Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Relawan Pro Jokowi atau Projo mengaku kecewa dengan pemilihan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sekretaris Jenderal Projo Handoko bercerita, gara-gara Prabowo dipilih Jokowi, kini relawannya canggung karena dulu kerap menyerang Prabowo di media sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Ini orang di grass root, dia saking semangatnya kan tiap hari nyerang Pak Prabowo (di medsos). Nah sekarang jadi Menhan, punya anggaran buat tentara bisa ngendalikan, ya ngeri lah,” kata dia Handoko di DPP Projo, Jalan Perdatam, Jakarta, Rabu 23 Oktober 2019.
Handoko mengatakan hal tersebut membuat para pendukung galau. Orang yang kerap diserang, kini merapat ke pemerintah. Padahal pergerakan pendukung pemerintah di medsos, kata Handoko, biasanya mendukung segala kebijakan pemerintah, dan melibas yang berbeda pendapat.
Namun ia mengaku tak tahu, apakah relawan akan melindungi Prabowo dari kritik juga setelah ia merapat ke pemerintah. “Ya gak tahu. Kan kalau itu makanya kami memegang nilai. Kalau (kinerja Prabowo) gak bagus ya silakan dievaluasi,” kata dia.
Ketua Umum Ormas Projo Budi Arie Setiadi sebelumnya menyatakan bahwa tugas organisasinya telah selesai dengan mendukung Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019.
"Terima kasih atas kerja samanya selama ini. Tugas Projo sudah selesai hingga pelantikan 20 Oktober 2019. Selamat bekerja pemerintahan Jokowi - KMA dan Kabinet Indonesia kerja," ujarnya lewat pesan singkat kepada sejumlah tokoh pada Selasa malam, 22 Oktober 2019.
Menurut dia, Projo ikhlas jika memang tak dibutuhkan lagi keberadaannya oleh Jokowi. Tugas politik dan sejarah relawan Projo dinilainya sudah selesai setelah Jokowi berhasil menjadi Presiden RI dua periode.
"Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan selama ini. Izin pamit untuk kembali ke kehidupan awal," ujar Budi.