Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kembali Mencetak Tentara...

Akabri dikembalikan ke sistem lama, menjadi Akmil, AAU, Aal dan Akpol. Setiap akademi dikelola oleh markas besarnya masing-masing. Diharapkan dapat melahirkan ABRI yang profesional. (pdk)

6 Oktober 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK ada lagi Akabri, Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Dalam pelantikan lulusan baru akademi tersebut, Kamis pekan lalu di Istana Merdeka, Jakarta, telah digunakan nama Akmil (Akademi Militer), AAL (Akademi Angkatan Laut), AAU (Akademi Angkatan Udara), dan Akpol (Akademi Kepolisian). Tentu, ini bukan sekadar perubahan nama. Menurut Letnan Jenderal Moergito, Danjen Akabri sejakJuni 1983, ia kini hanya selaku koordinator dan pembina integrasi akademi-akademi tersebut. "Wewenang dan tanggung jawab penyelenggaraan pembinaan pendidikan Akabri Bagian sudah saya serahkan kepada kepala staf ketiga angkatan dan kapolri," kata Moergito kepada TEMPO, pekan lalu. Resminya, penyerahan wewenang itu lewat Surat Perintah Pangab, 14 Juni yang lalu. Di balik perubahan nama dan organisasi akademi tentara ini, memang ada yang diinginkan. Yakni, lahirnya ABRI yang profesional, yang lebih menguasai bidang masmgmasmg, sesuai dengan kebutuhan ketiga angkatan dan Polri. Tak berarti bahwa Akabri selama ini mengabaikan profesionalisme atau, istilah Akabrinya, kematraan. Kuliah kematraan di Akabri Bagian Kepolisian, misalnya, ditentukan 60% dari kurikulum seluruhnya. Juga di Akabri Bagian Udara, Laut, dan Darat. Toh, itu ternyata dirasa masih kurang. "Untuk menjalankan tugas sehari-hari, bekal kematraan dari akademi masih kurang," kata Letnan Dua Widjajanto, 24, perwira baru angkatan laut yang ikut dilantik pekan lalu. Yang langsung dirasakan oleh Widjajanto, lulusan terbaik AAL tahun ini, "Dalam latihan dasar di Magelang, saya benar-benar merasakan integrasi antar angkatan." Memang Sebenarnya, interasi itulah yang ditekankan, ketika pada 1966 AMN, AAU, AAL, dan AAK disatukan di bawah nama Akabri. Waktu itu memang muncul persaingan tak sehat dan keempat akademi tersebut. Tapi pemecahan Akabri kini tak sepenuhnya kembali ke model lama. Masih akan tetap ada kuliah dasar bersama di Akmil Magelang, selama empat bulan. Kuliah dasar - dan kegiatan bersama, misalnya pekan olah raga - inilah yang masih dikelola oleh Markas Komando Akabri di Jakarta, meski, sejak 1983, latihan dasar bersama tak lagi seberat sebelumnya. Adapun keuntungan sistem yang sekarang, karena keempat akademi kini langsung dikelola oleh markas besarnya masmg-masing, penyesuaian pendidikan dan kebutuhan jenis perwira yan seperti apa lebih mudah dilakukan. Dulu, kata sumber TEMPO di Mako Akabri, semua keputusan kurikulum ada di tangan Mako Akabri, meski ide-ide masuk dari ketiga angkatan dan Polri. Tapi, sekarang, apakah kuliah kematraan di Akpol, misalnya, akan tetap 60% atau lebih langsung diputuskan oleh Mabak. Birokrasi, dengan demikian, diperpendek. Tapi hingga kini memang belum ada perubahan-perubahan nyata dalam kurikulum keempat akademi. Direncanakan baru April tahun depan perubahan akan dilaksanakan. Misalnya, ada rencana menjadikan kuliah empat tahun kembali ke tiga tahun. Letnan Dua Muhammad Syaugi, 24, lulusan AAU yang ikut dilantik pekan lalu, merasa bahwa pendidikan di AAU cukup tiga tahun. "Kurikulum empat tahun itu merugikan kami," katanya. "Sebab, lulusan Akabri setingkat sarjana muda. Jadi, kami rugi setahun."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus