Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menurut Instagram resmi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia atau FK UI, @medicine_ui, Prof Dr dr Amiliana Mardiani Soesanto, Sp.JP (K) dikukuhkan sebagai Guru Besar UI bersama dua lainnya, yaitu Prof Dr dr Erlina Burhan, M.Sc., Sp.P(K) dan Prof Dr dr Andri Maruli Tua Lubis, Sp.OT (K). Pengukuhan tersebut dilakukan pada Sabtu, 17 Februari 2024, di FK, UI, Salemba, Jakarta Pusat yang dihadiri oleh beberapa pejabat publik, seperti Anies Baswedan, Mahfud MD, dan Budi Gunadi Sadikin.
Pada acara tersebut, Amiliana Mardiani Soesanto yang dikukuhkan sebagai Guru Besar FK Ul dalam bidang lImu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah menyampaikan pidato pengukuhannya. Pidato tersebut sesuai dengan spesifikasi ilmu yang dimiliki Prof Amiliana yang berjudul “Beban Ganda Masalah Penyakit Jantung Katup di Indonesia: Tantangan dan Strategi ke Depan”.
Profil Prof Amiliana Mardiani Soesanto
Amiliana Mardiani Soesanto merupakan guru besar yang mengajar di Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, FK, UI. Ia memiliki keahlian yang berhubungan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi bumi, dan memastikan kemakmuran manusia. Ia berkontribusi terhadap SDGs nomor 3 dari 17 tujuan hidup berupa kehidupan sehat dan sejahtera.
Selama mengajar di FK UI, Prof Amiliana telah melakukan beberapa penelitian dengan topik yang diminati. Berdasarkan data dari scholar.ui.ac.id, berikut adalah topik penelitian Prof. Amiliana, antara lain”
- Ekokardiografi
- Stenosis katup mitral
- Ventrikel jantung
- Insufisiensi katup mitral
- Penyakit jantung rematik
- Ekokardiografi transesofagus
- Kateterisasi
Prof Amiliana dokter spesialis jantung dan pembuluh darah sub. diagnostik non-invasif, setelah pengukuhan sebagai Guru Besar FK UI, ia mengungkapkan dampak lanjutan dan pencegahan penyakit jantung katup serta penyakit jantung rematik (PJR) yang sesuai dengan bidang keahliannya. Ia mengatakan, deteksi dini penyakit jantung yang belum bergejala dapat mencegah dampak lanjutan penyakit jantung katup.
“Khusus untuk penanggulangan PJR, masyarakat dan komunitas kesehatan perlu melakukan tindakan promotif, preventif, edukasi, dan deteksi dini,” kata Prof. Amiliana dalam keterangan tertulis, pada 18 Februari 2024.
Guru Besar UI ini menguraikan, PJR merupakan penyakit jantung katup berawal dari infeksi tenggorokan kuman Streptococcus beta hemolyticus grup A. Menurut Prof. Amiliana, penyakit ini bisa dicegah. Nantinya, harus ada strategi yang melibatkan komponen masyarakat dan komunitas kesehatan, teknologi, dan ilmu kedokteran, serta pemerintah untuk menjawab tantangan penyakit jantung katup di Indonesia.
RACHEL FARAHDIBA R | YAYUK WIDIYARTI
Pilihan Editor: Dampak Lanjutan Penyakit Jantung Katup dan Pencegahannya Menurut Guru Besar FKUI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini