Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Ani Yudhoyono Berpulang

ISTRI mantan presiden Susilo Bambang Yu-dhoyono, Kristiani Herrawati atau Ani Yu-dhoyono, wafat pada Sabtu, 1 Juni lalu, di Rumah Sakit National University, Singapura. Ani, 66 tahun, berpulang setelah berjuang melawan kanker darah yang me-nyerang sumsum tulang atau leukemia.

8 Juni 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Agustus 2013. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jenazah Ani Yudhoyono dibawa pulang malam itu juga ke rumah duka di Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. Dia dimakamkan sehari kemudian di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Ani meninggalkan dua putra, Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono, serta empat cucu.

Upacara penguburan Ani dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo. Dalam pidatonya, Jokowi menyebut Ani berperan besar dalam upaya mengatasi berbagai persoalan di negara ini, seperti pemberantasan buta aksara, pemberdayaan ekonomi, perlindungan anak dan perempuan, serta peningkatan kesejahteraan keluarga. “Atas jasa dan pengabdiannya, pemerintah pada 2011 meng-anugerahkan Bintang Mahaputra Adipradana kepada almarhumah,” ujar Jokowi.

Hadir dalam upacara militer tersebut mantan presiden Megawati Soekarnoputri dan B.J. Habibie, bekas wakil presiden Try Sutrisno dan Boedio-no, serta istri eks presiden Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah. Ribuan orang ikut mengantar kepergian Ani di Kalibata.

Ani sangat berperan dalam karier militer dan politik Yudhoyono. Putri mantan Gubernur Akade-mi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Letnan Jenderal Purnawirawan Sarwo Edhie -Wibowo (almarhum), ini menikah de--ngan Yudhoyono pada 1976. Dia selalu mendampingi saat Yudhoyono menjabat presiden dua periode sejak 2004. Sejak Februari lalu, Ani dirawat di Singapura. Yudhoyo-no menye-butkan Ani tak pernah menyerah meng-hadapi kanker darah. “Perawatnya mengatakan, ‘Dia perempuan tangguh’,” ujarnya.

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat yang juga Menteri Kehutanan periode kedua pemerintahan Yudhoyono, Zulkifli Hasan, menilai Ani sebagai pekerja keras. “Dia sangat mencintai lingkungan.”

Berjuang Melawan Kanker

2 Februari: Dirawat di Rumah Sakit National University, Singapura

13 Februari: Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan Ani menderita kanker darah

30 Mei: Ani masuk unit perawatan intensif karena demam tinggi

1 Juni: Ani meninggal

 

Kristiani Herrawati

Tempat dan tanggal lahir: Yogyakarta, 6 Juli 1952


Pendidikan:

» Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (tidak tamat) 

» Sarjana Ilmu Politik Universitas Terbuka

 

Penghargaan: 

Tokoh Penggerak Keuangan Mikro (2008)

» Penghargaan dari Muhammad Yunus, tokoh kredit mikro internasional, melalui program Mobil Pintar serta Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera.

Bintang Tanda Jasa Adipradana (2011)

» Diterima bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Sinta Nuriyah, Mufi­dah Jusuf Kalla, Abu­rizal Bakrie, dan man­tan Ketua Majelis Per­musyawaratan Rakyat, Taufiq Kiemas.

Penghargaan UNESCO (2013)

» Tokoh pemberdayaan perempuan dalam pendidikan dari L’Oréal dan UNESCO.

Penghargaan UNEP

» Diberikan atas ke­terlibatannya dalam Gerakan Tanam dan Pelihara 10 Juta Pohon.

 


 

Penahanan Tersangka Makar dan Hoaks Ditangguhkan

KEPOLISIAN menangguhkan penahan­an tersangka makar, Lieus Sungkharisma, pada Senin, 3 Juni lalu. Meski tak lagi di­­terungku, Lieus diwajibkan melapor se­tiap Selasa ke Markas Kepolisian Daerah Metro Jaya. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono menjelaskan, per­­mo­honan penangguhan Lieus ber­asal da­ri tiga pihak, yakni istri dan peng­acaranya serta politikus Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.

Polisi juga menangguhkan penahanan tersangka penyebaran hoaks, Mustofa Nahrawardaya. Dasco juga menjadi pen­­jamin penangguhan Mustofa. “Ala­san­nya, ada Pak Dasco yang memberikan jaminan,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian RI Brigadir Jen­deral Dedi Prasetyo.

Lieus mengaku senang bisa keluar dari penjara. “Pasti happy,” ucapnya. Adapun Mustofa menyebutkan tak ada syarat khusus dari polisi setelah dia bebas. “Hanya tak boleh melanggar hukum, dan saya menghormati aturan itu.”

 


 

Pengalihan arus kendaraan ke arah Ka­­dungora, Garut, di simpang Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 1 Ju­ni 2019. TEMPO/Prima Mulia

 

Tingkat Kecelakaan Mudik Turun

KEPALA Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian RI Brigadir Jenderal Dedi Pra­setyo mengatakan, selama Operasi Ketupat 2019, jumlah kecelakaan turun 62 persen dibanding tahun lalu. Menurut dia, pada masa mudik kali ini, terjadi 446 kasus kecelakaan, sementara pada 2018 terdapat 1.178 kejadian.

Dedi menjelaskan, salah satu faktor turunnya angka kecelakaan ini ialah reka­yasa lalu lintas yang memecah kepadatan kendaraan. Selain itu, pos pengamanan yang makin banyak terdapat di titik ra­wan kecelakaan turut menekan potensi insiden.

Keberadaan area istirahat juga menjadi sorotan selama masa mudik. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono menyatakan tak akan menambah jumlah rest area di jalur Trans Jawa. Menurut dia, 72 tem­pat beristirahat di sepanjang jalur itu su­dah cukup. “Aturannya, setiap 15-20 kilometer ada satu rest area,” tuturnya.

 


 

Bom Bunuh Diri di Sukoharjo

ROFIK Asharudin, 22 tahun, meledakkan bom bunuh diri di pos pantau Kepolisian Resor Sukoharjo di simpang Kartasura, Senin malam, 3 Juni lalu. Tujuh polisi yang berjaga di pos tersebut selamat, sementara Rofik terluka di bagian perut dan tangan.

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Rycko Amelza mene­rangkan, Rofik diduga terkait dengan ja­ringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). “Dia beroperasi sendirian atau lone wolf,” ujar Rycko dua hari setelah peristiwa itu.

Rofik diduga berbaiat kepada Abu Bakar al-Baghdadi pada 2018. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian RI Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo menga­takan Rofik menggunakan bom pinggang. Si pelaku belajar membuat bom dari Internet.

 


 

Puluhan rumah yang dibakar di Desa Gunung Ja­­ya, Buton, Sulawesi Tenggara, 6 Juni 2019. ANTARA/Emil

 

Rusuh di Buton, 871 Orang Mengungsi

SEBANYAK 87 rumah di Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, ru­sak akibat bentrokan antardesa yang terjadi pada Ra­­bu sore, 5 Juni lalu. Kepala Bidang Hubungan Masya­ra­kat Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Ajun Ko­­misaris Besar Harry Golden Hart mengatakan ru­mah-rumah itu diduga dibakar sekelompok pemuda dari Desa Sampuabalo, yang bersebelahan dengan Gu­nung Jaya.

Peristiwa ini bermula dari ter­sing­gung­nya warga Gunung Jaya terhadap sekelompok pemuda Sam­pua­ba­lo yang menggelar konvoi sepeda motor berknalpot bising sehari sebelumnya. Pertikaian berlanjut dengan lemparan bom molotov ke rumah warga Gunung Jaya. Akibatnya, 871 penduduk Gunung Jaya mengungsi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian RI Brigadir Jenderal Dedi Pra­setyo menyebutkan ke­­po­li­si­­­an me­nurunkan 300 personel Brigade Mobil untuk meng­amankan perbatasan kedua desa. “Dibantu dua pe­­leton pasukan dari komando resor militer,” tutur Dedi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus