Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Petisi copot Miftah Maulana dari posisinya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Sarana Keagamaan, per hari ini, Jumat, 6 Desember 2024, pukul 09.48 WIB, telah ditandatangani sebanyak 244.939 orang. Petisi itu ditujukan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petisi di laman change.org itu pertama kali dibuat oleh Dika Perkasa pada Rabu, 4 Desember 2024 dan atau sehari setelah video Miftah menghina penjual es teh viral di media sosial. Pantauan Tempo, jumlah penandatangan petisi tersebut naik drastis dalam waktu kurang dari 12 jam.
Alasan Dika gagas petisi copot Miftah
Dalam keterangannya, Dika menjelaskan warganet di Tanah Air merasakan perih, sakit hati yang mendalam atas apa yang dialami Sunhaji, penjual es teh, di mana diperlakukan secara tidak hormat dan manusiawi oleh seorang pemuka agama, Miftah saat tabligh akbar di Magelang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam video yang beredar di internet, tampak Sunhaji ditertawakan oleh semua orang yang ada di acara tersebut setelah Miftah menghina dengan kalimat "yo kono didol, goblok", dalam bahasa Indonesia "ya sana dijual goblok".
Dika kemudian membuat petisi agar Presiden Prabowo mempertimbangkan kembali jabatan yang diberikan ke Miftah. Pasalnya, dalam pidatonya, Presiden Prabowo menghormati, menghargai mereka-mereka yang bekerja sebagai pedagang, tukang bakso, nelayan, dan pekerja di lapisan masyarakat menengah lainnya. Mereka yang bekerja dan menghasilkan uang secara halal.
Selain petisi yang digagas oleh Dika, ada sejumlah situs petisi yang beredar menuntut pencopotan Gus Miftah. Namun, petisi yang digagas Dika ini paling banyak mendapat respons dari warganet.
Sebelumnya, Miftah merespons desakan pencopotan dirinya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan tersebut.
"Tidak usah tanya (soal desakan pencopotan) itu, itu bukan kewenangan saya," kata Miftah ditemui di kediamannya, Pondok Pesantren Ora Aji di Kalasan, Sleman, Yogyakarta Rabu, 4 Desember 2024.
Adapun video Miftah yang dianggap mengolok-olok penjual es teh saat ia menggelar pengajian di salah pondok pesantren di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Rabu, 20 November 2024.
"Es tehmu seh akeh ra? (Es teh mu masih banyak gak?) Masih? Yo kono didol goblok (Ya sana dijual bodoh). Dolen disek, nko lak durung payu, wes, takdir (Jual dulu, kalau belum laku, sudah, takdir),” kata Miftah dalam potongan rekaman video itu.
Usai videonya viral, Miftah telah meminta maaf lewat video berdurasi satu menit, dan telah bertemu langsung dengan penjual es teh yang belakangan diketahui bernama Sunhaji.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Miftah Maulana Habiburrahman, menanggapi yang viral hari ini. Yang pertama, dengan kerendahan hati saya minta maaf atas kekhilafan saya," kata Miftah, pada Rabu, 4 Desember 2024 seperti dikutip Antara.
Dia juga meminta maaf kepada seluruh masyarakat yang terganggu atas kegaduhan yang muncul.
"Saya juga minta maaf kepada masyarakat atas kegaduhan ini, yang merasa terganggu atas candaan saya, yang dinilai oleh masyarakat berlebihan. Untuk itu, saya juga minta maaf," kata dia.
Miftah menyebut, dia telah mendapat teguran dari Sekretaris Kabinet Mayor Teddy Indra Wijaya. Dia diminta lebih berhati-hati dalam berbicara kepada publik.
"Ini juga merupakan introspeksi bagi saya untuk lebih berhati-hati berbicara di depan publik dan masyarakat. Saya juga sudah ditegur oleh Bapak Seskab dari Kupang, untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat dan pidato di depan masyarakat umum," tuturnya.
Miftah menuturkan, peristiwa itu juga memberi pelajaran bagi dirinya. “Hikmah peristiwa ini bagi saya, saya bisa semakin mawas diri, introspeksi, dan banyak belajar,” kata Miftah. Dia menilai, peristiwa itu juga menjadi pengalaman bagi Sunhaji yang ia olok-olok.
“Hikmah bagi Mas Sunhaji tentu beliau bisa mendapatkan keberkahan dan diangkat derajatnya oleh Allah SWT," ujar Miftah.
Pribadi Wicaksono dan Nandito Putra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.