Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Charta Politik Indonesia, Yunarto Wijaya, mengatakan ada penurunan elektabilitas pasangan Ridwan Kamil-Suswono jika membandingkan sigi dari tiga lembaga survei baru-baru ini dalam kaitan dengan Pilkada Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setidaknya ada tiga lembaga survei yang merilis temuan mereka pada September. Tiga lembaga survei ini adalah Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 6-12 September, Poltracking pada 9-15 September, dan Charta Politika pada 19-24 September.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kang Emil masih bisa mempertahankan posisinya di nomor satu, tetapi terjadi tren penurunan dari survei pertama dibanding survei kedua, atau survei pertama dibanding survei ketiga,” kata Yunarto saat Rilis Hasil Survei Pilkada Jakarta ‘Mengukur Jagoan Elektoral di Pilkada Jakarta’, Kamis, 3 Oktober 2024.
Sebelumnya, sigi LSI mencatat elektabilitas RK-Suswono di angka 51,80 persen. Namun angka ini turun pada sigi Poltracking yang mencatat elektabilitas mereka pada 47,5 persen. Elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono naik sedikit pada sigi Charta Politika pada angka 48,3 persen. Artinya, terjadi tren penurunan elektabilitas RK-Suswono dengan selisih 3,5 persen dari awal hingga akhir September.
“Kang Emil-Suswono sudah menjauh dari angka amannya di atas 50 persen. Jadi ini lampu kuning buat tim suksesnya,” ujar Yunarto.
Berbeda dari RK-Suswono, elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno justru mengalami kenaikan yang linier. Yunarto menuturkan, dalam selisih waktu dua minggu dari survei pertama LSI di angka 28,4 persen naik ke angka 31,5 persen pada survei kedua yang dilakukan Poltrackinh. Survei ketiga yang dilakukan Charta Politika menempatkan Pram-Rano dengan elektabilitas 36,5 persen. Artinya, ada tren kenaikan sebesar 8,1 persen dari tiga survei yang dilakukan sejak awal dan akhir September.
“Ruangnya untuk mengejar masih cukup besar terutama buat Mas Pram, angka pengenalannya baru di angka 59 persen. Kita tahu orang yang lebih mungkin punya ruang menaikkan elektabilitas adalah dia yang tingkat pengenalannya masih terbatas,” ujar Yunarto.
Yunarto mengatakan masih ada kesempatan Pramono dengan, misalnya, memasang alat peraga kampanye, personal branding, hingga lebih sering terjun ke lapangan. Namun bagi kandidat yang memilki tingkat pengenalan yang sudah tinggi seperti Ridwan Kamil dan Rano Karno, akan sulit menaikkan elektabilitas.
Selain Pramono-Rano, pasangan Dharma Pongrekun dan Kun Wardana juga mengalami tren kenaikan dari tiga sigi meski jauh dari angka kompetitif. Pasangan ini mengalami kenaikan 2,4 persen dari survei LSI sebesar 3,2 persen, survei Poltracking 5,1 persen, dan Charta Politika 5,6 persen.