Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak hadir dalam HUT ke-51 PDIP yang berlangsung pada Rabu, 10 Januari 2024 di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta. Bertepatan dengan HUT PDIP, Jokowi melakukan lawatan ke sejumlah negara di Asia Tenggara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahkan, Jokowi juga terlihat tidak memberikan sambutan secara daring atau sekedar mengirimkan karangan bunga. Ketidakhadiran Jokowi di HUT PDIP disebut terkait dengan retaknya hubungan antara dirinya dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Seperti diketahui, hubungan Jokowi dan Megawati dikabarkan merenggang sejak awal tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terlepas dari itu, PDIP merupakan partai yang membesarkan nama Jokowi. Berikut adalah perjalanan awal mula Jokowi gabung ke PDIP hingga retaknya hubungan dengan Megawati.
Awal Mulai Jokowi Gabung PDIP
Jokowi memantapkan hati untuk bergabung dengan PDIP sekitar tahun 2004. Karir politiknya dimulai ketika ia bergabung dengan Dewan Perwakilan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPC PDIP) Brengosan Purwosari, Solo. Di momen tersebut, Jokowi berkenalan dengan FX Hadi Rudyatmo.
Mengutip jurnal Universitas Muhammadiyah Jakarta, karier politiknya melaju di tahun 2005 saat Jokowi mencalonkan diri menjadi Wali Kota Surakarta bersama Rudyatmo. Saat itu ia didukung oleh PDIP dan sejumlah partai koalisi lainnya.
Saat menjabat sebagai Wali Kota Solo, Jokowi dikenal masyarakat sebagai pejabat yang senang dengan blusukan. Hingga kemudian, Jokowi berhasil terpilih kembali untuk periode kedua sebagai Wali Kota Solo di tahun 2010.
Keberhasilannya mengelola kota Solo yang dinilai humanis mampu menarik simpati partai politik dan tokoh politik nasional. Dalam Pilkada DKI 2012, Jokowi memenangkan kontestasi pemilihan calon gubernur berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang didukung oleh PDIP dan Gerindra.
Setelah berhasil menduduki kursi nomor 1 di DKI Jakarta, Jokowi kembali melaju ke pemilihan presiden 2014. Saat itu Jokowi maju sebagai calon presiden berpasangan dengan Jusuf Kalla. Ia pun berhasil menjadi Presiden Indonesia periode 2014-2019.
Tak cukup sampai di situ, Jokowi kembali mencalonkan diri sebagai di Pilpres 2019 berpasangan dengan Ma'ruf Amin. Dalam kontestasi tersebut, Jokowi berhasil mengalahkan Prabowo-Sandi.
Hubungan Jokowi dan Megawati Soekarnoputri merenggang
Menjelang akhir kepemimpinannya sebagai presiden, mencuat kabar hubungan Jokowi dan Megawati retak. Awal kerenggangan hubungan keduanya terendus sejak HUT PDIP tahun lalu. Semua bermula ketika Megawati mengatakan bahwa Jokowi bukanlah apa-apa tanpa PDIP.
"Pak Jokowi iku yo ngono lho mentang-mentang. Lho iya padahal Pak Jokowi kalau nggak ada PDIP juga aduh kasihan dah," ujar Megawati dalam pidato perayaan HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Jakarta, Selasa, 10 Januari 2023.
Perkataan Megawati itu disambut tepuk tangan ribuan kader yang hadir. Presiden, yang masih berstatus ‘petugas partai’, berada di kerumunan dan hanya menanggapinya dengan senyuman.
Sejak saat itu, hubungan Jokowi dan Mega dikabarkan tak harmonis. Bahkan mantan Wali Kota Solo itu tak dilibatkan saat Ganjar dipilih sebagai capres usungan mereka.
Retaknya hubungan keduanya semakin parah setelah anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon wakil presiden dari kubu Prabowo Subianto. Gibran diketahui maju sebagai cawapres setelah Mahkamah Konstitusi (MK) merevisi putusan batas minimal usia menjadi 35 tahun.
Lebih lanjut, majunya Gibran dalam Pilpres santer disebut sebagai manuver Jokowi untuk mengalahkan PDIP. Diketahui, PDIP mengusung calon presiden Ganjar Pranowo dan calon wakil presiden Mahfud MD. Sementara, Gibran digandeng oleh capres Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto.
Tak hanya itu saja, kabar memanasnya Jokowi dan Megawati semakin diperkuat setelah PDIP memutuskan untuk memecat menantu Jokowi, Bobby Nasution. Bobby dipecat karena secara terang-terangan mendukung pasangan calon nomor urut dua, Prabowo-Gibran.
Bobby dipecat melalui surat bernomor 217/IN/DP-29.B-26.B/XI/2023 yang ditandatangani oleh Ketua DPC PDIP Kota Medan Hasyim dan Sekretaris Roby Barus pada 10 November. 2023. Sebelumnya, PDIP telah memberi kesempatan tiga hari untuk Bobby mengundurkan diri, tetapi tak terlaksana.
Untuk Gibran, PDIP sedikit melunak dan meminta Gibran untuk mengundurkan diri. Namun, Gibran sudah bukan dianggap kader PDIP karena sudah menjadi calon usungan partai lainnya.
Selain itu, hubungan tersebut diperparah ketika Jokowi dinilai mulai membelot dari PDIP saat putra bungsunya Kaesang Pangarep masuk politik. Kaesang yang seharusnya bergabung PDIP, justru masuk PSI. Padahal, PDIP mengharuskan keluarga kader tak boleh beda partai.
Alih-alih membawa Kaesang ke PDIP, Jokowi justru merestui putranya gabung ke Partai Solidaritas Indonesia atau PSI. Setelah dua hari dilantik anggota Kaesang menjadi Ketua Umum PSI yang berkoalisi dengan Prabowo-Gibran.
Jokowi Absen HUT PDIP
Terbaru, Jokowi tidak hadir dalam HUT PDIP ke-51. Rupanya Jokowi lebih memilih untuk melakukan kunjungan ke beberapa negara ASEAN. Lawatan Jokowi tersebut dijadwalkan 9-14 Januari 2024.
Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana mengatakan agenda tersebut telah dijadwalkan sejak beberapa bulan lalu.
“Persiapan kunjungan ke tiga negara tersebut sudah dilakukan beberapa bulan yang lalu,” kata Ari dalam pesan singkat pada Tempo pada Minggu, 7 Januari 2024.
Sebelumnya, Ari juga telah mengatakan bahwa Jokowi mungkin absen di agenda HUT PDIP ke-51. “Kalau ada kunjungan ke luar negeri mungkin tidak hadir HUT PDIP,” kata Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana ditemui di Gedung Kementerian Sekretariat Negara pada Jumat, 5 Januari 2024.
Dalam acara HUT tersebut, sejumlah karangan bunga ucapan Hari Ulang Tahun ke-51 PDIP pun berjejer di depan Gedung Sekolah Partai di pinggir Jalan Raya Lenteng Agung Raya, Jakarta Selatan, Rabu, 10 Januari 2024.
Ada sekitar 34 karangan bunga dengan mayoritas berasal dari kader PDIP, sebagian lain berasal dari ketua umum partai koalisi pengusung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024. Namun, tak ada karangan bunga dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
RIZKI DEWI AYU | TIM TEMPO