Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Bicara, bicara, bicara

Metode kursus di perhimpunan persahabatan indonesia amerika (ppia) diubah dari sistem hafalan ke sistem yang banyak menyajikan dialog tanpa hafalan. rencana membuka kursus praktis utk sopir taksi.

6 Oktober 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG guru kursus bahasa Inggris di PPIA (Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Amerika), Jakarta, kaget. Seorang siswanya menyatakan diri keluar dari kursus, karena sudah merasa cukup. Guru itu kaget, karena bahasa Inggris si siswa masih kacau-balau. Tapi itu terjadi beberapa tahun lalu. Kini, kursus di PPIA justru menekankan kemampuan berkomunikasi, walau dengan tata bahasa berlepotan. "Yang penting, bicara. Tak usah ragu dan takut, lupakan dulu tata bahasa," kata Nichlany Soedardjo, 59, direktur Pelaksana Harian PPIA sejak Maret lalu. Bahkan, dalam wawancara dengan TVRI dua pekan lalu, sehubungan dengan ulang tahun ke-25 PPIA bulan lalu, Nichlany antara lain mengatakan akan membuka kursus praktis buat sopir taksi. Perubahan metode kursus di PPIA itu dilakukan sejak 1981. Tentu saja, buku pegangan bagi siswa diganti juga. Dulu Modern American English, kini Communicating in English - hasil karya para guru PPIA sendiri. Sebagaimana judulnya, buku yang terdiri dari enam jilid ini lebih banyak menyajikan dialog dalam berbagai situasi antara dua orang atau lebih. Dan, menurut Desmal, salah seorang guru di PPIA, dialog itu tidak untuk dihafalkan seperti metode sebelumnya. "Dulu, banyak siswa yang hafal sekali percakapan dalam buku pegangan," tutur guru yang sudah delapan tahun di PPIA ini. Hasilnya? "Belum ada pengamatan tentang metode-metode yang pernah kami jalankan," kata Nyonya Gloria Kismadi, 52, wakil direktur Bidang Kebudayaan dan Pendidikan. Beberapa guru PPIA memang masih meragukan apakah buku baru ini lebih baik ketimbang buku sebelumnya. Kendati begitu, metode yang kini diterapkan di kursus yang memiliki sekitar 13.000 siswa ini dianggap lebih cocok. Menurut Desmal, metode komunikasi membuat siswa aktif berbicara. Dan buat apa belajar bahasa kalau tidak untuk berkomunikasi. Tapi itu bukannya tanpa kesulitan. Dari 200 guru bahasa Inggris di PPIA, belum semuanya pas dalam menjalankan metode komunikasi. "Masih ada guru yang mendominasi kelas dengan membaca, hingga kami cuma mendengarkan," kata Wiwin Triwinarti 22, mahasiswi Jurusan Bahasa Arab Fakultas Sastra UI, yang duduk di tingkat IV kursus bahasa Inggris PPIA.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus