Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seruan peringatan Indonesia darurat kembali mewarnai upacara wisuda Universitas Indonesia (UI) hari kedua, Minggu 25 Agustus 2024. Selain lewat hand-banner bergambar Garuda Pancasila dengan warna latar biru yang sudah sangat menggema di media sosial, seruan kali ini juga dilakukan langsung dari atas panggung lewat salah seorang wisudawati terbaik yang ternyata membawa serta kain bendera berisi seruan yang sama lalu membentangkannya beberapa saat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wisudawati itu adalah Juditha Danuvanya dari Fakultas Ilmu Administrasi. "This is the least thing I can do since I have the platform to do it in front of many people! Raise the awareness! #KawalPutusanMK," katanya lewat unggahan di akun media sosial X pada Minggu malam. Saat berita ini dibuat, video aksinya itu sudah diputar lebih dari 139 ribu kali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti pada hari pertama, seruan juga banyak dilakukan lewat unjuk hand-banner bertulisan 'Peringatan Darurat' oleh sebagian wisudawan. Namun, seperti terpantau dari kanal YouTube UI Teve yang menyiarkan prosesi wisuda, seruan kali ini tak mendapat sorot langsung kamera video penyelenggara wisuda.
Kamera bahkan terkesan menghindarinya karena video lain yang beredar bisa menunjukkan ramainya acungan kertas biru tersebut. "Padahal gw sm temen2 gw udh ngangkat poster tinggi2 dan RAME banget smp kita teriakin pun tetep gamau disorot," bunyi bagian dari kekesalan yang disampaikan pemilik akun @mapetitezn di media sosial X.
Dia menyatakan berasal dari Fakultas Ilmu Budaya dan mengungkap telah dicetaknya 700 lembar kertas seruan Indonesia darurat itu untuk dibawa ke prosesi wisuda hari itu. "Kocak it’s so freaking obvious we’re SILENCED !!!" katanya.
Kamera kali ini dinilai lebih memberi ruang kepada ekspresi unik dan canda para wisudawan lewat layar ponselnya. Ekspresi itu antara lain yang berisi seruan bangga kepada orang tua, nama gelar yang diraih, atau sekadar tulisan 'alhamdulilla'. Ada juga tulisan Ijazah dan tanda centang yang disertai di baris bawahnya, 'Ijab sah soon'. Atau yang tersusun dari empat layar ponsel berisi rangkaian kata 'ingfo jodoh dong guys'.
"Yang disorot malah tulisan2 di hp yang MENURUT GW kurang penting di masa2 genting kayak gini," kata @apetitezn lagi disertai emoticon menangis.
Dalam keterangan sebelumnya, Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI, Amelita Lusia, menegaskan bahwa setiap Warga Negara Indonesia memiliki hak untuk berpendapat dan mengemukakan pendapatnya. UI, kata dia, menghormati hak setiap warganya dalam berpendapat dan mengemukakan pendapat, "sepanjang hal itu dilakukan sesuai dengan tata cara dan tata krama yang berlaku."
Seperti diketahui poster 'Peringatan Darurat' viral dan beredar luas mengiringi situasi politik di dalam negeri. Pemicunya adalah upaya pemerintah dan DPR untuk membangkang dari putusan Mahkamah Konstitusi mengenai syarat pencalonan kepala daerah. Upaya itu kental dengan keinginan Presiden Joko Widodo membangun dinasti di ujung pemerintahannya.