Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari Akbar Priawan, juru bicara Timnas AMIN (Anies-Muhaimin) menyebut bahwa “Salam Sasageyo” yang dilakukan Anies Baswedan dalam segmen terakhir debat capres pada Ahad malam, 7 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hari mengatakan, ekspresi Anies menutup debat itu merupakan semantik yang ingin ditawarkan oleh Timnas AMIN ke publik. Saat dihubungi Tempo.co, pada Kamis, 11 Januari 2024, ia pun menyebut bahwa salam tersebut dilakukan karena AMIN membawa semangat pembebasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salam sasageyo yang dilakukan Anies itu mengadopsi dari serial anime Attack on Titan. Istilah lengkapnya, "Shinzo wo Sasageyo" artinya kurang lebih "Kupersembahkan jiwaku ini".
Seperti dikutip dari laman Fictionhorizon.com, gestur salam Sasageyo merupakan sebuah salut yang berasal dari serial anime Attack on Titan. Penggunaan salam tersebut dilakukan oleh prajurit yang mengepalkan tangan mereka lalu menekan kepalan tangannya ke dada mereka, sebagai bentuk dedikasi terhadap misi yang sering kali merenggut nyawa mereka.
“Jadi itu semantik yang ingin kita tawarkan ke publik, bahwa Anies dan Cak Imin membawa semangat pembebasan, membawa semangat free will gitu ya, untuk lepas dari masalah hari ini, karena kita tahu dalam konteks debat kemarin temanya politik luar negeri,” ujar Hari Akbar Priawan.
Kendati demikian, menurut salah satu Jubir Timnas AMIN yang memiliki nama lengkap Hari Akbar Priawan tersebut, salam tersebut dibawakan dengan menyesuaikan konteks tema debat capres yang lalu, yakni politik luar negeri. Selain membawa semangat pembebasan dan free will, semangat yang dibawakan melalui salam tersebut bahwa Indonesia dapat menjadi pemimpin, panglima diplomasi, sehingga dapat dominan dalam urusan politik luar negeri.
Hari juga turut menjelaskan bahwa selama ini Indonesia telah lama absen dalam forum yang bersifat internasional, sehingga jika sekalinya datang, tidak akan bermakna dalam forum tersebut. Hal tersebut yang menurut Hari ingin diubah oleh Anies Baswedan, dengan membawa narasi bahwa presiden sebagai panglima diplomasi merupakan hal yang penting.
“Hari ini kita kan seolah olah absen dalam forum forum yang memang kita ga pernah punya makna dalam forum forum internasional. Oleh karena itu, Anies sebagai capres membawa narasi presiden sebagai panglima diplomasi menjadi penting,” ujar Hari.
Tidak Dimaksudkan untuk Menggaet Suara Gen Z
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Hari juga menyebut bahwa “Salam Sasageyo” yang dibawakan oleh Anies Baswedan tidak dimaksudkan untuk menggaet suara pemilih pemula atau Generasi Z. Kendati demikian, Hari menegaskan bahwa pemuda yang merasakan perjuangan yang sama, maka pemuda tersebut berada di jalur yang sama dengan Paslon AMIN.
“Kami sebenarnya tidak mendorong itu, kami memberikan semantik bagaimana ini adalah perjuangan, jika anak muda berada di perjuangan yang sama, berarti kita ada di jalur yang sama,” ujar Hari.
Selain itu, menurut Hari, salam tersebut ditujukan untuk Indonesia agar kedepannya mampu bebas dan terlepas dari permasalahan yang ada saat ini. Hal tersebut yang memang ditawarkan oleh Paslon AMIN kepada publik sebagai semantik.
“Salam untuk Indonesia kedepan mampu bebas dan mampu terlepas dari permasalahan, dengan salam sasageyo tersebut. Itu adalah bagian yang memang kita tawarkan ke publik sebagai pemantik, kalau teman-teman sudah merasakan hal yang sama, berarti sudah sepatutnya menjadi bagian dari kita,” tegas Hari.