Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Cerita Sertu Waki Mempertaruhkan Nyawa Selamatkan Korban Banjir

Sertu Mochamad Waki, anggota Koramil 25, Gadingrejo, Kodim 0819, Pasuruan, mempertaruhkan nyawa saat menolong seorang warga yang terseret banjir.

27 Februari 2018 | 19.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Pasuruan – Sersan Satu (Sertu) Mochamad Waki, anggota Komando Rayon Militer (Koramil) 25, Gadingrejo, Komando Distrik Militer (Kodim) 0819, menjadi perhatian publik saat Sungai Welang, Pasuruan, meluap beberapa waktu lalu. Saat itu, Waki menyelamatkan seorang warga Pasuruan yang terseret banjir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lulusan Tamtama 1997 ini sampai harus berenang melawan arus banjir yang deras hingga sejauh 500 meter.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sungguh heroik aksi Sertu Moch. Waki, anggota Koramil 25, Gadingrejo, Kodim 0819, Pasuruan, menyelamatkan warga hanyut di Sungai Welang, Pasuruan, saat banjir. Dedikasi orang seperti ini layak diapresiasi daripada orang yang sering bikin gaduh dan mengganggu kerukunan antarmanusia," tulis juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, pada Minggu, 25 Februari 2018.

Dihubungi Tempo, Selasa pagi, 27 Februari 2018, bapak satu anak yang sudah 21 tahun mengabdi sebagai tentara ini mengatakan saat itu terjadi banjir di Karangketug. Dan banjir di Karangketug itu tidak terjadi saat itu saja. "Lebih sering terjadi pada malam hari," kata Waki kepada Tempo.

Selaku Babinsa, dia sudah terbiasa untuk saling membantu antarteman ketika terjadi banjir. "Sebelum-sebelumnya juga membantu orang sakit, koordinasi dengan BPBD ketika banjir untuk mengevakuasi orang sakit evakuasi. Alhamdulillah," ujarnya.

Waki menceritakan saat itu dia sehabis membantu perempuan hamil lima bulan yang dievakuasi karena banjir bertambah besar. "Saya memantau sebelah barat Jembatan Kraton, Kaliurang," kata dia. Dia mendengar ada orang teriak-teriak sekitar 100 meter dari tempatnya. Teriakan-teriakan yang mengatakan ada orang hanyut juga ramai bersahutan waktu itu. Mendengar itu, Waki kemudian menaruh telepon selulernya di tempat yang aman.

Kemudian, Waki berjalan mendekat ke orang yang berteriak-teriak. Di tempat itu banyak orang termasuk polisi serta orang-orang kampung yang melihat dan belum ada tindakan. Mengetahui ada orang hanyut, Waki secara spontan langsung terjun ke sungai yang sedalam leher. "Sambil berenang, saya berusaha mencari orang yang hanyut," katanya.

Waki baru tahu kemudian setelah ada teriakan dari korban yang hanyut. "Setelah itu saya datangi dan orang itu berpegangan di pohon pisang dengan kepala timbul-tenggelam," kata Waki.

Dia kemudian menyuruh korban berpegangan pada kerah bajunya. "Dengan sekuat mungkin tenaga mengayuh dan meraih kayu-kayu untuk mengevakuasi korban, waktu itu tidak ada pertolongan sama sekali," kata dia.

Hanya berbekal ketekadan untuk menolong korban, Waki sampai harus berenang melawan arus banjir sejauh 500 meter untuk melakukan evakuasi. Akhirnya, korban yang belakangan diketahui bernama Sugeng, itu berhasil dievakuasi.

Pada 2018 ini merupakan tahun ke-21 bagi Waki berdinas sebagai tentara. Masa 21 tahun itu dia jalani selama tujuh tahun di Batalion 507 atau sekarang Raider 500, kemudian selama tujuh tahun di Batalion 512. Dan sejak akhir 2010 di Pasuruan. Waki memiliki putri semata wayang yang kini menginjak SMA. Waki menjalani tugas sebagai Babinsa sejak delapan tahun.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus