Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Ancang-ancang Peminat Senayan

Partai dan bakal calon legislator sibuk memenuhi persyaratan Komisi Pemilihan Umum. Hanya boleh memasukkan 100 persen jumlah kursi.

17 Maret 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bak setrika, Venna Melinda kelimpungan bolak-balik Senayan-Salemba, jalur yang sangat padat pada jam kerja. Ia menjalani tes narkoba, uji darah, periksa radiologi, dan pemeriksaan kesehatan lainnya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Venna pun belum mengurus surat keterangan catatan kepolisian.

Semua ia lakukan demi memenuhi syarat pencalonan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat. "Banyak sekali persyaratannya. Harus nyicil, tidak bisa sehari," ujar artis 1990-an ini, Kamis pekan lalu.

Mendaftar ke kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat sepekan lalu, Venna buru-buru melengkapi persyaratan. Ia memang telah menjadi anggota DPR periode 2009-2014. Tapi itu bukan berarti ia mudah saja mengurus persyaratan. Persaingan juga semakin ketat karena Komisi Pemilihan Umum hanya mengizinkan partai politik mengirim calon sebanyak jumlah kursi anggota DPR: 560 orang. Pada pemilihan 2009, calon bisa seperlima lebih banyak daripada jumlah kursi. "Partai diberi kesempatan mendaftar pada 9-22 April," kata Ferry Kurnia Rizkiyansyah, anggota Komisi Pemilihan.

Rekan separtai Venna, Inggrid Kansil, sudah jauh hari bersiap. Ia menyiapkan foto dan belasan syarat lain. Ia juga sudah berhitung kebutuhan dana buat pencalonan. "Saya agak hemat, tidak lebih dari Rp 300 juta, sesuai dengan kemampuan," ujar istri Menteri Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah Syarif Hasan ini.

Saleh Husin, anggota DPR asal Partai Hanura, yang daerah pemilihannya membentang di kawasan Nusa Tenggara Timur, merasa perlu menyiapkan miliaran rupiah untuk biaya kampanye. Ia menyebutkan sebagian besar dana habis untuk tiket pesawat, sewa kendaraan keliling daerah, serta biaya akomodasi dan konsumsi tim. Ia juga menyiapkan ribuan atribut kampanye. "Makanya orang yang maju jadi bakal calon legislator seharusnya tidak lagi khawatir dengan dapurnya sendiri," ia menegaskan.

Hardjadinata, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Hanura, yang pernah maju untuk daerah pemilihan DKI III, berkisah ada seorang mantan pejabat menghabiskan lebih dari Rp 6 miliar tapi tidak terpilih. Untuk itu, ia mewanti-wanti bakal calon legislator harus telaten mendekati konstituen.

Partai pun ambil kuda-kuda jauh sebelum tanggal 9. Sejak Senin pekan lalu hingga 26 Maret mendatang, Gerindra sibuk melakukan seleksi administrasi dan wawancara untuk sekitar 3.000 orang. Mereka telah mengembalikan formulir pendaftaran calon. Sedangkan PDI Perjuangan mulai menjalankan proses pengaturan nomor urut, setelah menyelesaikan proses psikotes, tes narkoba, dan rangkaian tes lain.

Di antara partai-partai lama, Demokrat justru paling lambat masuk laga. Asyik berkutik dalam strategi penyelamatan partai dan persiapan kongres luar biasa, partai pemenang Pemilu 2004 dan 2009 ini baru membuka keran pendaftaran pada 9 Maret.

Belum banyak peminat yang mendatangi meja pendaftaran pada Rabu pekan lalu. Tidak sampai sepuluh orang terlihat mendatangi empat meja pengambilan formulir di lantai dasar gedung di Graha Kramat, Jakarta Pusat. Pemandangan lebih sepi terlihat di bagian pengembalian formulir. "Dari 961 yang mendaftar, memang baru satu yang mengembalikan formulir karena persyaratannya cukup banyak," kata Suaidi Marasabessy, Ketua Satuan Tugas Penjaringan Bakal Calon Legislatif Partai Demokrat.

Suaidi memimpin 139 personel, yang dibagi dalam dua kelompok kerja. Mereka bertugas menggaet bakal calon. "Menjelang kongres luar biasa akhir Maret, baru saya lihat apa perlu jemput bola membujuk orang mendaftar," ujarnya. Sebelum membawa para bakal calon legislator ke Majelis Tinggi pada 5-8 April, ia yakin semua persyaratan Komisi Pemilihan Umum sudah rapi.

Aryani Kristanti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus