KIAT ini buah akal para pakar Matsushita Electric (ME) dan Japan Synthetic Rubber Co. Ltd. (JSR), setelah bergulat 10 tahun. Mereka berhasil menciptakan batere setipis kertas, dapat dibengkokkan. Rahasia di balik sukses ini terdapat pada bahan baku pencetus listrik yang digunakan (elektrolit). Selama ini, batere menggunakan elektrolit cair, karena itu membutuhkan wadah yang kedap air, biasanya logam. Ini menyebabkan batere jadi sulit diperkecil ukurannya, kaku, dan bisa bocor. Para pakar ME dan JSR menggunakan elektrolit padat, terdiri dari lapisan campuran logam (tembaga, rubidium, klor, dan yodium) dan karet istimewa (mengandung Styrene serta Butadiene). Campuran mirip lem ini ditaruh di lembaran plastik, lalu dikeringkan. Selesai. Batere pertama- yang keluar dari laboratorium mempunyai ketebalan 0,1 mm, dan menghasilkan tegangan listrik 0,6 V (batere biasa umumnya sekitar 1,5 V). Namun, menurut Shigeo Kondo, ketua tim ME untuk proyek ini, "Batere dapat dipertipis hingga seperseratusnya, dan tegangan yang dihasilkan bisa mencapai 100 Volt. Hebatnya, batere ini mampu mengeluarkan listrik pada suhu dingin (hingga minus 60 C) ataupun panas (100 C). Beratnya hanya seperenam batere biasa. Menurut Kondo, Matsushita merencanakan memasarkan batere tipis ini dua tahun lagi. "Harganya belum tentu murah," ujarnya pada Seiichi Okawa dari TEMPO. Namun, biaya ini mungkin tak jadi masalah jika dipergunakan untuk sumber tenaga wahana ruang angkasa. Soalnya, di ruang angkasa batere dengan elektrolit cair tak dapat berfungsi. Di ruang hampa dan tanpa bobot, cairan ini menguap. Batere ini juga dapat dipergunakan sebagai sumber listrik jantung buatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini