Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat pertumbuhan kubah lava baru Gunung Merapi yang terbentuk sejak 11 Agustus 2018 semakin meningkat pesat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal ini terpantau dari CCTV yang dipasang BPPTKG Yogyakarta yang memantau perkembangan kubah lava itu periode 18-22 Agustus 2018.
Dari rekaman CCTV BBPTKG terlihat gundukan material di titik tumbuhnya kubah lava makin hari semakin besar. Cuaca di puncak kawah Gunung Merapi juga cerah sehingga kubah lava bisa terlihat jelas.
“Volume kubah lava baru Gunung Merapi periode 22 Agustus 2018 tercatat sebesar 18.000 meter kubik dengan pertumbuhan volume perhari saat ini mencapai 4.600 meter kubik perhari,” ujar staf BPPTKG Yogyakarta Noer Cholid Kamis 23 Agsutus 2018.
Peningkatan volume kubah lava itu kentara bila dibandingkan dengan periode sebelumnya yakni 18 hingga 21 Agustus 2018 yang mencatat peningkatan volume kubah lava masih sekitar 14.000 meter kubik dengan pertumbuhan volume kubah lava perhari mencapai 1.500 meter kubik.
Dari peningkatan volume kubah lava itu, BPPTKG Yogyakarta menyimpulkan pertumbuhan volume kubah lava bisa bervariasi tergantung pergerakan material di perut Gunung Merapi.
“Munculnya kubah lava ini menandai fase erupsi magmatik Gunung Merapi dimulai dengan erupsi yang cenderung bersifat efusif (lelehan),” ujarnya.
Dengan pertambahan volume kubah yang semakin banyak ketika kawah sudah tidak bisa menampung material tambahan lagi maka material dari kubah lava baru bakal mengalir keluar.
Meski volumenya meningkat, namun BPPTKG mencatat saat ini pertumbuhan kubah lava Merapi terhitung masih termasuk dalam kategori rendah dan posisi kubah lava masih stabil. “Status Gunung Merapi masih di level 2 (waspada),” ujarnya.