IGLESIA ni Cristo seraut wajah lain dari Filipina. Di negara mayoritas penduduknya (83%) Katolik, sekte ini merdeka -- kendati menolak Maria sebagai Bunda Tuhan Yesus. Karena itu, pada 27 Juli lalu mereka mengabaikan peringatan Tahun Maria, yang pekan lalu mulai diakhiri, sebaliknya malah memeriahkan 75 tahun tumbuhnya Iglesia. Mereka juga tak peduli dihebohkannya film The Last Temptation of Christ, yang hina pekan ini makin seru diributkan di AS, ltalia, Belanda. Film itu dituduh menghojat Yesus Kristus (TEMPO, 6 Agustus 1988). Memang aneh, walau Iglesia disebut Kristen, ajarannya bahkan menolak Kristus sebagai Tuhan. Markas besar sekte ini di sebuah gereja mewah di jalan raya Marcos Avenue, Diliman, Quezon City. Bercat warna-warni, merah, hijau, putih, atapnya mencuat 285,36 kaki, bangunan tersebut mirip Disney House di Disneyland, di AS dan Jepang Berdiri di tanah sekitar 11.768,03 m2. di sana ada seminari, SD hingga SMA, gedung sekretariat, dan sebuah museum megah. Iglesia mempunyai pendeta laki-laki yang disebut pastor, tapi tak punya suster seperti di Katolik. Seorang pastor akan menjalani pendidikan di sekolah seminari selama 7 tahun. Dan diisyaratkan agar ia sudah menjadi anggota Iglesia 5 tahun. Aliran yang kini berpengikut sekitar 5 dan 6 juta di Filipina. AS, Kanada, Inggris, Jerman, Hawaii, Guam, dan Hong Kong ini kemungkinan mendirikan cabangnya di sebuah negara Arab. "Sebagian besar dari kami memang orang-orang Filpina yang bekerja di luar negeri," ujar Dienvenido C. Santiago. Ia seorang pastor yang merangkap juru bicara Iglesia. Pengikut sekte ini sudah membangun 25 tempat ibadat (mereka menolak menyebut gereja) yang cukup mewah di seluruh Filipina. Menurut Santiago dana membangunnya dari sumbangan jemaah. Setiap pengikut wajib membayar 30% dari jumlah penghasilannya. Walau banyak dari kalangan bawah dan kere, katanya, mereka dapat membangun gereja megah seperti di Quezon City itu. Tempat duduknya saja dapat memuat sampai 7.000 jemaah. Di tengahnya tergantung 5 lampu kristal raksasa. Salah satunya mempunyai lebar 5,5 meter dan tinggi 6,5 meter, yang didatangkan khusus dari Roma. "Lampu ini merupakan kedua terbesar di dunia," ujar Noel Fernandez, seorang pelajar di seminari itu. Seluruh ruangan dilengkapi dengan penyejuk udara. Di kiri dan kanan tempat duduk dipisahkan oleh dinding yang dapat digerakkan secara elektronis. Itu bila tak dipakai. Sebuah televisi sirkuit dipasang untuk memonitor kegiatan di dalam. Sebuah pemancar radio dan program televisi bahkan disewa dari Saluran TV-4 untuk sarana penyebaran ajaran. Beberapa sumber TEMPO di Manila mensinyalir kekayaan Iglesia berasal dari keluarga dan pengikut Marcos. Mereka "membeli" penguasa Iglesia agar mengimbau pengikut untuk memberi suaranya pada Marcos. Buktinya? Marcos memenangkan sekitar 6 juta suara, yang kemudian disebut dari pengikut Iglesia, ketika pemilu 3 tahun silam. "Semua itu tak benar. Tidak ada relevansinya. Kenapa kami disangkutkan dengan Marcos, padahal penduduk Ilocano, suku asal Marcos, mendukung dia itu beragama Katolik," ujar Santiago. Marcos sendiri dari sekte Iglesia Filipina Independiente -- sebuah yang lain lagi. Iglesia ni Cristo didirikan dan "dipatenkan" sebagai aliran baru oleh Felix Y. Manalo pada 27 Juli 1914. Ayah enam anak ini memang pendirinya. Ia lahir 10 Mei 1886 di Barrio Calzada, Taguig, Provinsi Rizal, Selatan Luzon. Setelah Felix meninggal, 12 April 1963, ajaran ini sekarang dikembangkan oleh anaknya ke-3, Erano G. Manalo, ahli bahasa Tagalog dan sarjana hukum lulusan Universitas Manila. Kedua orangtuanya, Mariano Ysagun (ayah) dan Bonifacia Manalo (ibunya), menempa Felix sebagai penganut Katolik. Setelah ibunya meninggal, ia jadi penggembala ternak, kemudian sebentar ikut pamannya yang membuka studio foto. Felix mulai ragu dengan agama yang dianutnya ketika pada 1904 menyaksikan debat terbuka seorang paderi dengan seorang pendeta. Lalu ia masuk Protestan. Belakangan kehidupannya berpindah ke beberapa sekte: tiga tahun di Prosbitarian hengkang ke Gereja Advent Hari Ketujuh. Belum dua tahun, keluar lagi. Menurut dia, kelompok ini salah menafsirkan hari Sabat. Pada 1913 ia bertapa di kamar 2 hari 3 malam. Felix melarang dikirimi makanan dan minuman. Dalam bertapa itulah pikirannya mengkristal. Ia bertekad membentuk sebuah ajaran baru. Lalu ia meninggalkan istrinya, Honarata, pergi ke Punta -- masih di Manila. Ia menyebarkan ajarannya di hadapan kuli pelabuhan. Lama-lama pengikutnya bertambah dan akhirnya pengikutnya pun dibaptis dengan dicelupkan ke dalam Sungai Pasig. Sungai ini melintasi Manila dan Istana Malacanang. Ajaran Iglesia memang berbeda dengan Kristen pada umumnya. Mereka mengenal Yesus Kristus cuma sebagai nabi yang diperintah Tuhan untuk menebus dosa manusia. Walaupun para pengikutnya percaya Yesus akan bangkit kembali, mereka tidak percaya pada Tritunggal Mahakudus, seperti lazimnya bagi kaum Nasrani. Tuhan, menurut pengikut Iglesia, bukan berwajah Yesus atau berwajah manusia. "Tuhan menurut kepercayaan kami adalah sesuatu yang gaib, mempunyai kekuatan mahabesar yang tak dapat digambarkan manusia," ulas Santiago. "Kami tak mengenal bentuk-bentuk seperti tanda salib, wajah Yesus, atau wajah nabi lainnya serta patung-patung yang dapat digambarkan," katanya lagi. Karena itu, di tempat ibadatnya tak ada tanda salib, patung, atau gambar lainnya. Pokoknya, semuanya polos, kecuali ornamen lokal yang dibikin berdasarkan inspirasi dari Felix Y. Manalo. Iglesia bahkan tak merayakan Natal. "Sebab, dalam Injil juga tidak disebutkan kita harus merayakannya. Lagi pula, itu hanya dikira-kira saja. Tak ada tanggal pasti di Injil, kapan Yesus dilahirkan," kata Santiago lagi. Walau demikian, aliran ini merayakan hari Paskah, untuk memperingati kebangkitan Yesus. Pada Maret atau April, jemaah Iglesia makan sepotong roti dan minum segelas jus anggur. Mereka mempunyai hari ibadat seminggu dua kali, Kamis dan Minggu, dengan melakukan kebaktian seperti agama Kristen lainnya. Dua pastor berjas biasa, didampingi dua pembantu -- semacam diakon di gereja Katolik -- memimpin sembahyang 1 jam. Para pengikut Iglesia mempunyai kartu absen yang ditempatkan di dekat pintu masuk. Nama pengikut tertera di kartu kecil dari plastik ini, mirip tanda absen kantor. Jika ada anggota tidak nongol, itu ketahuan bila kartunya tak terbalik. Lalu pengurus gereja datang ke rumahnya. "Kalau sakit atau malas, mereka mengadakan kebaktian di sana. Sebab, hadir dalam ibadat merupakan suatu keharusan yang tertera dalam Injil, dan kami sesama pengikut harus mengingatkannya," ujar Fernandez, yang juga sarjana komunikasi dari Universitas Filipina itu. Tapi kalau beribadat di tempat lain, misalnya, maka dia memperoleh tanda terima kasih dari pengurus gereja setempat, karena ikut kebaktian di situ. Mengenai kitab sucinya, mereka menggunakan Injil seperti yang dipergunakan kaum Kristen pada umumnya. Dan berapa pantangan yang tak boleh dilakukan pengikut Iglesia? "Agama kami melarang memakan darah binatang. Juga, kami tak boleh memakan binatang yang sudah mati. Menikah dengan orang di luar Iglesia ni Cristo juga dilarang. Jika ada yang berani kawin di luar agama kami, dia disingkirkan atau dikeluarkan dari kelompok kami," ucap Fernandez. Karena tak dianggap "majenun", Iglesia mcrdcka bergerak dan diakui, karena Konstitusi Filipina memungkinkan itu terjadi. Bertepatan ketika di AS tegas memisahkan agama dengan negara, Filipina juga manut pada Pakta Paris yang lahir Desember 1898, dengan memaklumkan ajaran agama memang harus dipisahkan dengan urusan negara. Semua unsur pimpinannya terdiri atas orang Filipina. Iglesia memilih mempribumi. Ajarannya dipertahankan dalam bahasa Tagalog atau bahasa setempat. Mereka menculik bahasa Latin, agar terhindar dari interpretasi umat. Dan secuil wajah Iglesia berwarna lain direkam World Christian Encyclopedia (1982) begini: organisasinya mirip militer. Bahkan pimpinannya sempat menyandang revolver. Didi Prambadi (Manila) & Z.M.P.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini