Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Cerita Siswa Asal Jawa Tengah Gagal Jadi Paskibraka Nasional 2023

Putranya sebelumnya sudah terpilih secara sah sebagai calon Paskibraka Nasional mewakili Jawa Tengah berdasarkan surat yang ditandatangani Sekda.

2 Agustus 2023 | 18.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) I Dewa Ayu Firsty Meita Dewanggi (tengah) membawa Bendera Merah Putih untuk dikibarkan saat Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 17 Agustus 2022. HUT ke-77 RI tersebut mengangkat tema Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat. ANTARA FOTO/POOL/Sigid Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Fabian Alvaro, siswa SMA Al Azhar 14 Semarang sebelumnya telah dinyatakan terpilih sebagai calon pasukan pengibar bendera pusaka atau Paskibraka Nasional mewakili Provinsi Jawa Tengah. Namun belakangan, ia akhirnya gagal berangkat ke Jakarta untuk mengibarkan bendera di Istana Negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dewi, ibu Fabian menceritakan putranya sebelumnya sudah terpilih secara sah sebagai calon Paskibraka Nasional mewakili Provinsi Jawa Tengah berdasarkan surat yang ditandatangani Sekretaris Daerah Jawa Tengah. “Anak kami sudah terpilih secara sah mewakili Provinsi Jateng berdasar surat yang ditandatangani sekda provinsi tanggal 22 mei,” ujarnya kepada Tempo, Rabu, 2 Agustus 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahkan, menurut Dewi, akun Instagram resmi @ppijateng sudah mengucapkan selamat kepada Fabian dalam unggahannya atas terpilihnya menjadi Capasnas yang mewakili Jawa Tengah. PPI adalah Purna Paskibraka Indonesia, kumpulan alumni paskibraka.

Pada H-2 keberangkatan pemusatan pelatihan di Jakarta atau 15 Juli, Fabian menerima surat pemanggilan untuk mengikuti tes ulang bersama calon Paskibraka dari peringkat 1 hingga 5. Setelah dilakukan tes ulang, pada 20 Juli, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang berwenang dalam Paskibraka mengirimkan surat yang menyatakan bahwa Fabian tidak lulus.

Dalam surat itu, disebutkan Fabian tidak lolos karena memiliki masalah kesehatan, yakni impaksi dan skoliosis. Dewi kemudian memutuskan melakukan pemeriksaan mandiri untuk membuktikan surat BPIP.

“Saya lakukan pemeriksaan ulang sebagai second opinion di RS Bhayangkara & RS SMC/Telogorejo Semarang. Alhamdulillah tidak ditemukan adanya impaksi maupun skoliosis.” kata Dewi.

Dewi pun sempat menyatakan anaknya bersedia untuk melakukan tes kesehatan kembali di mana pun untuk membuktikan bersama masalah kesehatan anaknya. Hal yang sama juga ia minta diberlakukan untuk pengganti Fabian.

Namun pada akhirnya, Dewi menyatakan putranya memilih mengundurkan diri dari segala hal yang berkaitan dengan Paskibraka Nasional maupun Provinsi. “Doa Kami, semoga keluarga, anak & cucu mereka tidak akan merasakan apa yg dirasakan putra kami Fabian dan keluarga kami,” ujarnya.

Hingga saat ini, menurut Dewi, pihak BPIP maupun pihak terkait lainnya belum memberikan respons kepada Fabian secara langsung.

Respons BPIP melalui keterangan pers

Melalui laman resminya pada 25 Juli 2023, BPIP menyampaikan klarifikasi mengenai pembatalan sejumlah calon paskibraa nasional. Salah satunya termasuk calon Paskibraka Nasional Provinsi Jawa Tengah.

“Calon Paskibraka yang diusulkan oleh Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Jawa Tengah, tidak memenuhi persyaratan kesehatan karena tidak mengikuti prosedur dan ketentuan, sehingga calon paskibraka yang bersangkutan perlu ditinjau kembali,” ujar BPIP.

Adapun saat ini, para Paskibraka Nasional yang terpilih telah mengikuti pemusatan latihan di Jakarta sejak 17 Juli lalu. Mereka akan mengikuti berbagai pelatihan hingga 15 Agustus untuk mempersiapkan diri mengibarkan bendera pusaka pada peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2023.

Peristiwa serupa

Bukan hanya Fabian yang mengalami hal sama. Ada sejumlah siswa lain yang harus menerima kegagalan untuk mewakili daerahnya menjadi Paskibraka Nasional.

Doni Amansyah asal Sulawesi Tenggara atau Sultra gagal menjadi calon paskibraka nasional setelah dinyatakan gugur sehari menjelang keberangkatan ke Jakarta. Bahkan kasus Doni ini sampai berujung pada saling lapor antara keluarga Doni dengan panitia seleksi Paskibraka dari Badan Kesbangpol Sultra.

Perkara bermula saat Doni mengikuti seleksi Paskibraka Nasional wilayah Sultra oleh panitia dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau BPIP selama tiga hari pada 15 hingga 18 Mei lalu. Pada akhir seleksi, Doni dan pasangannya terpilih sebagai kontingen inti yang akan berangkat ke Jakarta. Namun tanpa mendapat kabar lebih dulu, perwakilan Sultra yang akan berangkat adalah kontingan cadangan. “Kami menduga adanya kecurangan pansel tingkat provinsi dan intervensi gubernur dalam perubahan nama ini,” kata Andri, kuasa hukum keluarga Doni.

Selain Doni, ada Nanda Maulidya asal Maluku Utara. Ia dinyatakan gugur dua hari sebelum keberangkatan meski sebelumnya telah dinyatakan lolos Seleksi Nasional Capaska perwakilan Maluku Utara sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan per 16 Mei 2023.

Pada Kamis, 13 Juli 2023, keluarga Nanda menerima surat yang menyatakan Nanda digantikan kandidat lain. Alasan Nanda digugurkan lantaran tidak memenuhi standar capaska tingkat pusat, yaitu standar kesehatan mata.

Berdasarkan petunjuk teknis BPIP Nomor 267/PE/02/2023/D5 tentang Standar Kesehatan Mata, standar kesehatan mata capaska tingkat provisi 6/6 sampai 6/12. Sedangkan standar kesehatan mata capaska tingkat pusat adalah 6/6 (mata normal). Hasil pemeriksaan Medical Check Up menunjukkan kedua mata Nanda menggunakan lensa Spheris S-1,5 ODS. Berdasarkan data tersebut, Nanda dinyatakan tidak memenuhi kualifikasi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus