Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosial

Dari gelap terbitlah dai

Perubahan sikap seseorang dari jalan gelap ke jalan islam sudah ada sepanjang sejarah islam karena batinnya tersentuh. kisah umar bin khatab, sunan kalijaga dan syekh muhammad jamil jambek.

11 April 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TERSENTUHNYA batin seseorang hingga ia berubah dari jalan gelap ke jalan Islam, mungkin bisa ditemui di sepanjang sejarah Islam itu sendiri. Ini bukan sesuatu yang ajaib. Misalnya perubahan Umar bin Khatab, salah seorang sahabat Nabi. Umar sebelum menjadi sahabat dan pahlawan Islam adalah orang yang paling jahiliah di Mekkah. Hampir semua dosa besar pernah dilakukan Umar, di antaranya membunuh anak perempuannya. Setelah sadar dan memeluk Islam, Umar bin Khatab sering berkunjung ke kuburan anak perempuannya sambil berlinang air mata. Perubahan sikap pada Umar bin Khatab itu memberikan kekuatan moral bagi Nabi dan kawankawan dalam melakukan dakwah. Di Jawa, riwayat setengah legenda dari Wali Sanga sangat dikenal. Terutama kisah Sunan Kalijaga, salah seorang Wali Sanga, yang kala mudanya bernama Raden Mas Said, dan menjadi pemimpin rampok. Mas Said senang sekali bertapa dan menuntut ilmu kebal. Semakin sakti ilmunya, semakin jahat ia. Tapi datanglah hari itu, ketika Mas Said menghadang seseorang yang lewat di daerah itu. Berbeda dengan korban-korban Mas Said selama ini, orang satu ini tampak tenang, tak menunjukkan rasa takut sedikit pun. Dan ia berkata, ia tidak mempunyai uang atau harta apa pun, selain tasbih untuk berzikir dan sehelai jubah. Dasar perampok, jubah satu-satunya oleh Mas Said dirampasnya juga. Kata si orang berwajah tenang itu, buat apa harta, toh semua itu adalah pinjaman dari Tuhan. Lalu ia menunjuk ke pohon sagu di sebelah Mas Said. Ketika Mas Said menoleh ke arah pohon sagu, ia lihat pohon berubah jadi emas berkilauan. Akhirnya Mas Said sadar dan memohon pada lakilaki tersebut, yang ternyata Sunan Bonang, diangkat menjadi muridnya. Permintaan perampok itu dikabulkan Sunan Bonang dengan syarat ia harus bersemadi di pinggir sungai sampai Sunan Bonang menemuinya lagi. Singkat cerita, Mas Said akhirnya jadi wali dan bergelar Sunan Kalijaga. Ia berkelana ke pesisir utara Jawa seperti Juwana, Jepara, Pekalongan, sebagai mubaligh keliling, menyiarkan Islam. Kisah serupa ada pula di Sumatera Barat. Pada awal abad ke20 di Bukittinggi ada seorang ulama bernama Syekh Muhammad Jamil Jambek. Pada masa mudanya Muhammad Jambek terkenal sebagai seorang parewa atau preman, yang jagoan berjudi, menyabung ayam, mahir pencak silat, suka mengisap candu, dan gemar ilmu sihir. Pada usia 22 tahun, tahun 1885, atas nasehat Tuanku Kayo Mandiangin, ia mulai belajar agama dan bahasa Arab. Agaknya usaha itu tidak banyak memberi perubahan bagi tingkah laku Jamil Jambek, maka di tahun berikutnya ia dibawa ayahnya, Muhammad Saleh Datuk Maleka, seorang kepala nagari, ke Mekah. Di kota suci ini Jambek muda belajar membaca Quran kepada Khatib Kumanggo dan masih menyempatkan diri memperdalam ilmu sihir pada seorang Maroko di tanah suci. Barulah sisi gelap di hatinya lenyap setelah Jamil Jambek dibimbing oleh ulama besar Syekh Ahmad Khatib, guru Kiai Haji Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah. Pada 1903, dalam usia 40 tahun, Jamil Jambek pulang ke Minangkabau dan menjadi guru agama. Entah kenapa, waktu itu ia sempat berubah jadi parewa lagi, kemudian kembali ke jalan lurus lagi. Yang jelas, Guru Jamil Jambek kemudian dikenal sebagai tokoh yang mempelopori pengajaran agama Islam secara baru di zamannya. Ia tak cuma melulu mengajarkan Quran, juga ilmu pengetahuan umum. Umar bin Khatab, Sunan Kalijaga, dan Syekh Muhammad Jamil Jambek adalah tokoh-tokoh yang menurut istilah Dr. Zakiyah Darajad, guru besar psikologi Islam, mengalami perubahan sikap dari jalan gelap ke jalan Islam. Orang-orang seperti ini memang punya bekal lebih dalam menyampaikan dakwah, karena mengalami sendiri sentuhan Islam yang mengubah itu. JK

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus