Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Darah Kita Masih Bersih

Menurut ketua umum Palang Merah Indonesia pusat, Ibnu Sutowo, swasembada darah selama ini selalu tercapai. Tapi sumbangan dana untuk PMI sangat seret. Ada 180.000 donor tetap yang tercatat di PMI.

26 September 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BUKAN swasembada beras saja yang, telah dicapai Indonesia. Tapi juga swa, sembada darah. "Alhamdulillah, swasembada darah selama ini selalu tercapai," kata Ibnu Sutowo, Ketua Umum Palang Merah Indonesia Pusat. Menurut ketentuan, darah asing memang tidak dibolehkan masuk Indonesia, kecuali untuk kasus tertentu. Ibnu Sutowo, bekas Direktur Utama Pertamina, mengucapkan itu dengan nada bangga. Itu bisa dimengerti, karena swasembada darah itu menunjukkan bahwa masih cukup banyak orang Indonesia yang bersedia menyumbangkan darahnya. Soalnya, persediaan untuk transfusi darah selama ini dipenuhi dari para donor. "Tak berlebihan bila kita memberi hormat dan salut kepada mereka," kata bekas orang minyak yang kini juga mengurusi darah tersebut. Karena itu, pekan lalu, dalam peringatan ulang tahun PMI ke-42, Ibnu Sutowo menyematkan peniti emas kepada 51 orang donor yang telah menyumbangkan darah 75 kali. Artinya, yang paling tidak telah menyumbangkan 15 liter darah mereka untuk tujuan kemanusiaan. Mereka juga diterima Presiden di Istana Merdeka pekan lalu. Ada 180 ribu donor tetap yang tercatat di PMI. Tugas rutin PMI adalah untuk menyelaraskan irama persediaan dan kebutuhan. Penyelarasan itu ternyata makan biaya besar. "Tahun ini PMI Pusat mengeluarkan dana sampai Rp 3 milyar," ujar Ibnu. Bagi PMI, darah tak diperlakukan sebagai komoditi. Biaya yang dibebankan kepada pemakai hanya sebatas penggantian pengeluaran PMI, yakni Rp 10 ribu untuk 250 cc darah. "Kalau tidak mampu bayar, ya, dibebaskan sepenuhnya," ujar dr. Masri Rustam, Kepala Divisi Transfusi Darah PMI Pusat. Dan di sinilah Ibnu Sutowo mesti cermat berhitung. Mobilisasi dana dari masyarakat ternyata seret, sedangkan dana bantuan dari pemerintah hanya menambal kebutuhan kurang dari 10%. Di tengah dana yang sesak ini, PMI masih diganjal problem lain: agar menyediakan darah sehat, bebas dari segala kuman penyakit, terutama AIDS. Tempo hari, PMI berniat mensyaratkan tes bebas AIDS bagi para donor, tapi urung lantaran Depkes tak merestui. "Darah orang Indonesia masih bersih. Penularan penyakit akibat transfusi kecil sekali insidensinya, bahkan untuk AIDS masih nol," kata Masri Rustam. Dana yang sempit di PMI itu kadang berhenti mengalir. Seperti terjadi di PMI Cabang Surabaya. Hampir Rp 80 juta dana PMI macet di RS Dr. Sutomo Surabaya. Jumlah tersebut berasal dari tunggakan pembayaran bulan Mei sampai Agustus 1987. Dr. Loekman Ichsan, Kepala Bagian Dinas Transfusi Darah PMI Surabaya mengaku sudah berulang kali menagih. Tapi Loekman malah merasa diping-pong dari satu pejabat ke pejabat lainnya. Inilah susahnya. Akhirnya Loekman kesal. Melalui media massa, dia mengancam akan mengurang jatah pengiriman darah ke RS Dr. Sutomo, yang setiap bulannya mencapai 60% dari tujuh ribu kantung darah yang dihasilkan PMI Surabaya. Apa boleh buat. "Dana operasional terganggu, sehingga kami tak bisa melayani permintaan seluruhnya," kata Loekman, memberikan alasan. Dana yang tersedia tak cukup untuk menyediakan tujuh ribu buah kantung darah yang Rp 5 ribu per unit. Sementara PMI Surabaya hanya minta imbalan Rp 7 ribu sampai Rp 12,5 ribu per kantung. Ancaman Loekman itu segera ramai diberitakan oleh media massa setempat. Rupanya, gertakan Loekman efektif. Pekan lalu, Biro Keuangan Pemda Jawa Timur mengirimkan SPMU (Surat Perintah Membayar Uang) ke PMI Surabaya. Dana bisa segera dicairkan di Kantor Perbendaharaan Negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus