BARU sekitar 20 tahun kemudian, setelah usaha Prof. Isak Salim,
ahli mata, di tahun 1960-an gagal, Indonesia punya akademi
optik. Tanggal 9 September yang lalu Akademi optik Surabaya
(AOS) baru diresmikan berdirinya, meski sudah berjalan sejak
Januari lalu.
AOS, yang langsung di bawah Departemen Kesehatan, agaknya memang
dianggap penting. Dua rumah sakit di Surabaya -- RS Mata Udaan
dan RS-AL Wonocolo -- langsung memberikan tempat praktikum. Juga
sejumlah toko optik di Surabaya menawarkan peralatan untuk
praktek cuma-cuma. Semua ini mungkin berkaitan dengan SK Menteri
Kesehatan, 1979, yang mengharuskan tiap toko optik punya seorang
refraksionis optisien, ahli optik, yang punya rekomendasi
Departemen Kesehatan. Bagi lulusan AOS, tentu rekomendasi itu
langsung bisa diperoleh. Bisa dipahami kalau dari 33 mahasiswa
AOS, lebih dari separuhnya datang dari berbagai toko optik.
Lebih dari kursus-kursus ahli optik yang diselenggarakan
Departemen Kesehatan dan Lembaga Pendidikan Refraksionis
Optisien Indonesia (Leprindo) di Jakarta -- yang selama ini
melahirkan ahli optik Indonesia -- AOS memang punya kurikulum
lebih mantap. Juga ada syarat bahwa calon mahasiswa harus
lulusan SMA jurusan IPA. Mata kuliah utama menyangkut
pengetahuan tentang mata dan alat-alat optik. Berikut tambahan
kuliah tentang Fisika, Kimia, Kesehatan Masyarakat, Administrasi
dan Manajemen. Tak ketinggalan Pendidikan Moral Pancasila dan
Bahasa Inggris. Itu semua membutuhkan waktu kuliah tiga tahun
sedangkan Leprindo cuma 1« tahun, dan kursus cuma beberapa bulan.
Begitu pentingkah seorang ahli optik? "Lho, soal kaca mata bukan
sekadar soal lensa, tapi menyangkut kesehatan mata," kata Sardi
Sastrowardojo, direktur AOS. Maka, 10 dosen AOS semuanya
terhitung ahli di bidangnya: para dokter dari Unair, ahli teknik
dari ITS. Cuma, bagi yang mau mengejar gelar, AOS tak memberikan
itu. Yang dijanjikan Sardi ialah lapangan kerja yang masih luas.
Untuk 150 juta penduduk, kini cuma ada 490 ahli optik. Padahal,
di Singapura ada sekitar 300 ahli optik untuk cuma 2,5 juta
penduduk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini