Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kognitif adalah seluruh aktivitas mental yang memungkinkan seseorang untuk menghubungkan, mengevaluasi, dan mempertimbangkan suatu peristiwa. Dari proses ini, individu tersebut memperoleh pengetahuan atau pemahaman baru sebagai hasilnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kognitif juga dapat diartikan sebagai cara seseorang untuk beradaptasi dan mempelajari suatu objek beserta kejadian-kejadian yang ada di sekitarnya. Karena itu, kognitif tidak bisa dipisahkan dengan tingkat kecerdasan seseorang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih lanjut, berikut rangkuman informasi selengkapnya mengenai pengertian kognitif, dasar teori, hingga fungsinya.
Pengertian Kognitif
Berdasarkan buku Metode Pengembangan Kognitif oleh Yuliani Nurani Sujiono, kognitif adalah suatu proses berpikir, daya menghubungkan serta kemampuan menilai dan mempertimbangkan sesuatu.
Menurut Drever (2004), kognitif adalah istilah yang mencakup berbagai aspek proses belajar dan adaptasi seorang anak terhadap lingkungannya. Proses ini melibatkan pemahaman, imajinasi, penangkapan makna, evaluasi, dan penalaran yang mendukung perkembangan anak dalam berinteraksi dengan dunia sekitarnya.
Dalam jurnal Psikologi Kognitif karya Magfirah Ramadanti dkk, secara linguistik, kognitif berasal dari kata latin cogitare yang berarti berpikir.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (KBBI) kognitif mengacu pada segala sesuatu yang berhubungan dengan berpikir, yaitu proses berpikir, yaitu kemampuan seorang individu untuk menghubungkan, mengevaluasi, atau meninjau suatu peristiwa berdasarkan informasi atau pengalaman faktual empiris.
Chaplin menyebutkan bahwa istilah kognitif adalah salah satu bidang atau wilayah/wilayah psikologi manusia, yang meliputi perilaku mental yang berkaitan dengan pemahaman, perhatian, pemrosesan informasi, pemecahan masalah, niat dan keyakinan.
Dasar Teori Pengembangan Kognitif
Terdapat empat dasar teori pengembangan kognitif yang dikemukakan oleh para ahli. Berikut uraiannya.
1. Teori Dua Faktor (Spearman)
Kognisi terdiri dari kemampuan umum (general factor, g) dan kemampuan khusus (specific factors, s), yang memengaruhi perilaku mental individu.
2. Teori Kemampuan Mental Primer (Thurstone)
Kognisi terdiri dari tujuh kemampuan primer, termasuk pemahaman bahasa, memori, penalaran, pemahaman ruang, numerik, kelancaran verbal, dan kecepatan persepsi.
3. Teori Kecerdasan Jamak (Guilford & Gardner)
Guilford membagi kognisi dalam tiga kategori, yakni operasi, isi, dan hasil. Sementara Gardner membagi kognitif menjadi delapan jenis kecerdasan, seperti logika matematika, bahasa, musik, visual, kinestetik, kecerdasan pribadi, interpersonal, dan naturalistik.
4. Teori Tiga Aspek Kecerdasan (Sternberg)
Teori ini merupakan pendekatan proses kognitif untuk memahami kognisi. Kognisi melibatkan berpikir analitis, mengatasi masalah baru secara kreatif, dan beradaptasi dengan lingkungan.
Fungsi Kognitif
Mengutip dari laman Study, terdapat lima fungsi kognitif pada seseorang. Berikut penjelasannya:
- Daya Ingat (Memori): Salah satu fungsi kognitif adalah berkaitan dengan kemampuan menyimpan informasi di otak. Agar ingatan akurat, diperlukan fokus saat menerima informasi dari lingkungan.
- Perhatian (Attention): Kognisi membantu memilih rangsangan untuk menjadi fokus. Perhatian terbagi memungkinkan konsentrasi pada beberapa hal sekaligus, sedangkan perhatian berkelanjutan berfokus pada satu hal.
- Bahasa (Language): Kemampuan berbahasa yang baik mendukung komunikasi efektif.
- Pengambilan Keputusan: Kognisi membantu dalam membuat keputusan cepat dan tepat, terutama jika dilatih sejak dini.
- Penyelesaian Masalah: Fungsi ini mendukung kemampuan individu untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan tenang dan efektif.
Pendekatan Perkembangan Kognitif
Melansir dari buku Metode Pengembangan Kognitif , terdapat tiga pendekatan klasik dalam perkembangan kognitif pada masa usia anak-anak awal.
1. Pendekatan Behavioris
Fokus pada mekanisme dasar pembelajaran, pendekatan ini mempelajari bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai respons terhadap pengalaman tertentu. Penekanan diberikan pada proses pembentukan dan modifikasi perilaku melalui pengalaman.
2. Pendekatan Psikometris
Berupaya mengukur perbedaan kemampuan kognitif secara kuantitatif menggunakan berbagai tes yang dirancang untuk menunjukkan kapasitas kognitif individu. Tes ini memberikan gambaran mengenai tingkat kemampuan kognitif seseorang.
3. Pendekatan Piagetian
Menyoroti perubahan dalam kualitas fungsi kognitif melalui tahapan perkembangan tertentu. Pendekatan ini mempelajari bagaimana pikiran individu menyusun aktivitasnya dan beradaptasi dengan lingkungannya melalui proses belajar dan interaksi.
Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Kognitif
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kognitif dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut.
1. Hereditas/Keturunan
Teori hereditas yang dikemukakan oleh Schopenhauer menyatakan bahwa manusia lahir dengan potensi bawaan tertentu yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Tingkat kecerdasan dianggap sudah ditentukan sejak lahir, dan faktor lingkungan tidak memiliki pengaruh signifikan.
2. Lingkungan
John Locke, melalui teori empirisme, mengemukakan bahwa manusia dilahirkan dengan kondisi awal yang netral (tabula rasa). Perkembangan kecerdasan sepenuhnya ditentukan oleh pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
3. Kematangan
Setiap organ, baik fisik maupun psikis, dianggap matang ketika dapat menjalankan fungsinya. Kematangan ini berhubungan erat dengan usia kronologis seseorang.
4. Pembentukan
Faktor eksternal yang memengaruhi kecerdasan manusia dibagi menjadi pembentukan formal, seperti pendidikan, dan pembentukan informal, seperti interaksi dengan lingkungan. Keduanya membantu manusia beradaptasi dan bertahan hidup.
5. Minat dan Bakat
Minat memotivasi seseorang untuk bertindak lebih baik dan berorientasi pada tujuan tertentu. Sementara itu, bakat adalah kemampuan bawaan yang perlu dikembangkan untuk mencapai potensi maksimal, yang memengaruhi kemudahan dalam mempelajari sesuatu.
6. Kebebasan
Kebebasan dalam berpikir memungkinkan manusia memilih metode atau pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah, serta menentukan masalah yang relevan sesuai kebutuhannya.
Pilihan Editor: Setelah Pensiun, Kinerja Kognitif Berkurang