Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemilihan umum Pemerintah Federal Australia akan segera dilaksanakan pada 3 Mei 2025. Organisasi penyandang disabilitas Australlia yang tergabung dalam gerakan Advocacy for Inclusion (AFI) secara aktif langsung ambil bagian dengan mengajukan beberapa aspirasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mereka memberikan argumentasi kepada pemerintah Australia. Advocacy for Inclusion menyerukan agar ada jalur investasi disabilitas nasional khusus untuk perbaikan kesehatan, perumahan, pendidikan, dan infrastruktur sosial guna menjalankan strategi dan perbaikan disabilitas di luar Skema Asuransi Disabilitas Nasional (NDIS).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kita tampaknya menghabiskan seluruh waktu kita untuk berbicara tentang NDIS, tetapi kita juga perlu fokus pada intervensi pemerintah inti yang tidak memadai dan tidak dapat diakses dalam bidang kesehatan, perumahan, dan pendidikan,” ujar Kepala Kebijakan Advocacy For Inclusion, Craig Wallace, dalam media release yang dipublikasikan pada Jumat 11 April 2025.
Menurut Wallace, investasi Australia yang ada di luar NDIS sangat minim untuk mendukung tujuan strategi disabilitas Australia dan strategi disabilitas act. Ia menambahkan, tanpa pendanaan yang ditargetkan dan dialokasikan untuk perjanjian dalam perumahan, kesehatan, dan pendidikan, strategi ini tidak akan terwujud dan hasilnya akan terus memburuk.
“Orang-orang dengan disabilitas menggunakan layanan kesehatan, termasuk dokter umum, pemeriksaan, spesialis medis, dan unit gawat darurat rumah sakit, tetapi lebih mungkin menghadapi hambatan dalam hal akses. Kesenjangan kesehatan terkait disabilitas sebagian besar disebabkan oleh kerugian yang dapat dihindari. Kerugian itulah yang ingin kami atasi,” tutur Wallace.
Menurut pantauan AFI, kelompok masyarakat disabilitas Australia merupakan kelompok paling rentan yang menghadapi masalah krisis perumahan nasional. Mereka adalah kelompok yang paling banyak kehilangan rumah tinggal lantaran harga rumah yang di atas plafon skema tunjangan asuransi nasional disabilitas Australia.
Tidak hanya tak terjangkau, perumahan nasional dinilai difabel Australia tidak memiliki aksesibilitas rumah tinggal yang memadai. “Orang-orang dengan disabilitas terjebak dalam krisis pasokan dan keterjangkauan perumahan ganda yang membutuhkan perumahan yang lebih terjangkau dan bentuk bangunan yang sesuai. Namun hal ini belum diprioritaskan secara memadai dalam rencana perumahan dan tunawisma nasional,” kata Wallace.