tentara sekutu yang hendak menyerbu dan merebut kembali Indonesia. Giyugun juga dimanfaatkan untuk menghadapi Belanda dalam perang pasca kemerdekaan, dikutip dari p2k.unkris.ac.id.
6. Jibakutai
Jibakutai terinspirasi dari pasukan bunuh diri, Kamikaze. Jibakutai didirikan jepang pada 8 Desember 1944 dan dibentuk sebagai pendukung tentara Jepang.
Pada awalnya anggota Jibakutai mencapai 50.000 personel yang berasal dari para intelektual seperti guru dan redaktur media massa. Namun, setelah kemerdekaan pasukan ini mengubah namanya menjadi Barisan Berani Mati (BBM) dan menunjukkan aksinya dalam perang melawan Sekutu di Surabaya pada 10 November 1945.
7. Tokubetsu Kaisatsu Tai
Tokubetsu Kaisatsu Tai merupakan barisan militer bentukan Jepang memperkuat kekuatan Kepolisian Jepang. Satuan ini didirikan pada April 1944, tepatnya ketika Jepang menerapkan militerisasi setelah mengusir Belanda dari wilayah Nusantara.
Tokubetsu Kaisatsu Tai ditugaskan menjaga keamanan seluruh wilayah Hindia Belanda. termasuk sebagai tenaga tempur saat perang Asia Timur Raya. Oleh karena itu, Tokubetsu Kaisatsu Tai yang menjadi embrio lahirnya Brimob Polri disebut-sebut sebagai pasukan polisi yang terlatih, berdisiplin tinggi, dan terorganisasi dengan rapi kala itu.
KHUMAR MAHENDRA | HARIS SETYAWAN
Pilihan Editor: Asal usul Bambu Runcing Menjadi Simbol Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini